Mark

3.4K 238 1
                                    

"Halo, Ayah?"

"Iya? kenapa?"

Jeno tersenyum mendengar suara Ayah nya, "Jeno mau minta izin baliknya nanti, mau main dulu di cafe sama temen-temen."

"Jam berapa tuh pulangnya?" tanya Johnny penasaran.

"Em, gak tau sih."

"Gimana kalo Ayah jemput habis Ayah pulang kerja?"

Jeno menggulirkan matanya untuk memikirkan negosiasi dari Ayah nya ini.

"Okay. Nanti Ayah bilang aja kalo udah pulang, Jeno juga nanti bilang lagi dimana."

"Good boy, have fun, love."

"Tuhkan, dibolehin Gua mah." Ucap Jeno setelah panggilan terputus.

Dia menatap teman-temannya yang tampak diam tidak meresponnya, justru terlihat melongo.

"Kenapa?" tanya Jeno.

"Lo udah baikan sama Ayah Lo?" tanya Haechan.

Jeno berkedip-kedip, "Emangnya Gua pernah berantem sama Ayah Gua?"

"Bukan itu, anying."

"Udahlah, pokoknya hubungan Gua sama dia udah lebih better daripada sebelumnya."

"Yok lah, nanti keburu hujan, mendung noh." Ajak Jeno.

Segera mereka berjalan ke luar area sekolah dan ikut mengantri menunggu busway yang akan mereka naiki.

Tujuan mereka saat ini adalah pergi ke mall.

Biasanya mereka pergi menonton bioskop atau sekedar makan, nongkrong di cafe mall dan bermain di timezone.

Kali ini mereka berencana main dan makan disana.

Tiba di mall, langsung saja mereka bermain dengan puas. Hampir semua permainan mereka coba kecuali yang di khususkan untuk anak-anak.

Mereka juga karaokean cukup lama. Dan akhirnya berhenti saat perut mereka mulai terasa lapar.

"Turun aja, yok?" ajak Jisung.

Dia sebenarnya kurang suka makanan berat, dia lebih suka makanan ringan.

Dan di lantai atas, terdapat resto makanan berat, sedangkan di bawah lebih banyak cafe yang menjual makanan ringan.

"Atas aja, Ji. Kan mau makan."

"Dibawah juga ada, kan."

"Gua tau, Lo pasti males makan." celetuk Haechan.

"Iya, bener. Tapi kalo di bawah bisa sambil nunggu jemputan kan?. Apalagi Jeno, Ayah Lo bentar lagi jam pulang kan?"

Mereka bertiga berpandangan untuk berfikir sejenak. Dan akhirnya mengangguk setuju dengan usulan Jisung.

Akhirnya mereka pun turun ke lantai 1 dan memilih cafe yang terletak di lobi mall. Membuat mereka dapat melihat suasana di luar mall yang ternyata hujan deras.

"Itu Mark bukan, sih?" tanya Jaemin.

Mereka tertuju pada arah pandang Jaemin seketika.

"Iya tuh, samperin kaga?" tanya Jeno.

"Yok aja, gabung kita." ajak Haechan mendahului langkah mereka.

"Oi, bang!" sapa Haechan.

Mark menoleh dengan ekspresi terkejut, namun langsung berubah saat Mark mengenal anak-anak berseragam SMA yang menghampirinya ini.

Satu persatu bersalaman dengan Mark ala laki-laki.

"Baru ketemu kalian lagi, nih." ucap Mark.

"Eh, udah pesen?"

"Udah tadi kita pesen barengan sebelum kesini."

Mark mengangguk paham.

"Nugas bang?" tanya Jisung sambil melihat-lihat meja Mark.

Terdapat laptop, buku dan lembaran kertas yang di beri klip di pojok kertasnya.

"Iya, udah beres sih. Cuman lagi recheck aja."

Mereka pun akhirnya bergabung dan tenggelam dalam obrolan hangat, sedangkan diluar terasa dingin karena hujan yang mendera.

Selain mengobrol ringan, mereka juga saling bertukar nomor handphone dan instagram.

Ayah Jyannii

Jeno? dmn posisinya?
Ayah udah balik ini

di lobi mall ayah
di H.CO nya

Ok, Ayah jemput skrg ya

iya, hati'

Jeno memakan roti shouffel nya yang sedikit lagi habis. Mungkin dalam waktu kurang dari 10 menit Ayah nya datang.

"Bentar lagi Gua di jemput nih, kalian mau nebeng gak?" tanya Jeno.

"Boleh emangnya?" tanya Jisung.

Mengingat Ayah Jeno yang Jeno sendiri saja takut, apalagi mereka.

"Iya, santai aja."

Mereka pun mengangguk setuju, sedangkan Mark hanya diam.

"Lo, bang?" tanya Jaemin.

"Gua mah bawa motor, tuh di parkiran. Nanti kalo reda Gua balik. Lagian masih seneng disini juga."

Mereka pun mengangguk-angguk paham dan kembali melanjutkan obrolan.

Sampai tak berselang lama, Jeno bersiap pulang karena mobil hitam doff Ayah nya sudah terlihat memasuki area depan lobi mall.

Teman-teman Jeno pun ikut bersiap. Mereka berpamitan pada Mark yang masih ingin di tempatnya.

"Lo yakin ini gapapa? Gua takut anjir." ucap Haechan berbisik pada Jeno.

Jeno mengangguk saja mendengar pertanyaan itu lagi.

Johnny terlihat keluar dari mobilnya dengan payung.

"Mau sekalian ikut, kalian?" tanya Johnny pada teman-teman Jeno.

Langsung saja mereka mengangguk kompak.

"Oke langsung masuk aja, Jeno ayo."

Jeno langsung merapat pada Johnny, berlindung bersama di bawah payungnya. Dia di tuntun untuk masuk di kursi samping kemudi.

Sedangkan teman-teman Jeno memenuhi kursi belakang tanpa harus mengitari mobil.

"Siapa tuh? attractive banget, gila." gumam Mark memandangi kepergian Jeno dan teman-temannya.

Inner ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang