3Salahnya Di mana? (C)

88 8 0
                                    

"Ada yang lain lagi Kak. Kami ada promo tebus murah hari ini dengan pembelian minimal lima puluh ribu, kakak bisa membeli barang dalam katalog ini dengan hanya membayar setengahnya saja. Tetapi hanya berlaku untuk satu item saja," kata kasir minimarket kepada Erni.

Sore ini Erni sedang membeli beras dan bahan pokok lainnya. Kebetulan sang ibu juga sudah kembali ke rumah. Ke kontrakan mereka yang terbaru. Erni benar-benar meninggalkan rumah mereka yang lama.

"Enggak deh." Meski sangat tergoda dengan produk di katalog yang memang ada beberapa yang sangat dia butuhkan saat ini. Namun mengingat bahwa dirinya harus berhemat sampai mendapatkan pekerjaan sesungguhnya. Ibunya tidak boleh tahu, jika dirinya adalah pengangguran.

Erni duduk di barisan kursi yang memang disediakan oleh minimarket tersebut untuk pengunjung yang sekedar menikmati kopi dan kudapan sebelum melanjutkan perjalanan. Memang letak mini market yang berada di pinggir jalan raya utama lintas kabupaten menjadikan tempat tersebut sebagai persinggahan untuk sekedar melepas lelah sesaat.

Erni baru menegak es kopi di tangan saat seorang kenalannya datang mendekat. "Ada lowongan pekerjaan untukku?" tanyanya tanpa basa-basi, bahkan sebelum teman prianya itu memarkirkan sepeda motornya dengan benar.

"Ada. Tapi untuk sementara ini cuma sementara."

"Nggak apa-apa, sementara juga yang penting aku kerja. Kerja di mana?"

"Nah itu masalahnya. Aku nggak yakin Mak Witun akan mengizinkan kamu."

"Kalau begitu jangan bilang Ibu. Aku butuh banget kerja, uang semakin menipis. Kamu tahu kan?"

"Kami butuh tambahan LC di klub. Ada pesta VVIP orang kaya malam ini. Kalau kamu mau, cepat pulang dan mandi pakai baju biasa aja. Aku akan pinjamkan pakaian buat kamu di klub nanti. Jam 7 aku jemput."

"Siap." Tentu saja, Erni tidak akan melewatkan pekerjaan ini apapun alasannya. Kapan lagi punya kesempatan.

*

"Kamu mau ke mana?" tanya Nyonya Witun begitu Erni menutup pintu kamar dan sudah berdandan rapi.

"Ada kerjaan dikit Bu."

"Sama siapa?"

"Fajar yang kasih."

"Fajar yang kerja jadi sekuriti itu? Memang kerjaan apa?"

"Bantuin jadi pelayan di restoran tempat temannya kerja. Katanya butuh tambahan pekerja untuk malam ini. Ada pesta orang kaya katanya, tamunya banyak." Erni merasa lega, paling nggak dia punya alasan meski tidak jujur 100%.

"Tapi kamu baru aja balik kerja. Masa udah pergi lagi. Mbok ya, cari kerjaan yang beneran."

"Ini juga beneran Bu, nggak ada salahnya kan sementara Erni kerja paruh waktu? Erni digaji loh."

"Ya udahlah terserah kamu deh." Nyonya Witun lalu berbalik kembali ke kamarnya. "Jangan lupa bawa kunci rumah sekalian. Pasti kamu akan pulang malam."

"Iya Bu."

Mereka berdua tidak tahu apakah yang akan terjadi malam ini. Apakah pintu rumah kontrakan itu akan terbuka oleh Erni atau gadis itu menghilang untuk selamanya.

tbc

Takdir Cinta Kekasih RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang