Pertengahan Musim Panas, 1355.
Wang Joon menunggangi kudanya ke sebuah pegunungan di wilayah utara kota Ganzhou. Di belakangnya Kasim Han mengikuti Wang Joon dengan kuda yang berbeda. Mereka menunggangi kuda tersebut dengan cukup santai sambil tetap memperhatikan penduduk sekitar.
“Meski keadaan ekonomi disini sedang tidak baik, setidaknya mereka masih bisa makan gandum dengan benar.” Kasim Han menanggapi beberapa orang yang tengah membawa sekantong gandum di tangan mereka.
“Benar. Ini pasti tidak lepas dari kontribusi Tuan Liu juga.” Wang Joon ikut menanggapinya.
Wang Joon berani berbicara seperti itu karena dia sudah melihat sendiri bagaimana Tuan Liu secara langsung. Beberapa waktu lalu mereka baru saja menemui Tuan Liu di kediamannya. Pria tua itu tampak bersahaja di usianya yang sudah memasuki 70 tahun.
Tuan Liu tidak memandang Wang Joon dengan sebelah mata saat dirinya memperkenalkan diri sebagai Yi Joon dari Goryeo. Biasanya tatapan orang Yuan akan berubah saat mengetahui ada seorang utusan yang berasal dari Goryeo, seperti yang dilakukan Pangeran Xijing. Tapi Tuan Liu tidak melakukan itu.
“Sepertinya kesan pertama Anda padanya cukup baik.” Kasim Han melihat perubahan wajah Wang Joon saat membicarakan Tuan Liu.
“Hanya kesan pertama. Aku belum tau bagaimana dia ke depannya. Lagipula kita tidak bisa menyangkalnya, Kasim Han. Orang-orang disini masih bisa makan gandum, itu tidak lepas dari kepedulian Tuan Liu. Jika saja Ganzhou sama seperti wilayah lain, mungkin mereka akan mengalami kemiskinan dan kelaparan yang serupa.”
Kasim Han mengangguk memahami maksud Wang Joon. “Kita hanya perlu menyelidiki lebih lanjut tentang aset-aset milik Tuan Liu. Setelah itu kita bisa merencanakan hal lain, Jeoha.”
Wang Joon melirik Kasim Han sekilas dan mengangguk. Kemudian tatapannya pada pelayannya itu mengisyaratkan agar keduanya berkuda dengan kecepatan tinggi. Karena itu, Wang Joon dan Kasim Han menunggangi kuda semakin cepat ke arah pegunungan. Itu adalah rute tercepat menuju tempat selanjutnya yang ingin ia datangi.
Tapi baru saja mereka masuk ke area pegunungan, lesatan panah tiba-tiba mengenai kuda yang ditunggangi oleh Kasim Han. Seketika kuda tersebut melengking kaget dan pelayannya itu terjatuh dengan cepat ke tanah yang keras.
Wang Joon yang ikut kaget lantas turun dari kudanya sendiri. Ia langsung menghampiri Kasim Han dengan khawatir. “Kau baik-baik saja?”
“Jeoha..” Kasim Han berbicara dengan pelan, sepertinya menahan rasa sakit di bagian lengan, pinggang dan punggungnya.
Kemudian seseorang menghampiri mereka sambil membungkuk hormat berkali-kali. Entah kenapa Wang Joon merasa kesal.
“Apakah kau tau hutan ini dilarang untuk berburu?” Wang Joon menaikkan nada suaranya untuk memperingatkan orang tersebut. Tapi orang itu tidak berani mengangkat wajahnya dan tetap meminta maaf berulang kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOUND BY FATE [ON GOING]
Romance[HISTORICAL-ANGST-MELODRAMA] Sejak Dinasti Goryeo secara resmi menjadi negara bawahan Kekaisaran Mongol pada tahun 1259, calon penguasa Goryeo biasanya akan dikirim ke Dinasti Yuan untuk menerima pendidikan dan pelatihan dari pemerintah Mongol. Hal...