05. Keikhlasan dan Keputusan (21+)

659 20 11
                                    


Selamat membaca!!

......

"LANGIT, SAVEL, KALIAN BERDUA. APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH" teriak Sadeva kala membuka pintu ruang rawat Langit.

Langit dan Savel langsung membenarkan posisi tubuhnya.

"Menjijikkan" lirih Bumi yang juga melihat apa yang dilakukan Langit dan Savel barusan.

.......

"Kalian tidak malu kah melakukan hal tidak senonoh di rumah sakit ini? Apa kalian ingin mengumbar kemesraan disini? Jika orang lain yang melihatnya bagaimana?" rentetan pertanyaan dari Bumi tidak ada yang berani menjawab termasuk Sadeva papah dari Langit.

Sebab posisi mereka berdua tadi Langit dan Savel saling berciuman dan jangan lupakan posisi tangan mereka berdua yang saling memegang alat kejantanan nya namun saling bertukar pegangan.

"Savel, lepaskan tanganmu dari calon suamiku" ucap Bumi namun matanya menatap tajam ke arah Savel dan dengan segera Savel melepaskan tangannya begitu juga yang dilakukan Langit dengan segera melepaskan tangannya juga.

Langit duduk membenarkan posisinya agar lebih muda untuk berbicara.
"Apa maksudmu Bumi? Calon suamimu?" tanya Langit mengerutkan keningnya.

"Langit, papah akan menjodohkan kamu dengan Bumi dan papah tidak menerima bantahan apapun karena ini sudah keputusan papah" ucap Sadeva dengan tegas.

Sadeva memicingkan matanya guna untuk melihat keadaan Savel yang sekarang sudah menunduk lemas dicampur takut.

"Langit tidak mau pah. Langit mencintai Savel dan hanya Savel yang akan menjadi pendamping ku selamanya".

Savel tersenyum kala mendengar jawaban dari Langit. Namun tak lama senyum itu luntur disaat Sadeva mengatakan hal yang membuatnya sakit hati.

"Papah baru tau kalau kamu memiliki penyakit gagal ginjal bahkan papah maupun mamah tidak memiliki penyakit tersebut. Harusnya kamu sekarang berterimakasih kepada Bumi karena sudah memberikan ginjalnya kepadamu dengan sukarela" helaan nafas terdengar dari Sadeva "Tinggalkan Savel yang tidak tau diri itu, Savel bahkan tidak mau  memberikan ginjalnya kepadamu dan seharusnya kamu tau itu Langit. Sekarang lihatlah siapa yang mau berkorban untuk hidupmu?" lanjut Sadeva.

"Savel"
"Maaf mas Langit, yang dikatakan papah mas Langit benar. Lagipula mana mungkin aku mau memberikan ginjalku dengan cuma-cuma kepada mas Langit? Nanti aku tidak bisa bekerja dengan lancar sebagai model" jelas Savel.

3 lelaki yang ada diruangan itu terkejut mendengar ucapan Savel, bahkan Langit saja tidak menyangka dengan Savel. Apa selama ini perilaku Savel yang ditutupinya? Bahkan kebersamaan mereka berdua selama 11 tahun ternyata belum sepenuhnya untuk saling mengerti satu sama lain.

"Aku tidak percaya" Langit mengelak dengan apa yang terjadi sekarang. "Pasti kamu kan sayang yang donorin ginjalnya untuk mas?" tanya Langit yang masih tidak percaya.

"Apa perlu papah panggil dokter dan serta bukti untuk semuanya agar kamu percaya Langit? Kamu tidak melihat bagaimana keadaan Bumi sekarang? Bahkan pakaian Bumi dan Savel saja sudah berbeda? jelas Sadeva.

Langit langsung mengalihkan perhatiannya ke arah Bumi dan berganti ke arah Savel. Memang benar, Bumi masih dengan pakaian sebagai pasien sedangkan Savel? Savel memakai pakaian seperti biasanya.

"Bumi, apa itu benar?" tanya Langit dan berharap Bumi menjawab tidak.

"Ya" jawab Bumi dengan singkat namun bisa membuat harapan Langit runtuh.

Takdir sekali lagi mempermainkan nya.
Takdir sekali lagi harus memberinya rasa sakit.

"Bumi mau keluar" "Om, tolong tepati janji om" ucap Bumi pada Sadeva sebelum akhirnya keluar dari ruang rawat inap Langit.

LOVE DESTINY 21+ (HYUCKNOMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang