"Pertemuan dan perpisahan adalah dua perkara yang saling berkaitan."
•••••
RIBUAN cara sudah Mevrick kerahkan untuk membuat Myla mengingat jati dirinya kembali, tetapi nihil. Makhluk kecil itu masih tak mengingat siapa jati diri, latar keluarga, pun beberapa momen dalam hidupnya.
Mevrick tak tahu lagi harus melakukan cara bagaimana agar makhluk kecil yang hinggap di bahunya itu mengingat semuanya.
"Kau beneran nggak ingat apa pun?" Mevrick kembali bertanya, menatap Myla yang berada di sisinya.
Makhluk kecil itu kembali menggeleng singkat. "Aku tidak mengingat semuanya, Mevrick. Aku benar-benar tidak bisa mengingatnya." Dia mengungkapkan tanpa menatap pemuda di dekatnya.
Mevrick menggertakkan rahangnya. Otaknya kembali diputar, kembali mencari cara untuk mengembalikan ingatan orang terkasihnya. Keduanya saling bungkam selama beberapa saat. Segelintir cahaya tiba-tiba saja tercetus dalam benak Mevrick, ia mendapat satu petunjuk.
Sesaat, pemuda itu beranjak dari gazebo, telapak tangannya ditautkan. "Ayo berbaring ke atas sini!" Dia menyuruh makhluk kecil di bahunya.
Makhluk kecil itu diam sejenak, setelahnya berdiri, mengepak sayap lantas mendarat pada telapak tangan pemuda pemilik alis tebal tersebut.
Mevrick memejamkan matanya sejenak. Kumohon, semoga kali ini berhasil. Tepat setelah mengatakan kalimat itu, dia mengembus napas sembari kembali membuka netranya.
"Myla." Mevrick memanggil lembut. Nada bicaranya melemah dengan sorot mata sendu menatap makhluk kecil bersayap di hadapannya.
Pemuda itu menghela napas. Netranya kembali terpejam. Ia tak tahu petunjuk terakhir ini akan berhasil atau justru kembali seperti petunjuk sebelumnya--nihil.
Semoga kau ingat dirimu, Myla. Mevrick kembali membuka netranya. Maniknya menyorot dalam manik biru milik makhluk kecil itu.
"Myla, aku ... mencintaimu. Aku tahu kau mencintaiku. Kau merubah wujudmu menjadi seorang manusia karena ingin membuatku bahagia, kan? Aku tahu itu. Aku nggak menganggap kita berbeda--awalnya. Tapi sekarang, aku mengerti dengan perkataanmu. Mengerti kalau kita itu benar-benar berbeda." Mevrick menghentikan ucapannya, gejolak rasa sakit menggelayuti hatinya. Ia kembali memejamkan mata selama beberapa saat.
"Maafin aku. Aku memang nggak pantas bersanding bersamamu. Aku manusia, sedangkan kau ..." Mevrick menghela napas, menggantung ucapannya. " ... seekor peri. Kita benar-benar berbeda."
Mevrick mengangkat tangannya, kedua telapak tangan yang mulai menyatu perlahan terpisah. Pemuda itu mendekatkan telapak tangannya pada bahu sebelah kiri, menempatkan makhluk kecil itu di sana. Ia masih kebingungan dengan semua untaian kalimat yang Mevrick torehkan untuknya. Ia hanya bungkam dengan netra menghunus manik cokelat milik pemuda di dekatnya.
"Kau peri alam. Kau memiliki sebutan peri penerjemah. Latar belakangmu kelam. Ayah-Ibumu ditikam oleh manusia kejam." Mevrick sangat lihai menjelaskan itu semua pada Myla. "Ada satu hal yang baru aku mengerti tentang dirimu, Myla. Kau memang seekor peri alam. Tapi, aku baru mengerti kalau kau bertugas mengantarkan perasaan cinta pada manusia. Kau peri alam dengan tugas mengirim perasaan."
Tepat setelah mengatakan itu, kepala Myla memanas. Semua kalimat yang Mevrick ucapkan menggaung di benaknya secara berulang-ulang. Makhluk magis berjenis peri itu memegang kepalanya, ia berdiri, mengepak sayap dan berhenti di udara dengan hujaman rasa sakit yang menggeluti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Lintas Takdir
Teen Fiction"Sekalipun kau seekor kupu-kupu--ah, seorang peri maksudku. Aku tetap mencintaimu. Walau, kutahu, pada akhirnya kau sama seperti para gadis yang pernah kutemui--pergi menjauh dari hidupku." [Diikutsertakan dalam event breakheart penerbit Bookoffice]...