03. Pengorbanan dan Perjodohan

516 24 15
                                    


Hari pun semakin siang dan suasana dirumah sakit semakin ramai karena banyak orang yang mengunjungi atau sekedar untuk menjenguk seseorang yang dirasa perlu bantuan atau hal lainnya.

Disana dilorong ruangan oprasi lantai 2, sudah banyak orang untuk menunggu 1 orang lelaki yang saat ini sedang menjalani oprasi penjahitan di kepalanya serta di berbagai bagian tubuh yang mengalami luka sobekan.

"Om Sadeva" panggil Savel dengan sopan berharap Sadeva atau papahnya Langit mau menjawab ucapan atau sekedar sapaannya. Namun itu semua nihil, alih-alih Sadeva hanya fokus pada satu sosok laki-laki yang sekarang sudah duduk sambil menenangkan keadaan Sadeva.

Sadeva nih antara pura-pura sedih atau emang ada hal maksud lain?

"Om tenang aja, Mas Langit pasti bisa lewatin masa kritisnya. Sekarang Om tenang ya, tadi juga aku sudah mendonorkan darahku ke Mas Langit, jadi kemungkinan Mas Langit bakalan cepat sadar sehabis di oprasi" jelas laki-laki berwajah manis nan lembut serta tak lupa memiliki mata sipit namun penuh kelembutan.

"Om merasa bersyukur bisa mengenal kamu Bumi. Terimakasih sudah membantu untuk penyembuhan Langit, tidak seperti dia" ucap Sadeva diakhiri dengan lirikan sinis yang ditunjukkan untuk Savel.

Savel hanya bisa tersenyum mendengar perkataan Sadeva.

Ya! Dia adalah Bumi paling tepatnya Bumiraga, laki-laki yang sudah membantu menelpon pihak rumah sakit untuk melaporkan atas terjadinya kecelakaan yang dialami Langit dan Savel tadi pagi.

"Tinggg"
Lampu hijau menyala, itu berarti oprasi berjalan sangat lancar namun ucapan dokter mengagetkan ke 3 lelaki yang ada disana yang sekarang sudah berdiri.

"Ambil punya saya saja dok, saya masih sehat dan pasti sangat cocok untuk Mas Langit" ucap Bumi.

"Biar aku saja Bumi. Kamu tidak perlu melakukan segitunya untuk pacar ku" jawab Savel tak mau kalah namun masih dengan nada lembut.

"cihhh pacar? apa aku biarin aja ya?" pikir Bumi dalam hatinya.

"Ya sudah, kalau gitu kamu saja" suruh Bumi.
"om setujukan? Om harus setuju, lagian dia berhak untuk melakukannya karena dia pacarnya Mas Langit" bujuk Bumi pada Sadeva.

Cukup berat untuk memilih tapi demi keselamatan anaknya yang tidak tau diri itu, Sadeva harus mengiyakan ucapan Bumi.

"Ini bisa jadi kesempatan buat aku melakukan tujuanku" pikir Sadeva.

"Baiklah! Om setuju"

Savel sungguh senang sangat senang mendengarnya, dan ini bisa jadi kesempatan untuk mendapatkan restu dari papahnya Langit. Apalagi jika Savel menjadi nyonya besar di keluarga Langit, pasti nanti harta yang dimilikinya akan bertambah dan bisa membuat panti asuhan yang lebih luas untuk menampung anak-anak ataupun bayi diluaran sana yang dibuang orangtuanya.

"Baiklah! Mari ikut saya ke ruang pengecekan dan melihat apakah ginjal Mas Savel masih berguna dengan baik atau tidak" ajak sang Dokter laki-laki yang baru saja menangani oprasi Langit.

"Baik dok. Ayok" jawab Savel.

Dokter dan Savel pun pergi untuk mengecek kesehatan tubuh Savel serta mengecek kesehatan ginjal Savel.

......

"Aku baru tau kalau Mas Langit punya riwayat gagal ginjal di sebelah kiri. Apa Om tidak pernah bertanya tentang keadaan Mas Langit?" tanya Bumi.

"Om selalu tanya kok, bahkan om selalu ada untuk Langit. Apa Langit ingin kita tidak tau penyakit nya?" tanya balik Sadeva.

Bumi merasa curiga dengan jawaban Sadeva, seperti tidak ada keseriusan dalam menjawab pertanyaannya.

LOVE DESTINY 21+ (HYUCKNOMIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang