Dear all, sorry for late update🥹🥹
I hope you guys doing well, and happier after read our love Sean & Dea story🫶🏻🫶🏻😉Please stay and support this story till the end🤭🤭🥰
Happy reading all😍
🫀
Sekitar jam 5 sore, Sean dan Dea pamit dari Panti Asuhan menuju restoran di mana ulang tahun Sean dirayakan. Pastinya di sana akan ada keluarga besar Sean yang untuk ketiga kalinya Dea temui setelah acara perusahaan di Rumah Sakit Mahastama dan kunjungan ke rumah mereka.
Dan yang membuat Dea termenung saat ini ialah status barunya setelah menerima lamaran kekasihnya. Ia berpikir apakah Sean akan mengumumkannya nanti? Apa reaksi keluarga mereka? Dan bagaimana Dea memberitahukannya pada orang tuanya? Belum lagi keputusannya yang belum matang mengenai rencana ke US. Kepalanya sedang pening sekarang.
"Ada masalah?" Laki-laki yang sedang menyetir itu bertanya. Mereka sedang dalam perjalanan ke restoran setelah singgah dahulu ke apartemen untuk bersih-bersih dan berganti pakaian.
Dea menjawab sambil melihat jari manisnya. "Banyak kejutan yang aku gak nyangka bisa aku terima tahun ini. Kadang kepikiran, kira-kira apa ujian hidupku nanti."
"Jangan terlalu dipikirkan, ikuti saja alurnya," kata Sean.
"Berat ternyata. Jadi anak perempuan pertama di keluarga." Dea menghela napasnya, ia sempat adu tatap dengan Sean. "Gimana, Bang, rasanya jadi anak pertama?"
Sean sempat tertawa. "Sama, berat juga. Jadi harapan keluarga, panutan untuk adik, ya seperti ada tuntutan untuk tidak boleh gagal. Kamu lagi di fase quarter life crisis, wajar kamu sering bimbang, sering bingung dengan perasaan sendiri." Sean menepuk punggung tangan Dea. Kemudian ia menambahkan, "Coba dibuat agenda liburannya. Mungkin setelah pestanya Andrani. Jadi, kamu punya waktu tenang untuk memikirkan semuanya."
"No budget."
"I'll pay."
"How much?"
"How much do you want?"
Dea kemudian tertawa. "Mau liburan bareng maksudnya?"
"Kalau kamu mau. Liburan sendiri juga nggak masalah kok. Justru bagus kan buat kamu. Kita meminimalisir faktor eksternal yang membuat kamu terpengaruh untuk mengambil keputusan."
"Boleh juga. Akan aku pertimbangkan sarannya. Beserta budget nya hahaha." Dea langsung melihat jadwal di kalender ponselnya. Pesta Andrani akan dilaksanakan di minggu depan di Bali. Waktu yang tepat sepertinya. Karena di minggu berikutnya, Dea hanya akan fokus mendesain gaun dan memantau projek yang kemungkinan akan diambil di tahun depan. Dan itu bisa ia kerjakan secara mobile, tidak harus datang ke kantor. Lalu, ada pelaporan keuangan dan kondisi perusahaan, yang jadwalnya diundur karena Papanya sedang sibuk dengan urusan kampus.
Dea langsung menghubungi Nina, memintanya untuk mengosongkan jadwal sekitar 1 minggu. Dea akan mengikuti kata hatinya sekarang. Benar, ia butuh liburan, butuh tempat tenang untuk memikirkan semua ini yang kadang ia juga tidak mengerti kenapa ia harus memikirkan ini seribet itu.
"Sudah ketemu tanggalnya?"
"Sudah. Minggu depan."
"Oh, really? Setelah pesta Andrani?"
"Iya."
Jemari Sean mengetuk-ngetuk di atas setir. "Berangkat sendiri?"
"Kamu mau ikut? Katanya tadi aku lebih baik sendiri."

KAMU SEDANG MEMBACA
DPD (Tamat)
RomanceDPD (Sequel Dosen Bucin & DSM) ♥️Yuk Follow Dulu Sebelum Baca♥️ --- Deaby Emma Ellona Putri Brahmana (Dea), seorang desainer muda berbakat yang karyanya pernah digunakan oleh model ternama dunia. Kepulangannya ke Jakarta ialah untuk meneruskan usaha...