"Bunuh diri itu dosa besar Nayla, kamu pun tahu itu. Tuhan sangat membenci manusia-manusia yang melemparkan dirinya kepada maut sebelum waktu yang ditetapkan oleh-Nya."
"Aku tahu, aku bukan anak kecil yang gak tahu soal itu." jawabnya dengan bibir mengerucut.
Apa-apaan? Kenapa Zayyan mengatakan hal-hal yang Nayla yakini semua manusia di muka bumi ini tahu. Bunuh diri sama dengan dosa besar, siapa yang gak tahu soal itu. tapi masalahnya, untuk apa juga si lelaki menyebalkannya ini terus bertindak seolah-olah di peduli. Bukankah itu bahaya, bisa-bisa tindakan sok baiknya itu malah akan membuat rasa cinta di hati Nayla kembali? Lantas mau dia apa sebenarnya? Bukannya kemarin dia dengan tegas mengatakan tidak ingin melihat Nayla lagi, tapi sekarang, dengan dia melakukan tindakan itu malah seolah memancing Nayla untuk mencintainya dengan ugal-ugalan lagi.
Ah laki-laki memang sulit dimengerti. Kadang mereka bertindak seolah-olah benci, tapi tak lama, mereka juga bertindak sok peduli seakan-akan memberi harapan pasti.
"Aku tidak bodoh ya. Tapi kamu jangan ikut campur. Ini hidupku! Mau aku bunuh diri atau tidak, itu terserah padaku!"
Dan, tidak ada yang lebih bebal dari Nayla. Oh ataukah memang kebebalan itu juga dimiliki oleh semua wanita di dunia? Kalau benar, sepertinya Zayyan harus memikir ulang rencananya untuk segera menikah.
"Kalaupun aku masuk neraka, dan kepalaku ditusuk pakai besi panas, itu tidak merugikanmu!"
Zayyan menghela napas sekali lagi. Dia sudah kehabisan akal untuk menceramahi dan menyadarkan Nayla. Hampir tiga puluh menit dia melakukan cermaah gratis pada Nayla, namun setiap kalimat yang ia katakan selalu saja dibantah oleh gadis keras kepala itu.
"Apa kamu takut hantu?"
Dahi Nayla mengernyit.
"Maksudmu?"
"Apa kamu takut hantu?"
"Takutlah, siapa juga manusia yang gak takut sama hantu."
"Kamu mau jadi temen mereka?"
"Kamu gila kali ya?" Nayla tak habis pikir dengan pertanyaan Zayyan. Bisa-bisanya dia menanayakan hal seperti itu di tengah situasi seperti ini.
"Jadi kamu mau?"
"Gak lah, gak mau."
"Tapi kamu tadi mau bunuh diri, berarti kamu mau jadi temen-temen mereka."
"Maksudnya?"
"Manusia yang mengakhiri hidup, tidak akan diterima rohnya baik di langit dan di bumi. Mereka akan gentayangan dan meneror masyarakat di tengah malam karena tersiksa tidak ada tempat yang mau menampung mereka. Mereka akan menjadi kuntilanak, genderuwo, tuyul, hantu kepala buntung, dan hantu-hantu lainnya. Mau kamu kayak gitu?"
Zayyan yang sudah kehabisan akal, akhirnya terpaksa menggunakan jurus terakhir. Dia sebenarnya tahu bahwa semua yang dikatakannya bukanlah kebenaran yang bisa dipertanggung jawabkan. Semua manusia yang di bumi, yang sudah meninggal, baik dengan cara wajar ataupun dengan cara tak wajar, semua urusannya di dunia terputus, dan sisanya adalah murni menjadi urusan Tuhan. Zayyan tidak tahu menahu ke mana arwah kitu akan pergi, toh Zayyan belum pernah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Ustadz Galak
RomanceCassandra Calista, sang aktris pendatang baru yang tengah naik daun, berusaha mati-matian untuk menyembunyikan identitasnya. Tak boleh ada yang tahu bahwa aktris yang lekat dengan penampilan seksi itu adalah cucu dari pendiri pesantren terkemuka di...