Kita Bikin Romantis

369 18 2
                                    

Banyak yang berubah semenjak kejadian itu. Perjalanan pulang dari Bandung ternyata memberikan banyak perkembangan pada hubungan Nayla dan Zayyan.

Zayyan, lelaki itu sadar bahwa istrinya itu unik. Nayla memiliki kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang berkebalikan dengan perkataan Zayyan. Semakin dia memaksa Nayla untuk melakukan 'A', maka dapat dipastikan Nayla akan ogah-ogahan, dan tanpa ragu malah melakukan tindakan 'Z'.

Setelah kejadian itu, Zayyan jadi lebih banyak tahu soal perangai unik Nayla plus cara menghadapi tingkah lakunya. Ternyata cara yang paling efektif untuk mengajari Nayla, bukan dengan mengajaknya pergi ke rumah hantu, atau memaksanya ikut kajian soal cara menjadi istri yang sholehah, ternyata mengendalikan Nayla tak sesulit itu. Zayyan hanya perlu berkata lembut dan mengatakan perkataan yang berkebalikan dengan tujuannya sebenarnya.

Masih bingung?

Aku beri contoh.

"Nay, kamu jangan coba-coba belajar kitab itu ya," Zayyan menunjuk sebuah kitab yang tersusun rapi di rak buku.

"Kenapa gak boleh?"

"Karena kamu pasti gak akan bisa. Saya yakin kamu akan nyerah bahkan saat membaca halaman pertamanya saja."

"Kamu ngeraguin kemampuanku?" katanya sambil berkacak pinggang dan menggelembungkan pipi lucu.

"Ya itu sih terserah kamu. Kalau kamu keras kepala, jangan salahkan saya kalau nanti kamu mengeluhkan kepalamu yang pusing karena belajar kitab itu."

"Mau taruhan? Aku yakin bisa menghapal seluruh isi kitab itu dalam waktu dua minggu."

"Ah masa?" Zayyan menyunggingkan sebaris senyum. Dia sekarang paham titik kelemahan Nayla. Gadis itu benci jika dianggap tak mampu, makannya Zayyan menggunakan sifat itu untuk mengajari Nayla.

"Beneran. Tapi pertanyaannya, aku dapet apa kalau bisa selesai-in belajar kitab itu?" Nayla tersenyum menantang, bagaimanapun dia ogah melakukan sesuatu tanpa bayaran, "Di jaman sekarang, gak ada sesuatu yang gratis!"

"Baik, kamu mau apa? Oh atau mau coklat? Kamu suka coklat kan?"

"Tapi mau rasa matcha. Delapan, Nay mau delapan batang coklat tapi rasa matcha."

"Kamu kayak kuda."

"Kuda?" Dahi Nayla berkerut maksudnya apa?

"Ya, kayak kuda, suka makan rumput. Matcha kan rasanya kayak rumput.'

"Weh kamu jangan asal ngomong ya?" cerocos Nayla tak terima, ia paling tak suka ketika ada manusia aneh yang tiba-tiba mengklaim bahwa matcha memiliki rasa rumput. Siapapun yang bilang begitu, pantas mendapatkan hukuman potong bibir biar gak ngomong sembarangan.

"Matcha tuh enak tau, rasanya pait-pait unik. Gak kayak rumput! Emangnya kamu pernah makan rumput, sampai nyamain rasa matcha rasanya kayak rumput?"

Zayyan terkekeh.

"Okey deh, maaf ya istriku. Jadi gimana nih kamu setuju ngapalin kitab itu dalam dua minggu dengan bayaran delapan batang coklat?"

"Lima belas! Aku mau lima belas batang coklat. Kesepakatannya ditambah karena kamu berani-beraninya hina rasa kesukaanku!" Nayla memalingkan muka dengan wajah jengkel, membuat Zayyan tak bisa menahan diri untuk mencubit pipi gembul Nayla.

"Okey deh, lima belas batang coklat. Gimana, deal?'

Nayla mengangguk sambil menerima jabatan tangan Zayyan, "Deal!"

Dan ya, rencana Zayyan berhasil, Nayla benar-benar serius dengan perkataannya. Hampir setiap hari gadis itu duduk di kursi belajarnya. Dengan tekun belajar dan membolak-balikkan kitab kepunyaan Zayyan.

Seringkali Nayla merasa frustasi sendiri, namun Nayla tak pernah mau berhenti. Bagaimanapun, hadiah lima belas batang coklat rasa matcha terlalu menggiurkan untuk dilewatkan begitu saja. Iya kan?

***

Sifat Nayla pun jadi berbeda. Gadis yang tadinya terkenal bar-bar dan sangat amat nakal itu, tiba-tiba berubah kalem setelah pulang dari Bandung. Entah apa yang terjadi di sana, namun Aisha dan Nisa sebagai sahabat dekatnya, sadar betul dengan perubahan sifat Nayla.

Saat kelas berlangsung, mata Aisha senantiasa memicing melihat Kak Nay kesayangannya nampak sangat semangat ketika mengetahui bahwa Ustadz Zayyan yang datang mengajar. Padahal Aisha ingat betul bagaimana bencinya Nayla pada lelaki itu. Sebelumnya, Aisha selalu menemukan kilat marah di mata Kak Nay tiap kali Ustadz Zayyan datang ke kelas mereka untuk mengajar.

Dan yang lebih anehnya lagi, seringkali Aisha juga mendapati Nayla yang senyum-senyum sendiri dengan pipi yang memerah ketika melihat begitu kerennya cara Ustadz Zayyan mengajar?

Ustadz Zayyan pun sama anehnya. Setelah beliau kembali ke Pesantren, dia jadi lebih sering mengajar di kelas Aisha. Hampir setiap hari Zayyan selalu datang paling awal, walaupun Kak Mutia sudah berulang kali bilang untuk tak perlu memaksakan diri datang dan membantunya mengajar. Tapi Ustadz Zayyan tetep keukeuh ingin ikut mengajar di kelas ini.

Aisha masih terlalu kecil untuk mengerti bahwa ada sesuatu yang berbeda dari kedua manusia itu. Sesuatu yang menjadi penyebab utama perubahan dari sikap keduanya. Sesuatu yang dinamakan cinta.

"Kak Nay, gak mau ngumpetin sendal lagi kah? Aku denger Ustadz Zayyan udah balik ke pesantren?" Japar menaik turunkan alisnya dengan jahil. Ia sudah lama menunggu kedatangan Kak Nayla-nya untuk berpartisipasi dalam ide jahilnya membalaskan dendam kesumat pada Ustadz Zayyan.

"Tapi kali ini ngumpetinnya jangan di pohon jambu, di atas kubah mesjid aja, biarin Ustadz Zayyan kelimpungan cari sendalnya."

Nayla yang kala itu masih sibuk membereskan alat tulisnya, lalu menatap Japar dengan tatapan tak setuju.

"Gak. Aku dah insyaf ya Japar, jangan ajakin aku ke jalan yang sesat lagi! Aku udah tobat!"

Dahi bocah lelaki itu berkerut. Japar merasa bingung, entah apakah kepala kakaknya itu terpentok kayu atau tertimpa batu kah sampai-sampai mendadak sok jadi santri baik seperti itu? Biasanya juga Nayla adalah otak dari semua ide jahil dan biang kerusuhan di pesantren ini, kok jadi tiba-tiba berubah?

"Kok Kak Nay jadi aneh sih? Kak Nayla gak lagi kerasukan jin dari pohon jambu itu kan?'

"Gak, aku gak lagi kerasukan. Tapi bener loh Japar, kamu tuh udah gede, seharusnya kurang-kurangin tuh ide jahil di kepala kamu itu," Nayla mendadak menjadi gadis baik dan bijak di hadapan Japar dan Aisha yang berdiri bengong di hadapannya, " Lagian kenapa harus ngerjain Ustadz Zayyan sih? Kan dia gak salah apa-apa. Dia juga seorang yang baik, gak pantes dikerjai kayak gitu," Nayla tersipu di akhir kalimatnya.

Aneh sekali. Entah apa yang terjadi dalam diri Nayla, tapi setiap kali Nayla menyebutkan nama Zayyan atau bahkan memikirkan sosok lelaki itu, hati Nayla tiba-tiba berdebar hebat. Setelah debaran itu, sesuatu yang hangat seolah mengalir ke seluruh tubuh Nayla, membuat sensasi aneh, menggelitik dan menyenangkan.

Nayla pun tak tahu perasaan apakah itu.

Apakah jangan-jangan perasaan aneh yang Nayla rasakan itu adalah cinta.

Dan saat ini Nayla sedang jatuh cinta?

Pada Zayyan?

Pada lelaki yang dulunya paling dia benci itu?

Mengejar Cinta Ustadz GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang