2. siapa dia?

5 1 0
                                    

Yang ku takutkan itu,saat menginjakan kaki di sekolah

~~~~~
Bel istirahat berbunyi nyaring semua siswa menghela nafasnya lega, akhirnya bel istirahat tiba yang begitu di tunggu-tunggu kan oleh semua murid.

Senja membereskan buku-bukunya, rasa resah nya membuat dia ragu untuk pergi menuju kantin. Tetapi perutnya keroncongan terus Sedari tadi.

Dengan perasaan resah ia keluar dari kelas, saat di kantin matanya melihat sekelilingnya begitu penuh puluhan siswa yang tengah mengantri makanan. Dengan ragu tungkai nya membawa melangkah masuk kedalam kantin detak jantung bergemuruh tak tenang,bahkan tatapan mematikan dari orang sekelilingnya membuat dirinya enggan menatap.

Takut.

menunggu pesanan nya dengan penuh sabar meski ia terdorong dari belakang entah siapa, saat menerima pesenan lalu pergi dan mencari tempat kosong.

Saat berjalan ada yang jahil dengan sengaja meluruskan kakinya membuat Senja jatuh tersungkur, semua makanan nya berserakan dimana-mana. Gadis itu mendongak untuk melihat siapa yang jahil meluruskan kakinya kepadanya.

'ternyata mereka'

Dengan cekatan ia mengambil makanannya meski terlampau kotor tercampur dengan debu-debu, Seylina sengaja menginjak tangannya membuat Senja meringis kesakitan.

"Ups, sorry pasti sakit ya?" Ledek seylina, kedua temannya tertawa puas melihat penderitaan Senja.

Seylina menatap Senja remeh "makanya kalo jalan tuh lihat-lihat, gak punya mata kah? Atau buta?" Seylina tersenyum sinis.

Senja menahan rasa malunya dan sakit nya saat Seylina menghinanya di depan banyak orang.

Seylina beranjak dari tempatnya lalu berjongkok untuk melihat jelas kearah Senja "lemah."

Perempuan itu tersenyum sinis tangannya mencengkram kedua pipi Senja kuat, Senja menatap Seylina sayu. Seylina memandang wajah Senja lamat lamat lalu ia menendang tubuh Senja membuat tubuh ringkih itu terdorong beberapa Senti.

Senja memegang perutnya kuat kala Seylina dengan tega menendang perut nya kasar, Seylina menghampiri Senja dan menjambak rambutnya membuat kepalanya mendongak.

"Dengar baik-baik anak miskin, gue larang lo masuk ke wilayah gue, mau cari muka kah lo?" Desis Seylina tajam.

"Atau gak lo gue keluarin dari sekolah ini, gue anak pemilik sekolah ini jadi gue bebas siapa yang ganggu ketenangan gue." Seylina melepas jambakan tersebut, dengan emosi ia memukul Senja bertubi-tubi.

Kedua temannya tak ada niatan untuk menghentikannya, mereka berdua menyaksikan dengan anteng seolah layak di tonton. Apalagi melihat wajah Senja yang begitu memprihatinkan.

Tangan Seylina mengambil jus entah milih siapa lalu mengguyurkan ke tubuh Senja. Ia tercenung, pakaiannya kotor dan lengket dengan jus jeruk yang di guyurkan oleh Seylina.

Tak sadar hidungnya mengeluarkan darah yang cukup banyak, tangannya menyeka darah itu dengan kasar. Tubuhnya begitu sakit saat di gerakan, luka yang kemarin saja belum sembuh dan sekarang ia mendapatkan luka baru lagi. Semua orang tampak acuh, mereka semua sibuk dengan dunianya masing-masing,tak ada yang berniat untuk menolongnya secela pun.

Kapan ia tenangnya? Apa Senja tidak layak hidup tenang? Lukanya begitu abadi dari gadis malang ini.

Dan ini yang membuat Senja takut saat menginjakan kakinya ke sekolah.

Seylina menatap Senja yang menahan sakit itu dengan puas, memberi kode lewat lirikan mata pada kedua temannya. Angel peka meraih kecap yang berada di meja lalu memberikan kepada Seylina.

Seylina dengan senyuman liciknya membuang isi kecap itu di atas kepala Senja, Senja benci pada dirinya sendiri disaat ia di rundung dirinya tak bisa melakukan apa-apa yang ia lakukan hanya diam dan diam.

Seylina puas dengan hasil karyanya begitu senang "wahh tinggal di goreng aja yah, udah ada bumbunya tuh".

Sedangkan di sisi lain sekumpulan pemuda malas dengan pemandangan yang memuakkan tersebut, dan ada juga yang anteng menontonnya tanpa ada niat untuk menghentikannya.

"Si Seylina gak puas-puas bully orang, apa dia gak ada kerjaan lain kah?" Seru salah satunya yang bernama Kenaan Chandranata itu seraya mengunyah baso.

Terdengar decakan dari salah satunya "gue muak sumpah sama dia, caper apa gimana? Sok berkuasa mentang-mentang anak kepala sekolah cih," Cibir Revan Raselio tak suka dengan sikap Seylina yang semakin gencar mengusik ketenangan gadis yang kini bersimpuh di lantai kantin.

Arcelio Jhafrand dan Jendral Rayyan hanya terkekeh kecil mendengar penuturan kedua temannya ini, "mau gimana lagi coba, kita harus bantu siswi itu? Lo harus berurusan dulu sama Seylina si queen bully ini," sahut Arcel malas.

Sedangkan salah datu dari mereka yang bernama Angkasa Langit Arkananta itu menatap Senja iba saat di bully habis-habisan oleh Seylina. Entah kenapa rasa peduli nya itu lebih besar.
°
°
°
Senja berlari kearah toilet untuk membersihkan bajunya, dirinya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghilangkan kotoran ini namun naas tak ada tanda-tanda kotoran itu akan sirna.

Di gosok dengan sabun pun tak hilang kotoran ini, apa yang harus ia lakukan ia tak bisa tahan dengan semuanya.

Memandangi wajah di pantulan cermin toilet, menampilkan wajahnya begitu memprihatinkan, tercenung. Namun ia merasakan darah keluar dari hidung nya secara tiba-tiba.

Lagi-lagi ia mimisan.

Ia membersihkan hidung nya supaya darahnya berhenti, tetapi begitu sulit. Saat sibuk membersihkan darah terdengar suara pintu kamar mandi terbuka membuat dirinya terkejut dengan suara itu.

Ia kira siapa yang masuk tiba-tiba, dengan kagetnya yang masuk itu laki-laki bukan perempuan.

"Buat apa kamu masuk? Apa kamu gak liat ini toilet siapa?" Tanya Senja ragu dan was-was.

"Apa saya salah masuk toilet?" Senja resah, ia tatap orang itu penuh waspada, tetapi orang itu hanya terdiam menatap dirinya santai.

Orang itu menggeleng "enggak, lo gak salah masuk, ini memang toilet perempuan".

Senja tatap orang itu tak suka "terus kenapa kamu masuk?" Tanya Senja takut akan kehadiran sosok lelaki yang tak ia kenali ini.

Orang itu terkekeh kecil "tenang kok gue gak akan apa-apain Lo," balasnya yang terkesan santai.

"Terus kamu mau apa?" Memundurkan langkahnya untuk menjauhi lelaki di hadapannya.

Dengan santai laki-laki itu memberikan switer kepada Senja yang bingung dengan sikap lelaki asing ini Senja memandang switer itu penuh tanda tanya.

"Buat apa?" Senja bingung.

Orang itu tersenyum "ini buat Lo, baju Lo bau. Gue liat tadi Lo di rundung sama 'mereka',"

Senja sempat menolak namun orang itu memaksa dirinya untuk menerima pemberian nya.

"Gue gak butuh bantahan, Lo terima ini. Di situ ada tisu, Lo bersihin dulu darah lo. Emang Lo mau pake baju kotor itu hmm?" Ucapnya lalu pergi begitu saja meninggalkan Senja yang di liputi keheningan dengan suasana kian dingin itu meninggalkan banyak pertanyaan di benaknya kala sebuah kedatangan seseorang secara tiba-tiba.

Lalu dirinya pun segera membersihkan diri, Senja masih berusaha menghilangkan bau itu.

'sebenarnya laki-laki itu siapa? Seperti tidak asing,"

~~~~~~~

Janlup vomment,satu vote aja udh seneng. Bahkan membuat aku makin semangat nulis nya.

NABASTALA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang