***
Tjung Company adalah sebuah perusahaan berskala nasional dan internasional yang bergerak dalam berbagai bidang, dan diresmikan pertama kali pada tahun 1965 oleh Edward Tanjung. Di negara ini rasanya sangat mustahil bila tidak mengenal keluarga Tanjung yang sekarang lebih dikenal dengan marga Jung.
Ada berbagai macam deretan usaha yang dibangun oleh keluarga Jung, sehingga bisa sesukses ini dan beberapa diantaranya yang paling terkenal dikalangan masyarakat adalah keuangan, media dan properti.
Perusahaan milik keluarga Jung sendiri telah beberapa kali berganti kepemimpinan, dari generasi pertama yang dipimpin sendiri oleh Tuan Edward, generasi kedua Tuan Anthony, lalu generasi ketiga Jarvey Jung anak satu-satunya Tuan Anthony dan kemungkinan lainnya adalah Tjung Company akan tetap berjalan sampai kegenerasi selanjutnya.
Setelah kemarin libur sehari karena Celine yang tiba-tiba sakit, hari ini Jarvey kembali ke kantor seperti biasa dan disambut langsung oleh pekerjaannya yang benar-benar menumpuk karena ia juga harus menyelesaikan beberapa pekerjaan yang ditinggalkan oleh mendiang Anthony, Ayahnya.
Pintu ruang kerja milik Jarvey diketuk beberapa kali, sebelum akhirnya dibuka pelan oleh sekretarisnya— Henderik. “Pak Jarvey, saya ingin menyampaikan bahwa proposal mengenai pembangunan Tjung's Wonderland didaerah Seminyak telah rampung dikerjakan dan tinggal menunggu persetujuan, Bapak.”
Jarvey yang tadinya tengah fokus membaca dokumen lain seketika menghentikan bacaannya, lalu menyimpan dokumen tadi keujung meja. “Mana?”
“Ini Pak, silahkan diperiksa barangkali ada yang kurang, nanti akan saya bicarakan dengan Dimas agar segera merevisi prosal tersebut.”
Jarvey menganggukkan kepalanya, sambil mencerna kata demi kata yang ada pada proposal yang ia baca. “Henderik, sebelum kamu menyerahkan proposal ini pada saya, apakah sebelumnya kamu sudah membaca isi proposalnya?”
Henderik meneguk ludahnya kasar, dan menganggukkan kepalanya, ragu. “I-iya, Pak.”tiba-tiba suara menjadi gagu, apalagi ketika ditatap oleh tatapan tajam bak belati yang dilayangkan oleh Jarvey padanya.
“Sepertinya kamu ragu dengan jawabanmu sendiri, jadi saya ingin menyampaikan bahwa kamu dan Dimas kurang teliti. Tolong lebih teliti lagi karena menurut saya proposal yang diketik oleh Dimas belum rampung sama sekali. Lalu bagaimana kalian bisa menarik investor sedangkan proposal yang diketik saja tidak jelas tujuannya apa.”
***
Jarvey saat ini dalam perjalanan pulang kerumahnya, ia berencana akan mengajak Celine keluar kota selama beberapa hari. Alasan mengenai Jarvey mengajak Celine keluar kota, karena gadis itu adalah babunya, selain itu Jarvey juga akan memantau proyek yang sedang dibangun.
Pagar rumah Jarvey seketika dibuka oleh security rumahnya begitu supir pribadinya menekan klakson mobil, bahkan saat mobilnya berhenti tepat dihalaman rumah sebelum masuk garasi, security tadi buru-buru berlari kesamping pintu mobil guna membukakan pintu untuk Jarvey.
Jarvey menekan finger print yany ada dipintu utama rumah, lalu masuk kedalam rumah sembari melonggarkan dasinya dan sialnya lagi ketika ia baru melangkahkan kaki beberapa langkah didalam rumah mendapati Celine yang tengah menunduk.
Iya, menunduk. Jika hanya menunduk mungkin Jarvey akan biasa-biasa saja tapi ini, Celine seperti tengah menggoda seseorang. Lantas Jarvey kembali melangkahkah kakinya mendekat kearah Celine dan menaruh tangannya dileher belakang Celine supaya gadis itu kembali berdiri tegak lagi.
“Lo ngapain, bodoh?”decak Jarvey dengan ekspresi kesal pada Celine.
Celine membalik tubuhnya menghadap Jarvey, dengan satu alis yang dinaikkan. “Emangnya, gue ngapain?”tanya Celine balik pada Jarvey dengan kedua tangan yang terlipat diatas dada.
Jarvey mendengus ketika mendengar balas angkuh Celine. “Gue baru tau ternyata ada manusia spesies bunglon, dan bunglonnya itu lo. Baru aja kemarin sore sama tadi pagi ngomong ke gue pakai saya-kamu mana sok polos lagi, sekarang malah pakai lo-gue.”
“Hidup juga hidup gue, terserah gue lah mau ngomong kayak gimana.”
Celine kembali melamapaui batasnya, Jarvey kesal, tentu saja. Sehingga didetik itu tanpa berbasi basi Jarvey mendorong tubuh Celine kedinding dan mencengkram kuat rahang gadis itu, sampai memerah terasa dan sakit untuk Celine. “Hidup lo memang milik lo sendiri, tapi karena lo udah berani masuk kedalam keluarga gue berarti lo udah tau konsekuensinya gimana. Bahkan beberapa hari yang lalu gue udah pernah bilang, kalau Papi gue masih hidup lo bisa aja ngaduin gue sekarang tapi karena Papi udah meninggal berarti hidup lo udah jelas milik gue.”
Walaupun rahangnya terasa sakit karena jari-jari tangan Jarvey yang mencengkram kuat rahangnya, Celine tetap melawan. Lalu bagaimana caranya melawan Jarvey, sedangkan tenaga pria itu jauh lebih kuat daripada Celine? Jawabannya adalah ketika Jarvey lengah.
“Ah, damn bitch!”
Benar kan, Jarvey langsung melepas cengkraman jari-jari tangannya pada rahang Celine ketika Celine berhasil menendang kemaluan Jarvey saat pria itu lengah.
“Kasian, wleeee!”ejek Celine pada Jarvey yang tengah berjongkok sambil menahan rasa nyilu pada kemaluannya.
Jarvey itu tidak mau kalah, kalau dia merasa sakit berarti orang lain juga harus merasakan sakit yang ia rasakan. Melihat Celine yang terus mengejeknya, seketika membuat Jarvey menyeringai lalu setelahnya Jarvey menarik baju maid yang dikenakan oleh Celine sehingga gadis itu terduduk secara paksa dilantai.
“Aduh, pantat gue!”
“Kasian, wleeee!”Jarvey membalas hal yang sama pada Celine seperti apa yang gadis itu lakukan padanya tadi.
Celine mendengus saat Jarvey meng-copy paste dirinya. “Apa-apaan.”Celine berucap pada dirinya sendiri, dengan suara yang sangat pelan yang tentu saja tidak akan pernah didengar oleh Jarvey.
Jarvey kembali berdiri tegak, lalu menyorodorkan tangannya pada Celine. “Get up, don't be like a beggar.”katanya dengan wajah angkuhnya.
( Bangunlah, jangan seperti seorang pengemis. )
Celine menyambut sodoran tangan Jarvey. “Terima kasih.”
“Ya,”balas Jarvey singkat jelas dan padat, namun sedetik kemudian ia kembali melanjutkan ucapannya. “Seharusnya lo tanya kenapa gue pulang lebih awal, tapi karena lo enggak nanya gue bakalan jelasin kenapa gue pulang lebih awal. Jadi selama beberapa hari kedepan gue bakalan ada pekerjaan diluar kota—“
“Terus?”
“Ck, bisa dengerin gue ngomong sampai selesai dulu, enggak sih?”
“Iya-iya maaf, lanjutin.”
“Gue bakalan ada pekerjaan diluar kota, selama beberapa hari. Gue enggak mungkin ninggalin lo sendirian disini, bisa aja lo nanti kabur dari tanggung jawab lo sebagai babu gue.”jelas Jarvey.
“Gue bukan anak kecil, mana mungkin gue kabur-kaburan.”Celine membela diri, karena tidak terima dituduh oleh Jarvey.
“Lo memang bukan anak kecil, tapi gue enggak percaya sama lo. Apalagi kelakuan lo yang berubah-ubah kayak bunglon, beresiko banget ninggalin lo sendirian disini dan gue enggak lagi minta pendapat lo. Jadi apapun keputusan gue, lo harus ikut.”
[.]
Maaf agak telat update minggu ini, tapi percaya deh habis part ini bakalan seru abis karena Celine bakalan nunjukin another side nya ke Jarvey yang pastinya bakalan buat Jarvey kesel banget ( spoiler 😝 )
Sampai ketemu beberapa hari lagi!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗝𝗔𝗘𝗪𝗜𝗡 : 𝗡𝗲𝗳𝗮𝗿𝗶𝗼𝘂𝘀
Fanfiction[ 𝑹𝒐𝒎𝒂𝒏𝒄𝒆 𝟏𝟖+ ] Jung Jaehyun x Kim Winter *** Awalnya Jarvey mengira Celine adalah sosok gadis polos dan mudah dibuat tunduk, tapi siapa sangka ternyata Celine lebih dari itu. Seorang gadis liar, pembangkang dan memiliki banyak rahasia dihi...