📌
Ini hanya cerita fiksi, murni imajinasi penulis dan tidak berhubungan dengan kejadian atau terjadi di dunia nyata.
📌
Harap bijak dalam berkomentar, ya:)
🌛Thanks and Happy Reading🌜•°•°•°•°🌛☀️🌜•°•°•°•°
Butuh waktu lima jam untuk mereka keluar dari tol. Sesampainya di sana, Seta tidak langsung datang ke apartemen, melainkan mengantar Deras ke markas, dan mampir ke rumah untuk mandi. Tidak lupa ia membeli sekotak beng-beng ukuran max di minimarket setempat. Keadaan rumahnya kosong, Brian pasti belum pulang sekolah.
Matanya menyipit heran, ada sepatu perempuan di rak dekat pintu. Tidak mau ambil pusing, Seta buru-buru pergi ke apartemen. Sejak di perjalanan, pikirannya sangat tidak tenang. Antara gembira akhirnya bisa bertemu gadis itu lagi dan cemas kalau Velyn akan bunuh diri.
Terlebih sebuah mobil berhenti tepat di pintu masuk parkiran membuatnya terhalang dan memicu emosi sesaat. Seta langsung membunyikan klakson berkali-kali bahkan menghampiri sang pemilik mobil.
Begitu mobilnya terparkir, Seta berlari cepat lewat tangga darurat. Sebenarnya ia tidak bisa naik lift karena takut ruang tertutup itu akan berhenti di tengah jalan. Namun, ada kalanya ia akan menggunakan lift jika bersama Velyn. Ia tidak mungkin mengajak gadis itu jalan di tangga bersama.
Dalam langkahnya menaiki tangga, terbayang seorang gadis cantik dengan rambut berantakan tampak duduk di pojok ruangan, membawa sebilah pisau, lalu mengarahkannya ke pergelangan tangan. Sontak Seta menggeleng, menepuk kedua pipi sendiri.
"Sadar, Seta. Sadar. Velyn mana mungkin kayak begitu," ucapnya pada diri sendiri.
Kakinya berhenti sejenak. Ia mengelap keringat yang membasahi pelipis dan keluar dari area tangga darurat itu.
"Aku denger ada cewek yang mau bunuh diri, ya?"
Awalnya Seta tidak peduli, tapi lama-lama ia menguping karena penasaran bahan gosip dua anak remaja itu.
"Iya, dia ngunciin diri di pintu kamar. Gelagatnya kayak orang depresi berat."
"Masa, sih? Padahal dia cantik, loh. Terus terus?"
"Dia ngambil pisau buah di dapur, terus ngiris bagian sini." Gadis berambut panjang sebahu itu mempraktekkan bagaimana proses mengiris nadi di pergelangan tangan dramatis.
"Bentar, kalau ke kunci di kamar, mayatnya bakal ketemu waktu kecium aroma busuk, dong?"
"Entah, mungkin nanti ditemuin pacar atau keluarganya. Tapi..."
Degup jantung Seta semakin kencang seolah naik roller coster. Buru-buru ia keluar begitu lift terbuka, berjalan di tengah kedua gadis itu. "Kalian itu harusnya belajar, bukan ngerumpi," ketus Seta berlalu pergi.
Gara-gara mereka, kini ia kembali tidak tenang. Kalut, tanpa menekan bel rumah Seta langsung menggedor pintu kuat.
"Velyn, ini Seta!"
"LYN, BUKA PINTUNYA!!!!"
Berkali-kali ia mencoba, sandi yang dimasukkannya selalu ditolak. "LYN, GUE BAWA CEMILAN BUAT LO. BURUAN BUKA!!"
Pip
Begitu pintu terbuka, Seta bisa melihat jelas bagaimana kondisi Velyn sekarang. Gadis itu berdiri di depan pintu dengan rambut berantakan dan hidung yang merah.
"Velyn, lo kenapa?" tanya Seta pelan.
Tanpa menjawab pertanyaannya, Velyn melangkah maju dan langsung memeluknya erat. Seta tertegun, belum pernah ia memeluk Velyn sejak pertama kali kenal. Tangannya terangkat ragu, lalu menepuk-nepuk pelan kepala belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SetaLyna
Dla nastolatków"Kita bertemu karena sebuah janji, dan kita hanya akan berpisah karena sebuah takdir." -SetaLyna •°•°•°•°•°•°🌛☀️🌜•°•°•°•°•°•° Sejak kedua orang tua angkatnya menjadikan Velyna Kumala jaminan hutang rentenir, hidup perempuan blasteran Indonesia-Kor...