10. The Five, malam & dia

4 1 0
                                    

Happy reading!!

"Kata orang-orang masa lalu adalah pemenang nya, tetapi kita harus berdamai dengan masa lalu dan belajar ikhlas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kata orang-orang masa lalu adalah pemenang nya, tetapi kita harus berdamai dengan masa lalu dan belajar ikhlas."

~~~~
Langkah kakinya terasa begitu lemas, dengan nafas yang memburu matanya fokus kearah depan berlari sekuat tenaga meski sekujur tubuhnya terasa sakit.

Terlihat ada luka di bagian pipi dan lebam akibat pukulan yang ia dapatkan, tetapi ia tak peduli rasa sakit itu yang peduli kan keselamatan diri dari kejaran orang di belakang nya.

Sesekali menoleh kearah belakang dengan perasaan takut yang memberontak tanpa ampun, ia harap orang itu tak mengejar nya tetapi naas orang itu bersikukuh mengejar nya. Derap langkah menguar suasana malam yang rasanya kian mencekam.

Karena tak memperhatikan jalan. kakinya tersandung batu membuat tubuhnya terjatuh di atas aspal, ia bersimpuh. mata kakinya berdarah kedua maniknya melihat jarak orang itu kian mendekat.

Bibir nya memucat. melafalkan banyak doa agar ada orang yang bisa menolong nya, jujur ia lengah dirinya lelah badannya begitu lemas kakinya begitu kaku untuk di geraki.

"ANAK SIALAN! KAU AKAN HABIS!!"

Orang itu berjalan gontai menuju ke arah nya dengan membawa beling bekasan botol Amer. Senja, orang itu adalah Senja, dan orang yang mengejar nya itu ayahnya yang sedang dalam keadaan mabuk yang tanpa sadar memukul dirinya.

Senja tak tau apa ia bisa menemui Langit yang tengah lomba band antar sekolah? Apa ia harus menonton acara itu? Tetapi tubuh nya sedang keadaan tak biasa.

"Yahh, aku mohon ayah berhenti. Biarkan Senja pergi yahh, jangan halangin Senja." Senja memandang ayahnya sendu.

"Kapan ayah sadar?"

Hatinya begitu teriris melihat keadaan ayahnya layak silet mengiris kulit nya secara perlahan. "yahh, Senja sedih liat ayah kayak gini. Aku tau ayah benci sama Senja, tapi aku mohon jangan ...." Ia terus memohon pada Dhani supaya ayahnya berhenti mengambil tindakan tersebut. Nada suaranya terdengar bergetar.

"Sakit yah ...." Bibirnya bergetar mengucapkan kalimat itu.

"Ayah gak peduli anak sialan! Kamu sama ibu kamu itu pembawa sial! Tidak berguna!" Ucap Dhani lantang dengan nada membentak raut wajahnya begitu marah. Menyorot Senja di bawah dengan bengis.

"Ayah aku mohon berhenti ...." Dhani tak mendengar kan ucapan anaknya itu, tangan nya siap untuk memukul tubuhnya dengan beling itu tetapi saat pukulannya hinggap Senja tak merasakan apapun.

Dhani menoleh, kala tangan seseorang berhasil menghentikan tindakannya, melihat seseorang itu yang berhasil menghentikannya, sorot matanya menyorot nyalang.

Mendongakkan kepalanya "Kenzo?" Senja menatap Kenzo yang tiba-tiba berada di hadapannya, tak percaya bahwa Ketua kelas nya berada disini.

Sorot mata kelam itu menyorot Dhani dingin. "Ayah macam apa yang tega nyakitin anaknya, sebagai ayah itu harus menjaga anaknya baik-baik bukan menyiksa nya." terdengar intonasi nada pemuda itu begitu dingin, tatapannya begitu tajam. Bersamaan dengan angin malam yang terasa dingin menusuk kulit nya.

NABASTALA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang