. 3 4 2

10.5K 795 72
                                    

"Ojo ketungkul marang kalungguhan, kadonyan, lan kemareman."
ꦩꦱ꧀ꦤꦠꦭꦤ꧀ꦏꦸꦠꦺꦴꦠꦸꦧꦤ꧀

Wisata mata air silowo Tuban merupakan ekowisata yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa setempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wisata mata air silowo Tuban merupakan ekowisata yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa setempat. Mata air ini terletak di desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Silowo Tuban merupakan tempat wisata pemandian sumber mata air alami dengan pemandangan pohon sagu berjajar rapi yang ditumbuhi dengan rerumputan bergelantungan yang tampak seperti bukit hijau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Silowo Tuban merupakan tempat wisata pemandian sumber mata air alami dengan pemandangan pohon sagu berjajar rapi yang ditumbuhi dengan rerumputan bergelantungan yang tampak seperti bukit hijau. Di sungainya sendiri, terdapat ikan-ikan menawan yang tanpa malu berlarian kesana-kemari.

Selain pemandian, tempat wisata ini juga menyediakan banyak spot foto, perahu kano, dan puluhan gazebo untuk wisatawan menikmati indahnya pemandangan mata air silowo Tuban.

Nata memutar bola matanya jengah. Sudah sejak tadi, tidak ada hal lain yang Nata lakukan selain memperhatikan Haesa yang terus saja melamun. Cowok itu tadi mengirim pesan pada Nata untuk datang ke silowo. Namun setelah Nata datang, Haesa malah hanya tersenyum kemudian melamun sampai sekarang.

"Woe, Sa! Dayungen iki kanone, mengko awakdewe kelelep," tegur Nata kesal, karena menggayung sendiri kano mereka. (Dayung ini kanonya, nanti kita tenggelam,)

Apa-apaan ini, manusia setampan Nata mendayung kano untuk seorang berandal Surabaya yang sedang galau!

"Woe, Sa! diajak ngomong kui jawab po'o! serius, kon iki ngeselno!" (Kamu ini menyebalkan!)

Beginilah akibat terlalu berharap pada manusia. Bahagia tidak, sakit hati iya.

"Uwes po'o, Sa! Gamonmu ngeluwehi perjuanganku," dumel Nata lagi dan lagi. (Udah dong, Sa! Gamonmu melebihi perjuanganku,)

Haesa yang sudah mulai merasa telinganya panas pun akhirnya menjawab, "Bedo, Nat. Kon kan' baru mulai," jawabnya lempeng. Cowok itu menghela napas berat, kemudian menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Mas Nata lan Kuto Tuban Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang