. 7 . 6

13.1K 1K 106
                                    

"Wangi tanpo kembang, padhang tanpo lampu."

ꦩꦱ꧀ꦤꦠꦭꦤ꧀ꦏꦸꦠꦺꦴꦠꦸꦧꦤ꧀

Pasar krempyeng merupakan titik lokasi tempat berkumpulnya para pedagang sayuran, bahan makanan, makanan jadi, dan jajanan pasar di desa Ivena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pasar krempyeng merupakan titik lokasi tempat berkumpulnya para pedagang sayuran, bahan makanan, makanan jadi, dan jajanan pasar di desa Ivena. Pasar ini biasa beroperasi pukul lima pagi sampai jam enam pagi.

"Monggo, Bu!" Ivena, dengan senyum ramah, menawarkan dagangannya pada Ibu-Ibu yang tengah berbelanja sayuran. (Silahkan, Bu!)

Pernahkan kalian mendengar tentang independent woman? independent woman merupakan istilah yang berasal dari bahasa inggris yaitu independent dan woman. Independent memiliki arti bebas dari kendali luar dan tidak bergantung dengan otoritas lain. Sedangkan woman memiliki makna wanita atau perempuan dewasa. Dengan demikian, secara bahasa arti independent woman adalah wanita mandiri.

Biasanya, wanita menjadi sosok independent woman karena keadaan yang menuntutnya untuk bersikap demikian. Entah itu karena faktor keluarga, percintaan, ataupun lain sebagainya.

Berani gagal jauh lebih baik daripada tidak berani memulai. Satu-persatu nasi kuning buatan Ivena akhirnya berhasil terjual, walaupun membutuhkan waktu yang cukup lumayan lama. Pedagang-pedagang sayur sudah mulai meninggalkan lokasi, hanya tersisa beberapa yang masih meladeni para Ibu-Ibu yang sepertinya bangun kesiangan.

Ibu berambut keriting berjalan melenggak-lenggok, mendatangi kedai jualan Ivena, "loh, Vena! muleh kapan awakmu?" tanyanya, dengan mimik wajah yang sepertinya terkejut. Wanita itu Tidak menyangka, si anak rantau ini bisa tiba-tiba berada di desa, padahal bukan hari raya. (Pulang kapan kamu?)

"Tak kiro mau dudu awakmu loh, ternyata bener awakmu," imbuhnya, sembari menepuk pelan pundak Ivena. (Aku kira tadi bukan kamu, ternyata beneran kamu,)

"Wes rong ndino iki nang omah, Bu. Pengen nyoba dodolan," sahut Bu Ika menjelaskan. (Sudah dua hari ini di rumah, Bu. Pengen nyoba jualan,)

Ibu berambut keriting itu terlihat mengangguk-anggukan kepalanya menanggapi ucapan Bu Ika, "oh mau jualan, nggak mau nikah ta? biasanya orang kalau pulang dari perantauan mau nikah," jawabnya, dengan wajah julid khas Ibu-Ibu yang sering bergosip.

Ivena menghela napas pelan mendengarnya. Pertanyaan klise yang selalu ditanyakan oleh masyarakat ketika seseorang pulang dari perantauan. Kapan nikah? kapan punya anak? kapan punya rumah? kapan punya mobil?

"belum, Bu. Ivena mau coba nyari pengalaman baru dulu. Anak muda zaman sekarang kalau nggak pinter-pinter cari pengalaman, nanti bodoh mikirin cinta-cintaan," Bu Ika kembali menyahut, dengan wajah yang tak kalah julid.

Mas Nata lan Kuto Tuban Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang