Pagi sudah tiba, jam terus bergerak sampai akhirnya menunjukkan pukul 12:15. Savel sudah bangun lebih awal sekitar 2 jam yang lalu, sedangkan Langit masih terlelap dalam tidurnya. Sejak tadi Savel ingin membangunkannya karena ponsel milik Langit terus berdering.
Tertera tulisan Papah calling.
Ingin Savel mengangkatnya namun takut. Hubungan Savel tak pernah direstui oleh papah Langit. Segala cara sudah dilakukan Savel, ah ralat maksudnya keduanya sama-sama berusaha agar diberikan restu namun tak kunjung didapat.Hubungan yang berjalan kurang lebih 11 tahun itu harus kandas kemarin juga. Pernikahan Langit dan Bumi membuat dirinya sangat terpukul, tapi melihat Langit yang masih ingin bersamanya tentu perasaannya sangat senang tapi juga ada rasa bersalah.
Lamunan itu buyar saat sekali lagi dering ponsel milik Langit bersuara. Terlihat Langit sedikit merasa terusik. Merasakan kasurnya bergerak. Savel memberikan sebuah senyuman manisnya untuk sapaan selamat siang kepada Langit.
Papah
"Langit pulang. Papah tunggu dirumah sekarang juga"
"Tidak ada alasan untuk menolak"Langit pasti tau jika apa yang akan terjadi nantinya saat sudah sampai di kediaman Sadeva sang papahnya. Sejak dulu kehidupannya selalu disetir bahkan untuk siapa dirinya menikah sudah ditentukan. Apa dirinya tidak boleh bahagia bersama Savel, sang pacarnya yang selalu menemaninya saat dirinya terpuruk?
Itu hanyalah angannya saja.
Savel yang melihat Langit termenung merasa bersalah karena tidak membangunkannya sejak tadi, sejak telfon milik Langit berdering.
Savel dapat melihat raut muka wajah milik Langit berubah, yang tadinya baik-baik saja berubah menjadi kesal. Kerutan di dahi Langit terlihat tercetak jelas oleh mata Savel.
"Mas Langit, ku mohon apapun yang terjadi tetaplah bersamaku. Disini aku hanya sendirian dan hanya memilikimu seorang saja" batin Savel.
"Mas Langit".
Langit menoleh ke arah samping tempat tidurnya, mendapati kekasihnya yang masih begitu cantik dan lembut saat terbangun dari tidurnya. Mendaratkan bibirnya untuk mencium kening milik Savel.
"Kenapa sayang? Ada apa hem?" tanya Langit begitu lembut, sangat berbeda saat berbicara dengan Bumi waktu di acara pernikahan kemarin.
"Aku minta maaf". Savel menundukkan kepalanya berusaha menyembunyikan rasa bersalahnya. Entah hanya untuk acting atau emang merasa bersalah.
Langit memegang dagu Savel, lalu menangkup kedua pipinya dan berkata "Hey sayang, kenapa kamu minta maaf? Kamu tidak bersalah". Kemudian tangannya berpindah mengelus rambut halus milik Savel.
"Karena aku tidak membangunkan Mas Langit tadi. Aku sudah bangun lebih dulu dan ponsel Mas Langit terus berdering ada yang menelfon. Maaf" ucap Savel.
Langit tersenyum saat mendengar nada bicara penyesalan dari Savel, sang kekasihnya.
Savel merubah posisi duduknya yang tadi menghadap ke depan arah jendela kini berhadapan dengan Langit yang sudah duduk. Kemudian ia letakkan tangannya agar bisa digenggam Langit."Mas pikir apa dan kenapa juga kamu minta maaf sayang? Mas tidak apa-apa" jawab Langit.
Melihat Langit ingin berdiri dari tempat duduknya, Savel bertanya "Mas Langit mau pulang sekarang? Enggak makan dulu?".
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE DESTINY 21+ (HYUCKNOMIN)
Random"Bumiraga nya Langit Dunia nya Savel" Sebelum membaca harap kenali dulu judulnya. Disini lapak bxb 18+ 21+ harap bijak dalam membaca dan semua cerita hanyalah karangan fiksi. Terimakasih. 🎖️#24-my 12/6/24 🎖️#31-my 14/6/24 🎖️#25-my 16/6/24 🎖️#2...