19A. SEGELAP JELAGA

45 2 0
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL.

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933

Erni baru selesai membuat coklat panas dan menaruhnya di meja begitu ponselnya berbunyi tanda satu pesan masuk. Dia segera membukanya sebelum kembali berdering karena dugaannya pasti berasal dari sang bos dan tak ingin anaknya yang tertidur nyenyak terganggu sepagi ini, Benar saja baru saja hendak dibaca panggilan masuk berdering.

"Halo?"

"Kamu bangun pagi sekali?" Suara serak Mareno terdengar dari seberang sana.

Erni melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul 4.30 pagi. "Iya, saya memang selalu bangun sangat pagi," kata Erni menekankan kata sangat karena ini pun bukan jam yang wajar bagi seorang atasan di kantor untuk menghubunginya, jam kerjanya bukan 24 jam. "Saya harus mengurus anak dan rumah dulu." Tidak seharusnya dia menerangkan hal ini tetapi rasanya sang bos memang harus dijelaskan sejelas-jelasnya, dan Erni tebak pun sang bos baru saja bangun atau mungkin baru mau tidur.

"Sudah kubilang kamu jangan masuk kerja dulu sebelum memarmu sembuh. Kamu sengaja mau mencari simpati?!"

Benarkan baru saja dibilang sudah berkata hal seperti itu rasanya daya tangkap sang bos dengan ucapannya belum sepenuhnya utuh.

"Saya tahu, Pak. Bapak sudah menjelaskan dengan sangat jelas kemarin," balas Erni dengan berani. "Tapi kerja atau tidak kerja. Saya selalu berusaha untuk bangun pagi untuk mengurus rumah." Erni mengulang lagi penjelasannya, dia pun merasa heran kenapa sang majikan bersikap demikian, untuk apa pula menghubunginya sepagi ini.

Suara dengkusan kasar terdengar dari seberang sana. Sebelum pria itu menggerutu, "Sok rajin kamu! Tapi kerjain perintah dari saya saja nggak becus!" Panggilan pun terputus begitu saja.

Erni menghela napas panjang, menatap benda pipih yang masih berada dalam genggamannya. Ada dua anak yang harus diurus oleh sebab itu, dia tidak bisa bermalas-malasan walaupun memar dan beberapa luka lecet di tubuhnya sudah menjerit minta perhatian. Untung saja dia sudah minum obat yang dibeli semalam. Erni juga tidak habis pikir untuk apa bosnya menelepon sepagi ini, hanya untuk mencari alasan menghinanya.

Takdir Cinta Kekasih RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang