Bab 10 : ITOKAN

220 32 13
                                    

Gadis itu berbahaya untuk kesehatan.

Gadis itu berbahaya untuk kesehatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****************

"Tidak aniki, tinggalkan aku sendiri." Ujar kadzuki ketika hiroto tetap memaksa untuk tetap bersama dirinya dengan alasan khawatir. Oh ayolah, dia bukan gadis kecil yang selalu menempel kepada para kakaknya seperti saat kecil dulu.

Saat ini ia menggunakan pakaian formal. Memakai tank top putih yang di lapisi blazer hitam lalu dipadukan dengan celana hitam panjang dan dilengkapi oleh sepatu putih polos. Dari pada di sebut dengan pakaian untuk melayat, kadzuki justru terlihat seperti seorang wanita kantoran dengan jabatan tinggi.

Hiroto mendengus kesal namun akhirnya memilih mengiyakan permintaan adiknya dan pergi meninggalkan pekarangan makan orang tuanya. Kadzuki menghela nafas panjang ketika menuangkan air di batu nisan ibu dan ayah tirinya. Ia terdiam selama beberapa saat.

"Hai, bu.... Aku datang, bersama hiroto-nii. Meskipun aku menyuruhnya untuk pulang lebih dulu." Bibirnya membentuk senyum sendu. Kadzuki mengangkat kepalanya agar air matanya tidak jatuh, ia segera mengusap matanya sebelum air mata sialan itu benar-benar jatuh.

"Ahh, apa kalian tahu? Takeru-nii menghilang dalam satu tahun yang terakhir. Aku ditinggalkan sendiri... Tapi kupikir itu ada gunanya, sekarang aku bisa lebih mandiri karena harus hidup sendiri."

"Tapi tetap saja... Aku merindukannya."

"Yeahh lupakan itu, lagi pula aku sudah menemukan masaki-nii juga hiroto-nii. Itu bukan masalah besar bagiku karena aku gadis kuat... kalian tahu itu, bukan?" Ujar kadzuki diakhiri dengan tawa hambar. Gadis itu menunduk untuk menyembunyikan kesedihan dalam wajahnya.

Kadzuki menghabiskan hampir satu jam lamanya berjongkok di samping makan kedua orang tuanya. Hingga akhirnya mengusap kasar rambutnya lalu berdiri sambil memasukkan kedua tangannya di saku celana.

"Aku pergi.." kata kadzuki ketika sudah berbalik, ia segera berjalan pergi. Matanya melirik jam di tangan yang menunjukkan tepat pukul tiga sore. Dia segera mempercepat langkah kakinya. Tujuannya saat ini adalah distrik sannoh. Kadzuki dengan di sana ada baber shop yang harganya cukup terjangkau. Ia ingin memangkas rambutnya yang sudah mencapai atas pantat.

Kadzuki membuka pintu dan menemukan dua gadis dengan jubah pink yang seperti sebuah jubah geng motor. Ahh, kadzuki tidak perduli itu. Ia memilih untuk duduk di depan cermin. Seorang wanita dengan ramah datang padanya. "Mohon maaf, tapi ini tempat cukur laki-laki." Ujarnya mencoba menjelaskan dengan sabar. Kadzuki menoleh padanya dan melirik wanita yang di sampingnya. Ia mengerutkan keningnya heran.

"Dia juga wanita... kenapa bisa disini?" Tanya kadzuki dengan heran. Ia menunjuk junko yang langsung memalingkan pandangannya ke arah lain. Nika menjadi gelagapan, akhirnya dia menghela nafas pasrah dan mengiyakan permintaan kadzuki untuk memangkas rambutnya.

𝗦𝗘𝗥𝗘𝗡𝗜𝗧𝗬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang