🌕 01. Hide

281 40 22
                                    

Awal Musim Gugur, 1350

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awal Musim Gugur, 1350.

Gemericik hujan kecil yang turun perlahan terdengar begitu pelan di wilayah Liaoyang. Langit malam pun sedikit gelap tanpa adanya cahaya rembulan atau bintang. Daun-daun yang mengering mulai berguguran saat angin musim gugur berhembus sedikit kencang. Suasana yang cukup sepi dan tenang.

Dari kejauhan, seorang remaja perempuan berusia 15 tahun tengah mengendap-ngendap agar bisa keluar dari sebuah rumah besar di wilayah tersebut. Remaja itu tampak mengenakan baju laki-laki dan masker hitam. Rambut panjangnya diikat kuat dan ia tampak melihat sekitar untuk memastikan bahwa tidak ada siapapun yang melihatnya keluar rumah.

Setelah memastikan semuanya aman, remaja perempuan itu berlari ke arah utara tanpa suara langkah kaki sedikitpun. Ia sudah terbiasa melakukan ini hingga perlahan dia sudah tau trik-trik pergi dari rumah tanpa diketahui oleh nenek, kakek ataupun pelayannya yang lain.

Jelme Temur. Itulah nama gadis tersebut. Tapi anehnya, tidak ada siapapun yang mengetahui bahwa ada nama itu yang tinggal di wilayah Liaoyang. Semua tampak begitu tersembunyi hingga semut pun tidak akan mengetahui siapa Jelme Temur yang sebenarnya.

Kemudian Jelme mengambil kuda yang sering ia pakai untuk keluar malam. Kuda itu sudah disiapkan sejak sore di dekat pohon yang cukup gelap tanpa diketahui oleh kakek dan neneknya. Lalu Jelme menunggangi kuda itu dan mengarahkannya ke arah utara, lokasi yang ingin ditujunya.

Sebagai seorang putri keturunan Mongol, bukan hal yang sulit bagi Jelme bisa berkuda dengan baik di usianya yang cukup muda ini. Ia juga gemar berlatih bela diri, berpedang dan cukup menguasai strategi perang. Meski begitu, ia tidak melupakan identitasnya sebagai seorang perempuan. Sang nenek sering mengajarkannya mengenai keterampilan dasar rumah tangga, seperti memasak, menjahit dan hal lainnya. Pendidikan formal pun tidak lepas dari aktivitas sehari-hari, mulai dari belajar sejarah, bahasa, sastra, seni hingga musik. Meski begitu, tidak semua orang tau tentang itu. Hanya keluarga dari pihak ibunya, yakni nenek dan kakeknya sekarang yang tau tentang ini. Serta beberapa orang lain yang memang sudah dipercaya oleh Jelme dan keluarga sang ibu.

Kemudian Jelme mengambil arah barat saat sudah melakukan perjalanan selama 45 menit dari rumahnya. Jarak yang ditempuh memang cukup jauh hingga Jelme perlu hati-hati dalam mengambil jalur. Belum lagi suasana yang gelap sedikit menyulitkan dirinya dan kuda yang ditungganginya. Tapi 15 menit kemudian, Jelme sampai di sebuah lokasi yang memang menjadi tujuannya.

Itu adalah sebuah desa kecil di ujung kota Liaoyang. Sangat kecil hingga orang-orang tidak menyadari keberadaan desa itu. Jelme tidak seberani itu menampakkan diri disana. Ia lebih sering memantaunya saat malam hari dari kejauhan.

Setau Jelme, itu adalah desa yang ditempati oleh orang-orang yang berasal dari Goryeo. Selama beberapa minggu ini, ia sering mengirimkan makanan secara rahasia kesana. Menurutnya, desa itu mengalami krisis pangan yang parah. Entah karena tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah Yuan atau bagaimana. Padahal banyak di antara warga Goryeo itu sebagiannya ibu hamil dan anak-anak yang membutuhkan nutrisi yang baik.

BOUND BY FATE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang