°• Chapter 12 •°

157 134 2
                                    

📌
Ini hanya cerita fiksi, murni imajinasi penulis dan tidak berhubungan dengan kejadian atau terjadi di dunia nyata.
📌
Harap bijak dalam berkomentar, ya:)
🌛Thanks and Happy Reading🌜

•°•°•°🌛☀️🌜•°•°•°

Hari ini divisi 26 mengadakan rapat untuk membahas program kerja misi karena di pertemuan yang lalu markas mati listrik dan salah satu anggota mereka pingsan di toilet.

Sejak jam delapan pagi, Deras sudah membersihkan markas dan sampai saat ini masih berkutat dengan laptopnya. Ryuki dan Gevan yang baru tiba menepuk pelan pundaknya sekedar menyapa.

"Dari jam berapa Lo di sini?" tanya Ryuki menaruh tas kerjanya.

"Jam delapan, mungkin." Deras menjawab ragu.

Gevan duduk di sampingnya, ikut melihat apa yang sedang dikerjakan Deras. "Ada hasilnya?"

"Sebentar lagi dapet. Sabar dikit," jawab Deras berusaha.

Hacker berusia 22 tahun itu sedikit menguap karena terserang kantuk. Ia menelungkupkan kepalanya sambil menunggu unduhan selesai.

"Seta sama Fardhan mana?"

"Gue suruh bawa kopi barusan. Sebentar lagi juga balik," jawab Gevan menyalakan AC dalam ruangan.

Ceklek

"OHAYUUU, GUYS! SIAPA YANG PESEN KOPI??" Suara sumbang Fardhan mengagetkan Deras yang baru saja terlelap.

Refleks tangannya melempar botol bekas air mineral ke arah Fardhan. "Bisa diem kagak??"

"Eitss ... Nggak kena!" Fardhan mengelak.

Seta duduk di seberang Gevan dan menaruh lima gelas kopi yang dibawanya. "Gue ketinggalan apa, nih?" tanya Seta melirik Deras.

"Mulai juga belum," gumam Ryuki duduk di kursinya.

Deras langsung menenggak habis kopi, lalu melihat kembali pada layar perangkatnya. Begitu semua data dilampirkan, ia langsung menyambungkannya ke mesin printer dan menyalinnya beberapa lembar.

"Ini data semua gelandangan yang hilang 2 tahun ke belakang dan beberapa tempat yang paling banyak gelandangannya." Ia mulai membagikannya satu per satu pada semua temannya.

Seta memperhatikan semua foto yang terlampir. Matanya menyipit pada satu foto remaja laki-laki berambut gondrong. "Gue kayak kenal sama anak ini," celetuknya.

"Siapa? Yang mana?" tanya Fardhan mendekat.

"Ini, yang gondrong. Gue pernah ketemu sama nih anak waktu ngantri makanan gratis."

Deras meliriknya curiga. "Lo ikut ngantri makanan gratis?"

Laki-laki itu menggaruk tengkuknya kikuk. "Gue cuma ngecek, siapa tahu kan itu makanan nggak bergizi," ujarnya beralasan.

"Dia baru hilang Oktober lalu. Kalau menurut data, anak ini nggak punya keluarga selain kakak perempuan," jelas Ryuki ikut menyimak.

Gevan diam sejenak. "Gue pernah denger ada tren golden barcode yang lagi ramai di medsos. Apa ada hubungannya sama ini?"

Semuanya langsung menatap serius. "Golden barcode? Gue nggak pernah denger," celetuk Seta.

"Gue tahu, itu barcode khusus yang pernah dibagiin ke gelandangan 3 tahun lalu," tambah Fardhan.

"Lo tahu?"

Fardhan menganggukkan kepala. Ia terkekeh geli saat mengingat tren penyebab kisah cintanya kandas. "Jelas dia tahu. Itu kan yang bikin Devina balik ke Paris," ujar Deras.

SetaLynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang