Hari ini Jeno masih di antar Ayah nya karena Johnny masih juga menahan motor Jeno.
Sedangkan Jeno tidak mampu bernegosiasi dengan Ayah nya. Dia hanya bisa menurut dan menunggu Ayah nya menyerahkan kunci motornya.
"Jangan nakal lagi, jauhin asap dan rokoknya, jangan bolos dan belajar yang rajin. Kalo ada apa-apa langsung telpon Ayah."
Jeno sudah kelewat hafal dengan nasehat Ayah nya ini.
"Iya, Ayah hati-hati." Ucap Jeno sebelum keluar dari mobilnya.
"Nanti Ayah jemput."
Jeno mengangguk sebelum melangkah memasuki gerbang sekolahnya.
Sedangkan Johnny mulai melajukan mobilnya untuk pergi ke kantor.
Dalam hati dia berharap, semoga kali ini Jeno tidak berbuat ulah. Jujur saja, dia sedikit malu pada pihak sekolah karena anaknya ini nakal.
Tak jarang ada yang mengatakan kalau Johnny gagal mendidik anak.
Untung saja Johnny bukan orang yang perasa, semua omongan orang yang menurutnya tidak pantas di dengar pun tidak begitu dia pikirkan. Tidak perduli, yang penting Jeno bersamanya dan Jeno dalam kendalinya.
Masih dalam perjalanan, Johnny mendapatkan panggilan dari sekertaris nya.
"Ya, Halo?"
"Halo, Pak. Apa bapak akan segera ke kantor dalam waktu dekat?"
"Iya, ada apa?"
"Ada tamu, Pak. Atas nama Jeavin Dengshan, Apa bapak kenal?"
Johnny terdiam, dia berusaha mengingat nama tersebut. Meski terdengar familiar, tapi Johnny benar-benar lupa wajah Jeavin dan siapa Jeavin ini.
"Apa keperluannya untuk membahas pekerjaan?"
"Dia bilang tidak, Pak. Hanya ingin bertemu dan mengobrol santai."
"Kalau gitu minta dia tunggu di cafetaria, meja nomor 10. Kurang dari 5 menit lagi saya sampai. Terima kasih."
Setelah memberikan perintah, Johnny langsung mematikan sambungan.
Sembari mengemudi, Johnny berusaha mengingat-ingat siapa Jeavin ini.
***
"Selamat pagi, Pak." sapa resepsionis saat Johnny memasuki lobi kantor.
Johnny hanya mengangguk kecil tanpa ekspresi, seperti biasa.
Sapaan itu juga selalu dia terima dari karyawan lainnya dan selalu dia balas dengan anggukan kecil.
"Hanasa, Dia udah di tempat?" Tanya Johnny saat melihat sekertaris nya lewat dengan secangkir kopi.
"Oh, iya pak, sudah."
Johnny mengangguk dan langsung berlalu ke cafetaria. Dia juga benar-benar penasaran, siapa Jeavin.
"Johnny Suh."
Mendengar suara itu saat tiba di cafetaria, Johnny langsung menoleh ke asal suara.
Dia langsung mendekat ke meja nomor 10.
"Long time no see, John."
Johnny tersenyum lebar saat dia benar-benar mengenal laki-laki seumurannya yang tampak bersemangat untuk bertemu dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inner Child
Fanfiction-- GA SUKA SKIP, JGN KAYAK ORG TOLOL -- Johnny - Jeno story (semi daily) John!dom Jen!sun #BOYSLOVE #BOYPUSSY #SEMIINCEST #STEPFATHER