Nefarious | 03

259 35 11
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Suara teriakan melengking dari luar kamar, tentu saja membuat Jarvey yang tadinya tertidur lelap langsung bangun dari kasurnya dan juga langsung berlari keluar kamar untuk memastikan apa yang sedang terjadi. Tepat dibawah, lantai dua rumahnya. Jarvey melihat Papinya yang tergeletak diatas lantai dengan kepala yang beralaskan paha Celine.

“PAPI GUE LO APAIN?”

Suara Jarvey benar-benar menggelegar marah saat bertanya pada Celine, didepannya Celine tengah menangis dan juga seperti seseorang yang berusaha sedang membangunkan Ayah nya.

Celine mendonggakkan wajahnya takut-takut, apalagi saat Jarvey berteriak padanya seolah-olah Celine adalah pelaku yang menyebabkan suaminya yang tergelatak kaku tak berdaya.

“JAWAB ANJING, LO BISU?”

Air mata Celine kian banjir, Celine benar-benar takut melihat Jarvey yang benar-benar murka didepannya.”S-saya enggak tahu, tiba-tiba aja Papi kamu udah kegeletak disini.”

“Kalau Papi gue sampai kenapa-napa, gue enggak akan pernah maafin lo, asal lo tahu itu.”

Jarvey mengancam Celine, lalu setelahnya Jarvey berusaha membuat Ayah nya berdiri— untuk Jarvey bopong, menuju rumah sakit.

***

Selasa 16 Januari 2024, adalah hari yang kelabu bagi Jarvey— Hari yang tidak akan pernah Jarvey sangka, bahwa hari ini ia resmi menjadi yatim piatu. Ayah nya meninggal karena serangan jantung, Jarvey hampir saja berteriak bahwa dirinya membenci Tuhan kalau saja Celine tidak langsung memeluknya dari samping ketika mereka mendapatkan kabar itu dari Dokter yang memeriksa Ayah nya saat mereka tiba di UGD.

Jarvey tidak tahu kedepannya hidup nya akan bagaimana, pikirannya benar-benar kosong bahkan air matanya belum menetes sama sekali. Jarvey kini tengah berdiri disebelah Papi yang terbaring kaku, dengan lantunan doa yang tak henti-hentinya dilafalkan oleh pelayat.

Saat semua orang sudah terkumpul untuk mengantarkan Ayah nya ketempat peristirahatan terakhir, disitulah Jarvey mulai menangis. Jarvey benci menjadi seseorang yang cengeng seperti sekarang, kilasan masalalu saat ia masih anak-anak dan juga sering membantah ucapan orang tuanya langsung menghinggapi pikirannya.

Demi Tuhan, tidak ada yang lebih menyedihkan lagi saat mendengar adzan dan tanah-tanah itu mulai ditimbun menjadi gundukan sampai pada akhirnya batu nisan dipasang, dan doa yang dipanjatkan untuk terakhir kalinya—  menunjukkan bahwa, hari ini benar-benar kelabu penuh tangis karena kepergian seseorang yang disayangi.

Don't cry anymore Jarvey, because I know you are a tough guy.”

( Jangan menangis lagi Jarvey, karena aku tahu kamu adalah pria yang tangguh. )

Celine mengusap bahu lebar Jarvey, sekarang tidak hanya Jarvey yang merasa sedih dan kehilangan tetapi Celine juga. Tapi disisi lain, Celine tahu bahwa Jarvey sudah pasti lebih hancur daripada dirinya makanya Celine berusaha sebaik mungkin bisa berangkul Jarvey agar tidak merasa sendirian didunia ini.

𝗝𝗔𝗘𝗪𝗜𝗡 : 𝗡𝗲𝗳𝗮𝗿𝗶𝗼𝘂𝘀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang