14D. MASIH HIDUP

27 1 0
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL.

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933

"Brengsek! Bisa-bisanya kamu mengabaikan panggilanku," ujar Mareno geram ke arah ponselnya.

Mareno lantas menatap pada ruang tindakan di sebuah Klinik kecil yang bertempat tidak jauh dari Gedung Buana Pratama tempat terjadinya bom mobil beberapa jam yang lalu. Tak berselang lama Erni berjalan keluar dari balik tirai dan menatap takut pada Mareno. Wanita muda itu bahkan menundukkan wajahnya tak kuasa menatap paras mengintimidasi tersebut walaupun jika situasi biasa saja. Wajah itu bisa sangat tampan, bahkan senyumnya tak kalah menawan dibandingkan mantan pacarnya dulu.

"Ikut aku," ujar Mareno dingin dan berjalan terlebih dahulu. Tak ada hal lain yang bisa Erni lakukan selain menyusul bosnya tersebut.

Tamparan keras Erni dapatkan hingga pipi kanannya yang awalnya sudah memar kini menjadi bengkak dan semakin berwarna begitu ia meletakkan pantatnya di bangku penumpang bagian belakang. Bahkan air mata kesakitan tak kuasa ia tahan bercampur kekagetan.

"Nangis. Begitu saja bisanya perempuan lemah seperti kamu ini. Bagaimana dia masih hidup, hah! Kalian ngapain aja di dalam? Sudah berapa kali aku harus ingatkan jangan lebih dari sepuluh menit! Jangan-jangan kamu nostalgia dulu dengannya. Seharusnya tadi aku mempersiapkan penembak jitu supaya tidak hanya meledakkan kepalanya juga membuat kalian berdua mati dalam waktu yang bersamaan. Bagus bukan itu maumu? Mati bersama yang tersayang," ujar Mareno dengan penuh amarah.

Mata Erni membulat mendengarkan kalimat Mareno tentang penembak jitu. Bagaimana nasib anaknya jika sampai dirinya meninggal saat ini. Putranya yang sangat membutuhkan banyak uang saat ini, sehingga Erni dengan berat hati kembali ke kota ini.

"Keluar dan jangan muncul di kantor sebelum lukamu sembuh. Dasar perempuan menjijikkan," maki Mareno.

Erni menghela napas lega begitu berdiri di pinggir trotoar menunggu angkutan umum. Ini lebih baik walau tubuhnya terkena terpaan angin daripada diantar oleh bos dengan lidah setajam silet itu.


Takdir Cinta Kekasih RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang