"Memayu hayuning bawono, ambrasto dur hangkoro."
ꦩꦱ꧀ꦤꦠꦭꦤ꧀ꦏꦸꦠꦺꦴꦠꦸꦧꦤ꧀Jika bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikan kesenian di tanah Jawa. Manusia tidak bisa hidup selamanya, tetapi manusia bisa punya keturunan. Tanamkan cinta tanah kelahiran pada putra-putri kita. Agar kelak, adat dan tradisi tidak hilang ditelan waktu.
Sekumpulan pemuda dengan kemeja putih bertuliskan "Noto polah ben ora salah" dengan logo kepala kuda bersayap itu terlihat sibuk mempersiapkan acara kesenian wayang yang akan dimulai setengah jam lagi. Mereka adalah Arjuna Ronggolawe, grup seni karawitan yang sudah berdiri sekitar dua tahun lalu.
Grup yang diketuai oleh Ki dalang Haesa Sendyakala ini memang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat, terutama masyarakat Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selain karena paras para anggota yang menawan dan sering masuk fyp tiktok, grup ini juga terkenal karena sering memberi pertunjukkan berupa tari kreasi sebelum acara utama dimulai.
Cowok berambut gaya brokoli dengan udeng Jawa, mulai membakar kemenyan yang tadi dirinya bawa dari belakang panggung. Sebagai orang Jawa, jelas dia tidak akan melupakan tradisi turun-temurun leluhur tersebut.
Membakar kemenyan mempunyai filosofi tersendiri di mata para leluhur orang Jawa. Kemenyan sering disebut sebagai ubarampe atau perlengkapan. Hampir sama dengan bunga, kemenyan juga disebut sebagai simbol untuk menyampaikan sebuah pesan, sarana berdoa, dan memohon keselamatan.
Kemenyan yang dibakar kemudian mengeluarkan asap bermakna talining iman, urubing cahya kumara, kukuse ngambah swarga, ingkang nampi Dzat ingkang Maha Kuwaos. Hal tersebut berarti bahwa setiap hajat, ritual, atau acara yang diselenggarakan, hendaknya selalu untuk meningkatkan keimanan manusia kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Bara api yang menyala bermakna semangat dan harapan di hati manusia untuk mewujudkan cita-cita yang sangat diharapkan. Sedangkan kepulan asap kemenyan bermakna agar doa yang dipanjatkan didengar oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Nata lan Kuto Tuban
Teen Fiction"Mas Nata mileh kuntilanak opo aku?" teriak Ivena. Perempuan dengan daster abu-abu itu berdiri berkacak pinggang di depan makam. Menunggu suaminya memunculkan batang hidungnya. Gimana sih rasanya punya suami yang suka cari setan? bukan nyembah setan...