16A. MENAHAN RASA SAKIT

26 3 0
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL.

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933

Butuh sekitar dua jam bagi Erni untuk sampai rumah yang ditinggali bersama dengan putri kecilnya. Demi mengalihkan perhatian dan menyibukkan pikiran dari kejadian yang menimpa Asoka memilih turun di depan pasar tradisional yang jaraknya sekitar 15 menit berjalan kaki dari rumah yang ditinggali itu. Erni memutuskan untuk membeli beberapa bahan makanan dan susu favorit putri kecilnya. Erni mengabaikan tatapan beberapa orang yang terang-terangan menatap pada wajahnya yang terdapat memar dan lecet itu.

Menahan rasa sakit yang mulai ia rasakan, Erni segera menyelesaikan acara belanjanya. Tugasnya memang tidak berjalan dengan sempurna tetapi untung saja bosnya tetap mengirimkan imbalan yang sudah mereka sepakati. Tidak ada satu orangpun yang tahu bagaimana hancur hati Erni sepanjang perjalanan menuju klinik setelah peristiwa itu dan selama berada di sana tadi tetapi kini bernapas lega begitu tahu, Asoka masih hidup. Dulu, dia mati-matian membantu menjauhkan Asoka dari keusilan dan perbuatan tidak menyenangkan orang-orang, tetapi kini dia menjadi bagian dari mereka. Bahkan lebih buruk lagi, dan rasa bersalah yang membebani bahunya yang kecil terasa semakin berat.

Tamparan yang dilayangkan oleh bosnya tak lagi berarti. Biarlah orang mengatainya bodoh, demi masa depan sang buah hati dia harus melakukan ini dan janjinya dulu untuk tidak lagi mengusik kehidupan pribadi seorang Asoka Ekadanta. Lagi-lagi dirinya harus melanggar, entah kapan dirinya akan jera, Erni pun bingung semua karena Mareno. Seharusnya dirinya mundur saat perasaanya dulu menentang tetapi sekarang penyesalan saja yang tertinggal.

Jika tidak bertemu dengan pria itu, semuanya tidak mungkin terjadi seperti ini. Kehidupan yang sulit tetapi sekaligus sangat disyukurinya. Selalu ada matahari setelah badai, bukan? Itu yang selalu diingat Erni dan menjadi patokan semangatnya. Jalan hidup manusia tidak ada yang mudah ada yang diuji karena harta, tahta dan juga lawan jenis.

Erni singgah di Apotek dan membeli masker wajah sebelum pulang. Hari sudah berganti malam saat Erni berbelok memasuki gang sempit pemukiman, menghela napas lega karena tidak bertemu dengan satu orang pun tetangganya. Jam segini, para tetangga sudah lebih memilih menghabiskan waktu di dalam rumah mereka. Terlebih rintik kecil mulai membasahi bumi.

Erni disambut oleh Mina pengasuh anaknya. Gadis itu segera menghentikan keasyikannya bermain ponsel dan langsung berdiri begitu melihat Erni.

Takdir Cinta Kekasih RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang