Annyeong....
Update nggak terlalu lama kan🤭🤭
Makasih sudah nungguin cerita Sean dan Dea yaa😍Ayok dukung VZ dengan vote dan beri komentar lebih banyak di bab ini, mari kita 🔥🔥
Selamat membaca teman-teman 🤗
🫀
Sarah Annara, dikenal sebagai Nyonya Ares Mahastama. Walau umurnya sudah menua, ia masih sanggup menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anaknya. Ia mengerjakan semua masakannya sendiri. Mengingat hari ini adalah Minggu, hari libur untuk seluruh asisten rumah tangganya.
"Kamu tuh ya, udah anak gadis, tapi malas banget turun ke dapur. Nggak ada salahnya juga kok belajar masak." Pagi-pagi ia sudah dibuat mengomel oleh anak bungsunya, Gina Abigail Mahastama. Perempuan itu baru bangun dan langsung turun ke ruang makan.
Nara membawa hasil makanannya ke meja. "Mendingan tidur, Ma. Kan Mama tahu aku selalu kurang tidur."
Nara mendengus. "Tidur 10 jam masih kurang tidur?"
Gina mengangkat bahu. Ia mengambil sumpit dan menarik satu buah martabak tahu dari piring. Khusus hari ini dan besok, ia mendapat waktu off dari shift jaganya. Selagi ada kesempatan untuk beristirahat, maka harus dipergunakan dengan baik.
"Besok kamu ke mana?"
"Nggak ke mana-mana. Mama mau pergi?"
"Kita ke rumah Oma. Mumpung semuanya pada libur." Nara melepaskan apronnya dan meletakkannya di keranjang. Samar-samar, suara suami dan kedua anak lelakinya terdengar memasuki ruang tengah. Mereka bertiga baru saja pulang bermain golf dekat rumah.
"Oma Nat masih kurang sehat ya Ma?"
"Ya begitulah."
"Kenapa nggak siang ini aja kita ke sana? Nginap di sana?"
Nara duduk di kursi sebrang Gina. "We'll ask the boys first."
Bertepatan dengan Nara yang baru duduk di kursinya, suami dan kedua anaknya datang. Wajah mereka terlihat sedikit memerah, mungkin efek terpapar sinar matahari pagi.
"Enak banget ya gini, pulang-pulang disambut makanan enak," gumam Gerald yang duduk di sebelah Gina.
"Makanya nikah dong. Biar dimasakin sama istri," sahut Ares.
"Itu juga kalau istrinya bisa masak, Pa," balas Gina.
"Nggak ngaca kamu, Dek, Dek." Gerald menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Sebenarnya tugas memasak itu bukan tugas perempuan saja. Laki-laki juga tidak masalah kalau kebagian tugas memasak. Kami juga senang kalau kami dimasakin. Ya nggak, Pa?" Nara langsung mengulti suaminya di depan anak-anak.
Ares tertawa, "Bisa aja kamu. Pernah kok aku masakin kamu."
"Iya, tapi udah lama banget kan."
Mereka memulai makan berat mereka, mengambil masing-masing isi piringnya lalu mengambil sikap berdoa. Sean duduk di sebelah Mamanya, sehingga Ares berada di tengah-tengah mereka.
Ada banyak lauk yang dihidangkan, tidak lupa buah sebagai pelengkap makanan mereka. Gizinya lengkap dengan porsi yang pas. Begitulah semestinya makan di rumah. Bukan hanya soal jenis dan kuantitas makanannya, tapi orang-orang yang ikut membersamai kegiatan itu. Hanya dengan makan bersama keluarga, kita merasa sudah punya rumah sesungguhnya.
"Ko, tolong ambilin aku martabaknya lagi," ucap Gina sambil menunjuk piring di dekat saudaranya itu.
"Nih, makan yang banyak. Yang ini juga makan. Kamu kurusan sekarang. Nggak dikasih makan apa sama bosmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DPD (On Going)
RomanceDPD (Sequel Dosen Bucin & DSM) Deaby Emma Ellona Putri Brahmana (Dea), seorang desainer muda berbakat yang karyanya pernah digunakan oleh model ternama dunia. Kepulangannya ke Jakarta ialah untuk meneruskan usaha butik milik Oma nya, Butik O'Deil. I...