🌕 04. Who?

234 41 28
                                    

Awal Musim Gugur, 1350

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awal Musim Gugur, 1350.

Suara hewan malam semakin terdengar nyaring ketika hari semakin larut. Angin juga berhembus cukup kuat hingga dedaunan kering masuk ke gua yang ditempati Wang Joon dan Jelme. Api unggun yang dinyalakan sedikit terbawa oleh angin yang tak tentu arah.

Wang Joon menghela napas. Sudah berjam-jam dia terjebak disana bersama seorang gadis yang tidak ia ketahui namanya itu. Gadis yang cukup misterius. Tidak hanya namanya, tapi juga penampilan dan perilakunya. Jika saja Wang Joon tidak sengaja membuka masker kain yang digunakan gadis itu, mungkin ia tidak akan tau juga bahwa dia adalah perempuan.

Wang Joon mengernyit heran saat matanya menatap sang gadis yang terlelap tanpa sadar. Bagaimana bisa gadis itu tidur, sementara ada lawan jenis yang bersamanya? Apakah dia gadis liar yang sering diceritakan orang-orang?

Setau Wang Joon, masyarakat Mongol memang identik dengan kebiasaan mereka yang hidup nomaden. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain dan tidak memiliki tempat tinggal yang jelas. Mungkinkah gadis ini salah satu di antara mereka?

Wang Joon menggelengkan kepala. Rasanya tidak mungkin gadis itu keturunan Mongol. Sekilas dari wajahnya saja, perempuan itu memiliki wajah tirus dan berkulit putih. Matanya bulat dengan hidung yang mungil. Rambutnya juga hitam panjang dan tebal. Dari bentuk wajahnya saja, Wang Joon bisa mengira dia keturunan Tiongkok dibanding Mongol.

"Argh!"

Wang Joon menahan diri agar tidak tertawa saat melihat gadis tersebut terbangun sambil memegang kepalanya. Tanpa sadar gadis itu tertidur ke arah samping, dimana tidak ada tempat bersandar disana.

Gadis tersebut—Jelme mengerang menahan nyeri. Ia menatap sekitar gua yang sunyi. Hanya ada hembusan angin dan kobaran api di hadapannya. Kemudian mata sayunya tertuju pada Wang Joon yang melihatnya dengan tatapan meledek.

"Apa yang kau lihat?" Jelme mendengus kesal, lalu merapikan rambutnya yang tertiup angin. "Apa kau tidak ingin berusaha?"

"Apa maksudmu?" Wang Joon bertanya dengan nada tidak mengerti.

"Kau hanya diam dari tadi. Sebagai seorang laki-laki, bukankah kau harus mencari jalan keluar?"

"Siapa? Aku?" Wang Joon tertawa pongah. "Yang benar saja."

Jelme berdecak tak habis pikir. "Sudah kuduga kau memang pengecut."

"APA?" Wang Joon berdiri dari posisi duduknya. "Berani sekali kau mengatakan itu!"

Jelme hanya mendelik tak peduli. "Kalau begitu carilah jangan keluarnya. Apa kau pikir kita akan diam disini sampai pagi nanti?"

Wang Joon menatap tidak suka. Ia ingin melawannya lagi, tapi rasanya itu hanya membuang energinya sendiri. Lantas tanpa menatap Jelme, Wang Joon pergi keluar gua sambil membawa obor di tangannya.

Wang Joon berjalan ke arah utara, dimana hutan yang cukup gelap menyambutnya disana. Ia sedikit kesal dengan sikap gadis yang baru ditemuinya beberapa jam lalu itu. Tapi anehnya ia tidak bisa menolaknya.

BOUND BY FATE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang