Tak terasa, ujian kelulusan sudah dekat. Dan waktunya tinggal beberapa hari lagi saja.
Jeno semakin dibuat pusing oleh materi-materi yang ternyata sangat banyak dan perlu di pelajari dengan cepat.
Dia jadi sering bergadang untuk belajar dan hampir selalu lupa waktu makan malamnya.
"Jeno?"
"Iya? masuk aja." jawab Jeno tanpa menoleh.
Dia kemudian mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya.
Johnny menarik kursi lain untuk duduk di kursi sebelah Jeno dan menatapi putranya yang tengah belajar dengan serius.
"Ayah liat dari kemaren kamu belajar terlalu keras, ada yang kamu gak paham? Ayah bisa bantu."
Mendengar itu, Jeno menatap Johnny dengan tatapan binarnya. Dia mengangguk cepat dan menggeser buku di sebelahnya.
"Di bagian ini, beberapa materi di mapel lainnya juga ada."
Jadilah malam itu, Johnny menjadi guru dadakan.
Selesai belajar, Jeno merebah di kasurnya. Sebenarnya belum selesai, tapi Johnny sudah memaksanya untuk tidur dan melarangnya terlalu sering bergadang.
Legam Jeno di belai lembut oleh Johnny.
Jeno menahan Johnny yang hendak pergi ke kamarnya untuk beristirahat.
"Oiya, lusa nanti, Grandma dateng kesini, main dan katanya kangen sama kamu." ucap Johnny.
Jeno langsung mengangkat kepalanya dari dada Johnny dan menatap Ayahnya dengan pandangan terkejut.
"Kok tiba-tiba?!"
Johnny menaikkan sebelah alisnya, kemudian tersenyum dan mengecup ujung hidung mancung Jeno.
"Dia tahu tentang kita."
Jeno makin terkejut mendengar hal tersebut. Anehnya, Johnny malah tertawa melihat ekspresi Jeno.
"Kok ketawa sih?!"
Johnny mengeratkan pelukannya pada Jeno dan menciumi pipi Jeno berkali-kali.
"Jangan takut, dia gak keberatan kok."
Jeno menatap Johnny tidak yakin, dia masih belum percaya dengan perkataan Ayahnya ini.
Membuat Johnny tertawa karena ekspresinya. "Udah, jangan dipikirin banget."
***
Tibalah hari dimana Grandma Jeno datang dari negara kelahiran Ayahnya, ke rumah mereka.
"Hi, Mom." Sapa Johnny.
Grandma tersenyum lebar bisa melihat putranya setelah sekian lama tak bertemu.
"Ow, I miss you, John." seru nya sambil memeluk Johnny dengan erat.
Johnny tertawa dan membalas pelukan ibunya, tak kalah erat. Dia juga merindukan ibunya.
"Mama kesini sendirian?" tanya Johnny.
Dia merebut koper di tangan Mama nya dan berjalan merangkul nya, meninggalkan bandara kota untuk pulang ke rumah.
"Iya, Adek kamu itu masih aja sibuk sama pekerjaannya. Sampe sekarang kan, kamu gak dapat undangan pernikahan nya?"
Sepanjang jalan, Johnny mendengarkan ocehan Mamanya. Banyak sekali hal yang baru Johnny tau dari mamanya ini.
Sampai mereka tiba di rumah, barulah giliran Johnny yang bercerita, terutama tentang Jeno.
"Dia panik waktu aku bilang Grandma nya mau dateng." ucap Johnny membuat keduanya tertawa.
"Terakhir kali mama ketemu dia, kan masih kecil dan belum terlalu akrab. Tapi mama suka kok sama Jeno, senyumnya manis."
Mama Johnny mendadak bernostalgia. Dia juga mengelilingi ruang tengah rumah mewah Johnny.
"Tapi, mama ikut seneng karena kamu sekarang semakin sukses disini."
Johnny tersenyum mendengarnya. "Mhm, aku lebih fokus dan berambisi waktu itu."
"Oiya, nanti Jeno pulang jam 4 sore lebih, Mama mau ikut jemput?"
Mama Johnny menggeleng, "Mama mau masak aja, kamu udah belanja bulanan belum?"
"Baru aja semalam,"
"Good. Yaudah mama mau istirahat ya? kamar mama dimana?"
Langsung saja Johnny mengantarkan mamanya ke kamar tamu, di lantai bawah tepat di sebelah ruang tengah.
Setelah itu, Johnny kembali ke kantor nya untuk menyelesaikan pekerjaan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inner Child
Fanfiction-- GA SUKA SKIP, JGN KAYAK ORG TOLOL -- Johnny - Jeno story (semi daily) John!dom Jen!sun #BOYSLOVE #BOYPUSSY #SEMIINCEST #STEPFATHER