Bulan Madu?

551 25 1
                                    


Nayla ke luar dengan bibir mengerucut. Di punggungnya kini sudah ada sebuah tas besar yang berisi pakaian-pakaian Nayla yang sengaja abah bawa dari pondok 13, untuk dipindahkan ke kamarnya di Bumi Ageung.

"Eh, Neng, mau di bawa ke mana baju-bajunya?"

"Pulang!" ketus Nayla tanpa menghentikan langkahnya menuju ke luar area Bumi Ageung.

"Tapi kan ini rumah Neng, memangnya mau pulang ke mana?"

"Tuh kan abah mah gitu!" Nayla berhenti, harus berapa kali lagi Nayla mencoba menjelaskan pada abah bahwa semua rencana yang dimiliki oleh abah, sama sekali tak Nayla sukai.

"Abah selalu pura-pura gak paham. Udah berapa kali Nayla bilang, Nayla gak sudi ada di sini!"

"Kenapa? Karena ada Zayyan?"

"Nah itu tauk! Pokoknya, Nayla gak akan sudi tinggal di sini, sampai abah usir om menyebalkan itu dari kamar Nayla!" Nayla mengajukan satu syarat yang tak bisa dilanggar oleh siapapun, termasuk oleh wajah memelas abah yang kembali mencoba membangkitkan rasa iba Nayla.

"No Abah! Jangan tampilkan ekspresi itu lagi untuk memancing rasa simpati Nayla! Keputusan Nayla udah bulat, Nayla gak akan mau menginjakan kaki di rumah ini sebelum pria itu diusir dari sini."

"Tapi kenapa Neng, Nak Zayyan kan suami kamu?"

"Memangnya Nayla pernah minta dia buat jadi suami Nayla? Gak kan?" Nayla kembali mengungkit-ungkit bahwa Nayla sama sekali tak pernah meminta siapapun untuk jadi suaminya. Gila saja, dia yang ambil keputusan, kok Nayla yang harus ikut nanggung konsekuensinya? Mana abah seakan terus berpihak padanya lagi, sampai-sampai mungkin abah sendiri lupa siapa sebenarnya cucu kandungnya yang harusnya dibela olehnya.

"Nayla gak pernah minta siapapun buat jadi suami Nayla. Dia yang mau sendiri dan memanfaatkan ketidakberdayaan Nayla saat koma untuk memenuhi dendamnya pada Nayla!" deru napas Nayla menggebu-gebu. Dia sudah terpancing emosi sejak tadi sampai tak sadar bahwa dia tak seharusnya meninggikan nada suaranya di hadapan abah.

"Dia punya dendam sama Nayla Bah, dia benci sama apa yang udah Nayla lakukan dulu sama dia, jadi saat dia mendapatkan kesempatan untuk balas dendam, dia menggunakannya. Dia bukan orang baik, Bah, dia hanya ingin membalaskan dendamnya kepada Nayla!"

***

Dan semua usaha yang Nayla keluarkan, empat puluh tiga menit, lebih 16 detik Nayla terus berbicara demi meyakinkan abah, ternyata semua itu hanya sia-sia. Abah masih sama tak percayanya pada Nayla dan lebih yakin bahwa niat Zayyan menikahi cucunya adalah tulus, bukan karena bermaksud balas dendam atau hal tak masuk akal lain seperti yang disampaikan oleh Nayla.

"Gimana? Udah nyerah berusaha yakinkan abah dengan pemikiran random kamu yang selalu negative thingking sama saya?" Zayyan tiba-tiba mengambil posisi duduk di samping Nayla yang sedang menatap langit sore di atas rooftop Bumi Ageung dengan bibir mengerucut sebal.

"Lagipula, mana ada orang yang mau balas dendam dengan nikahin musuhnya sendiri?" Zayyan kembali terkekeh saat tadi dia pulang dan tak sengaja mendengarkan percekcokan singkat antara istri dan abahnya. "Makannya jangan terlalu banyak nonton sinetron, nanti pemikiran kamu jadi ikutan nge-drama kayak film yang sering kamu tonton."

"Apa yang lo lakuin sama abah gue, sampai dia rela gak dengerin ucapan cucunya dan milih bela lo?"

Zayyan mengedikan bahu, "Tidak tahu, mungkin karena abah tahu bahwa perkataan saya lebih bisa dipercaya daripada kamu."

"Ish nyebelin!"

Perlu jeda beberapa detik sampai akhirnya, Zayyan spontan berkata,

"Pemikiran kamu tuh suka lucu, persis kayak orangnya."

"Idih, jangan sentuh gue!" dengan cepat Nayla menghempaskan tangan Zayyan yang hendak menyentuh puncak kepalanya.

"Jauh-jauh lo dari gue, dasar Om-Om ganjen!"

"Ganjen apa ganteng nih?" goda Zayyan sambil menaik turunkan alis tebalnya, yang membuat kekesalan Nayla semakin naik beberapa tingkat.

"Kenapa sih lo terus-terusan ganggu hidup gue?"

"Karena takdir."

"Bullshit!"

"Eh mulutnya itu," mata Zayyan membola, dari matanya ia tak suka jika Nayla mengatakan kalimat umpatan seperti itu, "Minta maaf sekarang, atau saya cium?"

"Dih apaan sih lo, memangnya lo si-"

"Saya suami kamu!" dan tatapan itu sama sekali tak menunjukan ekspresi bercanda, "Minta maaf, apa kamu saya cium?"

Sekeras-kepala apapun Nayla, namun kalau diancam seperti itu, apalagi dengan pelototan tajam dari seseorang yang gak biasanya bercanda, membuat nyali Nayla ciut juga.

"Minta maaf sekarang dan janji gak bakal ngucapin kata kotor itu lagi, atau mau saya cium kamu di sini, sekarang juga?"

Nayla gelagapan.

"Iy-iya deh, gue minta maaf." Cicit Nayla akhirnya.

"Jangan ucapin kata itu lagi, saya gak suka. Kalau sampai saya denger kamu ucapin kata buruk itu lagi, bersiaplah dapat hukuman yang lebih berat dari saya!"

***

Huhuu, ada yang kengen gak?

Maaf banget gak bisa update tiap hari, ada banyak urusan yang harus kuurus di RL. Apalagi bentar lagi lebaran ya kan? keperluan mudik, beli baju lebaran, thr ponakan, dan hal-hal riweuh lainnya.

Oh ya, ada pengumuman penting nih dari akuu.

Mengingat aku yang kayaknya gak bisa rajin2 update bulan ini, jadi sepertinya MCUG akan berubah jadwal update-annya. Biasanya kan setiap hari selama 6 kali dalam seminggu, akhirnya aku putusin buat 3 kali update aja tiap minggu. 

Jadwalnya tiap hari Senin, Rabu, sama Jumat. Pukul 04.00.

Catat yaa..

Kenapa sih gak sering up kayak dulu?

Yang pertama, aku juga punya kehidupan di dunia nyata guys, sebagai mahasiswi aktif aku agak keteteran soal membagi waktu antara tugas yang menumpuk dan hobiku dalam menulis.

Dan alasan yang kedua adalah, supaya aku bisa kasih kalian tulisan yang maksimal. Kalau lebih banyak waktu kan aku juga lebih punya banyak kesempatan untuk riset dulu, edit-edit dulu, dan usahain biar tiap bab nya gak terlalu pendek. Aku ingin kasih tulisan yang baik, yang maksimal, dan enak dibaca, dan untuk mencapai itu semua aku perlu lebih banyak waktu. Jadi mohon pengertiannya ya manteman..

So, jangan khawatir ya, aku usahain akan tetep lanjut nulis dan gak akan ninggalin 'anak pertamaku' di tengah jalan.

Semoga kalian tetap bersabar menunggu tulisanku, mendukungku, dan bisa mendapatkan hal-hal yang baik dari tulisanku..

Aamiin..


Mengejar Cinta Ustadz GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang