Johnny masih menunggu Jeno pulang. Dia juga masih di balkonnya, tanpa mau turun dan mengamati pekerjaan orang yang dimintanya datang untuk membersihkan rumah.
Well, memang biasanya Johnny mendatangkan orang beberapa hari sekali untuk membersihkan rumah mewah ini, atau sekedar masak masakan rumahan.
"Permisi, Tuan. Semua udah bersih, apa ada yang perlu di kerjakan lagi?"
Johnny menatap pintu kamar nya yang di ketuk, terasa sangat jauh di waktu ini.
"Terima kasih, Bu Sonah." jawab Johnny dengan suara yang dibuat sedikit keras agar terdengar hingga luar kamarnya.
"Baik, Tuan. Permisi."
Setelahnya hening lagi. Johnny masih menatap ke luar dimana langit semakin gelap dan jam menunjukkan pukul 10 lebih.
Dia menatap asbaknya, helaan nafas pun terdengar.
"Bisa mati Gua, kalo ngerokok hampir sebungkus terus." gumam Johnny.
Karena perutnya juga sudah terasa lapar, Johnny memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Daripada dia terus-terusan menunggu Jeno sambil menghabiskan rokoknya.
Dengan celana bahan diatas lutut, tanpa kaos dan rambut yang berantakan. Johnny keluar dari kamarnya.
Terlihat di meja makan sudah ada beberapa menu masakan rumahan, sesuai yang diminta Johnny pada Bu Sonah untuk memasakkannya.
Padahal Johnny tau, stok sayur atau bahan makanan sudah mulai menipis. Mungkin besok Johnny akan pergi belanja.
Dan akhirnya, Johnny makan malam sendiri hari ini.
Lagi-lagi helaan nafasnya terdengar berat. Sambil menyuap makanannya dengan tanpa nafsu, Johnny masih saja terus memikirkan bagaimana cara membuat Jeno percaya kalau apa yang Alea katakan itu tidak benar.
Semakin berfikir juga, membuat nafsu makan Johnny hilang dan berakhir Johnny mendorong piringnya dengan kasar.
Dia berdecak kesal, kepalan tangannya digunakan untuk memukul meja makan yang terlapisi kaca, membuat kaca tersebut memiliki retakan yang melebar.
'Dasar cewe sinting! gila laki-laki!. Untung aja Jeno gak mewarisi sifat nya yang itu. Cewe bajingan, emang.'
Sorot mata Johnny terlihat semakin menajam dan sedikit merah matanya dengan batinnya yang meneriakkan ribuan umpatan untuk Alea.
Sudah teramat marah, Johnny berniat kembali ke kamarnya, menunggu Jeno di balkon kamarnya.
"Ayah!"
Baru saja kakinya menginjak anak tangga pertama, langkah nya terhenti.
Johnny tidak tau kalau Jeno sudah pulang, dia bahkan tidak mendengar pintu utama dibuka atau suara langkah kaki.
Dia berbalik, menatap Jeno yang melangkah mendekat dengan jejak air mata yang jelas di pipinya.
Melihat itu, Johnny semakin merasa marah.
'Jadi dia percaya sama omongan Alea? begitu? apa perjuangan yang Gua lakuin bertahun-tahun buat jagain dia ini gak keliatan? huh?!'
Jeno menunduk dalam saat matanya menangkap sorot marah Johnny yang bahkan lebih terlihat menyeramkan dari episode Johnny marah lainnya.
Isakkan Jeno terdengar, sampai Jeno mengusap kasar air matanya dengan punggung tangan.
"Jeno, percaya Ayah.."
Dengan tergugu Jeno mengucapkan kalimat tersebut yang bahkan terdengar lirih namun jelas karena suasana yang hening.
Setelah berkata demikian, Jeno masih terdiam di tempat, masih juga dengan kegiatannya yang terus mengusap kasar air mata di pipinya. Dia belum berani menatap Johnny.
Tak lama kemudian, tubuh Jeno masuk dan tenggelam dalam dekapan Johnny yang sangat erat.
"Thanks, Love. I– I love you, really." bisik Johnny.
Jeno meremat bisep Ayah nya. "Ja–ngan marah Ayah~"
Johnny menangkup wajah Jeno, menghapus jejak air mata di pipi Jeno dengan lembut kemudian menatap Jeno dengan tatapan penuh damba nya.
"Sorry, hm?. Ayah bukan marah ke Jeno, maaf ya." ucap Johnny dengan lembut.
Jeno mengangguk pelan, dia kembali memeluk Johnny dengan erat dan mengusakkan wajahnya pada dada bidang Johnny.
"Ayah nafasnya bau rokok."
Johnny tersenyum kecil, "Maaf, tadi sempet."
"Dan perut Ayah bunyi."
Senyum Johnny berubah dengan kekehan kecil, "Ya, tadi Ayah hilang nafsu makan."
"Dan lagi, dada Ayah berisik, detak nya cepat dan keras."
Kali ini Johnny tertawa, dia mengecupi sepanjang bahu Jeno hingga ke belakang telinganya.
"You're the reason." bisik Johnny.
***
males bikin problem di cerita ini. heuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inner Child
Fanfiction-- GA SUKA SKIP, JGN KAYAK ORG TOLOL -- Johnny - Jeno story (semi daily) John!dom Jen!sun #BOYSLOVE #BOYPUSSY #SEMIINCEST #STEPFATHER