Nakal

10K 351 2
                                    

"Halo?"

"Oy, Jen. Udah otw belom?" Suara dari sebrang sana terdengar.

"Ini mau, Lo malah telpon." Jawab Jeno.

Dia menghimpit handphonenya diantara bahu dan telinganya. Sedangkan tangannya bergerak memasang sarung tangan.

"Ya buat mastiin, atuh."

"Dahlah."

Setelah mematikan sambungan, Jeno langsung mengenakan helmnya dan mengendarai motor tersayangnya keluar dari halaman rumah mewah yang di huninya itu.

Tanpa sadar kalau kepergiannya di tatap oleh seseorang di balkon kamarnya.

Johnny menghela nafas lelah.

"Susah banget balikin dia ke pribadi dia yang dulu, Yuta.." keluh Johnny pada temannya lewat sambungan telepon.

"Sabar aja, tetep perlakuin dia sebaik mungkin."

"Kalo ga begitu, takutnya dia malah gamau lagi sama Lo dan milih hidup sendiri, John."

Johnny berbalik, memunggungi pagar balkon nya.

"Ya, seenggaknya dia masih dalam kendali Gua."

"Dan nakalnya gak senakal Lo dulu."

Johnny tertawa mendengar sahutan sahabatnya dari sebrang sana.

"Apa dia bakal jauhin dan ninggalin Gua, seandainya Gua ungkapin perasaan ini?" tanya Johnny setelah diam beberapa saat.

"Kalo Lo bisa bikin dia demen Lo juga ya gak bakalan." Jawab Yuta dengan enteng.

"Udah, gausah pusing mikirinnya. Bengkakin lagi ATM Lo tuh, berkas-berkas kerjain."

"Sialan." Kesal Johnny langsung mematikan sambungan.

***

Seru ramai terdengar di arena balap yang sudah di siapkan si penyelenggara.

"Jen, siap?"

Jeno tersentak kecil karena tepukan di bahunya.

"Loh? Gua turun?"

"Iyalah, ini kan giliran Lo yang turun." sahut Jaemin tanpa menoleh dari ponselnya.

Jeno mendengus kesal.

"Yaudah sekarang aja. Pokoknya Jam 12 harus udah selesai."

"Yeu, wuu dasar anak papih." ejek Haechan.

"Diem Lo, bola combro." balas Jeno.

Jeno pun bangkit mengikuti salah satu team work yang merekrut dia dan teman-temannya menjadi pembalap mereka.

Dia mula-mula mengecek motor tersayangnya. Tidak sendiri, dia juga di temani oleh team re-check nya.

"Aman semua, sih. Dah siap nge-gas ini mah."

Jeno mengangguk kecil.

Dia mulai bersiap untuk pertandingannya. Sejenak dia membaca notifikasi yang benar-benar baru masuk.

Ayah Jyannii

Jgn terlalu malam, jauhi rokok dan asapnya. Apalagi Alkohol.

Hati-hati, klo turun semoga menang. Good Luck, boy.

Inner ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang