Bab 04 : Noboru Kembali!

247 37 3
                                    

"ternyata punya teman itu, tidak terlalu buruk."

**************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**************

Kadzuki mengayuh sepeda dengan cepat. Seragam sekolahnya telah basah kuyup, bahkan sudah terlihat menerawang. Padahal hari ini tidak sedang hujan. Wajahnya juga mendapat beberapa lebam dan yang jelas terlihat adalah bibirnya yang sobek. Dia sangat berantakan.

Setelah beberapa saat, dia tiba di apartemennya. Pintu terbuka dari dalam. Hiroto menyambutnya dengan senyuman sehangat kopi. Segala rasa penat yang menggerogoti tubuh kadzuki serta merta hilang. Kening hiroto berkerut melihat pakaian sang adik yang basah kuyup terdapat sisa-sisa lumpur. Fokusnya teralih pada luka di sudut bibir dan beberapa lebam pada area wajah. Ia urung untuk memeluknya. Namun kadzuki dengan cengiran mengembangkan tangannya lebar-lebar, meski jelas-jelas jika sang kakak menunjukkan wajah galak khasnya lagi. Bibirnya terasa sedikit perih karena tersenyum lebar.

Kadzuki langsung saja memeluk sang kakak dengan girang. Hiroto tentu sedikit memberontak karena tidak mau bajunya ikut basah. Dia juga sedikit kesal dengan adiknya yang pulang membawa luka-luka itu. Kadzuki melonggarkan pelukannya namun tangannya masih melingkar pada tengkuk sang kakak.

"Bersihkan tubuhmu cepat... nanti aku bantu obati lukamu." Kadzuki menurut dan segera memasuki kamar mandi. Masaki keluar dari dapur. Dia membawa dua mangkuk ramen dengan satu piring yang berisi telur rebus. Hiroto menghidupkan televisi dan mencari channel yang akan dia tonton.

"Kau ini... zuki baru pulang malah dimarahi." Hiroto hanya meliriknya sekilas tanpa berniat menjawab. Itu membuat masaki kesal. Dia mencodongkan tubuhnya.

"Hiroto! Jangan mengacuhkan kakakmu!"

Hiroto meneguk sake. "damare."

Kadzuki datang dengan handuk yang melilit rambutnya yang basah. Dia membuka kulkas dan mengambil satu soda. Ia ikut duduk, matanya tak sengaja melihat dia mangkuk ramen yang sisa setengah.

"Apa-apaan itu.. makan tanpaku?" Masaki tersenyum santai menanggapi kekesalan adiknya.

"Masih ada di dapur."

Kadzuki langsung berlari mengambil ramen bagiannya. Dia kembali duduk bersama kedua kakaknya. Hiroto sudah bersiap dengan kotak p3k. Dia mengobati luka sang adik dengan hati-hati. Masaki mendesah lelah melihat seberapa banyak ruam lebam di wajah adik bungsunya itu.
Suasana ruang tamu yang suram itu hanya di isi oleh suara dari tayangan televisi.

Drrt!! Handphonenya berbunyi. Seseorang menelfon. Kadzuki segera menjauh dari jangkauan kedua kakaknya. Hiroto juga masaki saling berpandangan. Mereka penasaran namun tidak ingin melanggar privasi sang adik. Beberapa bulan tidak bertemu pasti sangat tidak mungkin jika sang adik juga mempunyai kenalan baru.

Mengetahui jika adiknya bersekolah di kawasan SWORD dan yang mendaftarkan adalah kakak sulung mereka yang telah lama hilang, membuat mereka lumayan terkejut. Keduanya pikir jika kadzuki mengetahui keberadaan Takeru. Tapi kenyataannya adik bungsunya juga sama-sama di tinggalkan. Bahkan untuk menyambung keberhasilan hidup, dia harus bekerja keras. Sekolah memberikan kadzuki beasiswa, setidaknya itu dapat membuat kedua kakaknya sedikit lega.

𝗦𝗘𝗥𝗘𝗡𝗜𝗧𝗬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang