Titip Sendal Ya, Teh?

496 25 2
                                    


"Kok berhenti sih?" dengan alis tertekuk, Nayla bertanya kesal pada Zayyan yang malah menghentikan mobilnya padahal mereka belum sampai di tempat tujuan.

Mendengar penuturan ketus dari istrinya, Zayyan sejenak menghela napas lalu menjawab dengan nada yang lembut, "Sholat Asar dulu istrikuu~"

"Idih geli banget!" Nayla memalingkan muka, berusaha memasang ekspresi sebal walau blush merona di pipinya nampak kentara. Entah apa saja yang dipelajari oleh si om buaya ini, sehingga akhir-akhir ini sering sekali Zayyan menggodanya dengan gombalan receh atau perkataan lembut selembut adonan bakpau kesukaan Nayla. Dan anehnya, kenapa bisa Nayla terpengaruh dengan kalimat yang Zayyan lontarkan. Walau sudah gadis itu tahan setengah mati untuk tidak menunjukan 'Kesaltingannya' namun tetap saja rona di pipi tak bisa Nayla sembunyikan.

Ini bahaya!

Apakah pengaruh Zayyan sudah sehebat itu ataukah kemampuan Nayla yang kian melemah?

Kalau gini terus lebih baik Nayla mengambil satu sikap penting, yaitu harus jauh-jauh dari lelaki itu!

"Kok susah sih?" untuk menyembunyikan kegugupannya, Nayla ingin segera ke luar dari mobil, namun anehnya tubuhnya tak bisa digerakan seakan terhalang oleh sesuatu yang Nayla sendiri tak tahu tertahan oleh apa.

"Mau ke mana hmm?"

"Ke luar lah, ke mana lagi?"

Nayla masih berusaha bergerak, namun usahanya sia-sia, tubuhnya masih terkunci dan sulit sekali di gerakan.

"Ini kenapa gue gak bisa bergerak sih?" semakin bertambah kesal-lah Nayla.

Pertanyaan Nayla hanya dibalas dengan senyum usil di wajah Zayyan. Zayyan tahu apa yang sebenarnya dirasakan gadis itu. istri mungilnya itu sedang salah tingkah akibat dari ucapannya beberapa detik lalu. Namun seperti yang ia duga, Nayla, si gadis keras kepala dengan gengsi setinggi dewa itu mana mau mengaku, makannya yang bisa Zayyan lakukan sekarang hanya tertawa kecil sambil menikmati wajah istrinya yang marah-marah menahan rona merah di wajahnya.

"Kok lo malah senyum-senyum sih?"

"Ya abisnya kamu lucu."

Dan ya, jawaban sesimpel itu nyatanya sangat berpengaruh banyak untuk Nayla.

'Sial, dia melancarkan aksinya lagi!' Nayla mengambil selembar tissue dan menutupi wajahnya demi menyembunyikan wajahnya yang entah berwarna semerah apa saat ini.

"Kamu ngapain Nay?" tanya Zayyan melihat tingkah Nayla yang terus menerus menutup seluruh wajahnya dengan kertas tissue.

"Pilek, gue lagi pilek, mau lap ingus," hanya alasan itu yang terpikir cepat di kepala Nayla.

"Pilek, tapi kok kertas tissuenya malah nutupin satu muka gitu sih?" Zayyan tak bisa menahan kekehannya.

"Ya- ya terserah gue dong, mau gue lap ingus pake tissue kek, pake handuk kek, pake gorden kek, itu terserah gue!" bentak Nayla sambil memalingkan muka. "Ngapa lo yang sewot sih? Hidup-hidup gue, ya terserah gue lah!"

'Sial! Kenapa dia malah natap gue sambil senyum kayak gitu sih? Mana suara ketawanya merdu lagi, arghh!' batin Nayla dalam hati.

"Mau saya bantu gak?"

Nayla tak menjawab, dia masih sibuk mengumpati kebodohan tingkahnya sendiri. bisa-bisanya dia salting pada seseorang yang sangat ia benci di dunia ini?

"Pantes aja kamu gak bisa gerak," Zayyan kemudian mendekatkan tubuhnya ke arah Nayla, membuat mata gadis itu melotot dan dilanda seribu ketakutan.

Mengejar Cinta Ustadz GalakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang