1. pulang lagi

12 1 0
                                    

Janlup vote.....
Satu vomment aja udah berharga, sampai-sampai sujud syukur 😁
~~~~~~~
Pada sore itu, Sosok tersebut duduk di kursi belajar, tatapan matanya fokus mengerjakan tugas itu meski perasaan nya kian resah karena dirinya takut ayahnya pulang dan merusak seisi rumah.

Kaca mata bertegar di hidung kecilnya, tatapan nya begitu tajam, tangan nya menari di atas kertas. Netranya menatap jam Beker di atas meja belajar nya dengan resah sebentar lagi ayahnya akan pulang.

Dirinya hanya takut, sedang kan ibunya tengah berkutat di dapur membuat kue pesenanya.

Nama sosok itu adalah, Askara Senja Nirmala. Biasa di kerap Senja, gadis pintar dan cerdas. Senja sering memenangkan lomba olimpiade matematika dan sains. di kenal ambisius di sekolah nya meski ia hanya beasiswa biasa yang tahu diri.

Puluhan piala serta medali penuh di kamarnya, begitu bangga kepada dirinya sendiri, meski itu tidak di sukai oleh ayahnya. Ayahnya tidak begitu bangga kepada dirinya.

Hidup nya terbilang cukup sederhana, namun dirinya sering mengalami pembullyan di sekolahnya hanya karena ia berasal dari keluarga sederhana. Senja masih mengingat perbuatan orang-orang jahat itu terhadap dirinya.

Mental nya begitu hancur namun dirinya berusaha tegar, sama halnya di rumah Senja sering mendapatkan siksaan dari ayahnya. tangan yang seharusnya mengelus dengan cara lembut namun nyatanya sebaliknya yang ia dapatkan.

Terdengar suara keras berasal dari arah luar, matanya terpejam sejenak, Senja tau ayahnya pulang dan berulah lagi.

Entah kenapa ayahnya begitu kasar dan tempramen, terkadang Senja kasihan kepada ibunya yang lebih sering mendapatkan siksaan oleh ayahnya. Ia tidak berani untuk keluar dan berhadapan dengan ayahnya, tetapi Senja tidak mau akan terjadi sesuatu pada ibunya.

Itu juga sudah hal yang biasa, beranjak dari duduknya lalu pergi menghampiri mereka.

"MANA UANG?!"

Suara keras dan bentakan begitu terdengar jelas, hati Senja mencelos, Senja takut dengan suara keras serta bentakan.

"Enggak ada pak, aku belum hasilkan uang." elak ibunya.

Ayahnya terlihat murka,"mana?!" Ayahnya menarik tangan ibu dengan kasar.

Ibu menggeleng keras "belum ada pak, jangan kayak gini. Bapak kalo pulang cuman minta uang saja, bapak kenapa tidak kerja?"

"Banyak omong kamu!"

Ibunya berhasil melepas cekalannya, terlihat lengannya merah akibat cekalan yang begitu kuat.

"Pak, kalo mau minta kenapa tidak secara baik saja? Bapak pikir cari kerja itu gampang? Kenapa enggak bapak aja yang hasilin uang?" Ucap ibunya penuh penekanan.

Ayahnya justru semakin marah lalu tangannya hendak menampar pipi ibunya namun tangannya melayang di udara, ayahnya menoleh tajam.

Senja menahan aksi ayahnya, ia menatap ayahnya datar. Lalu melepaskan begitu saja.

"Yah, gak bisa apa jangan ambil kekerasan? Ayah pikir dengan begitu baik? Enggak yah," Gertak Senja. dirinya terlampau muak dengan sikap ayahnya yang selalu ambil kekerasan.

"Ayah kalo butuh sesuatu itu harus berusaha jangan cuman ambil alih saja, ayah pikir kerja itu gampang? Enggak yah, harusnya ayah yang bekerja bukan ibu."

Terlihat kilatan emosi di kedua mata ayahnya, ayahnya menggertakan mulut nya penuh amarah dengan tatapan menyorot bengis.

"Tidak sopan kamu!"

Senja terkekeh hambar "aku bukan tidak sopan yah, tetapi sikap ayah membuat aku seperti ini. Bukan aku doang yang sakit, tetapi ibu serta adek aku".

"Adek aku belum ngerasain rasa kasih sayang dari seorang ayah, tetapi ia hanya mendapatkan bentakan saja dari ayah, ayah gak papa kok siksa aku hina aku, tapi jangan siksa ibu sama adek aku yah, adek aku masih kecil belum mengerti apa-apa."

NABASTALA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang