Jahat tidak semuanya kelihatan jahat, di balik sifat yang keras. Ada jiwa rapuh yang di sembunyikan sedalam-dalamnya.
~~~~~
Hari kian hari hubungan antara Langit dan Senja kian mengerat, tak seperti orang baru kenal. Mereka seperti orang sudah mengenal sejak lama.Jarak keduanya kian dekat, tak heran lagi bagi teman-temannya Langit serta Naomi. Kini mereka duduk di ruangan musik andalan mereka berlima.
Di depan meja sana ada sebuah makanan yang terbungkus oleh paper bag, semua nya menatap paper bag itu binar.
"Apa yang Lo bawa lagi Ja?" Tanya Kenaan penuh keheranan.
"Ini hasil patungan aku sama Naomi. Buat kalian, yang udah menang juara pertama, aku bangga banget sama kalian apalagi pak Ali. Pasti, bersyukur banget beliau mendengar nya, gak sia-sia lagi latihan kalian selama ini." Senja tersenyum penuh makna.
"Aduh! Jadi enak Ja," sahut Revan cengengesan, mendengar itu pun Revan mendapatkan tampolan mulus dari Arcel.
"Silahkan, di makan wahai orang-orang yang membutuhkan." itu Naomi, dengan senyuman manis seolah tak berdosa membuat kelima pemuda itu melayang kan tatapan tajam padanya.
Naomi tak peduli, sedangkan Senja hanya terdiam memperhatikan para pemuda yang sibuk menghabiskan makanan serta cemilan yang mereka berdua belikan.
Senja seolah lupa dengan satu fakta, entah mengapa ia tak pendengar lagi tentang Seylina. Sejak beberapa hari lalu ia tak lagi berurusan dengan perempuan itu, entah apa yang Seylina lakukan lagi.
Sebuah pesan gelembung tertera di layar kunci handphone milik Senja, segera mengilik siapa pelaku pesan tersebut.
Unknown
X:Ohh....
Ternyata Lo lupa? Jangan ngerasa aman dong.
Lo, siap dengan konsekuensinya.
Senja Nirmala.Kedua maniknya menatap layar itu datar, sebenarnya apa yang mau orang itu lakukan padanya? Ia masih menyimpulkan apa yang telah ia lakukan pada orang itu, sampai-sampai orang itu begitu benci padanya?
Semenit berlalu lagi sebuah pesan baru pun muncul, ia segera membaca tanpa membalas pesan tersebut.
X:Tunggu di taman dekat kolam tua.
Lo akan dapat konsekuensinya.
Miskin!"Maaf ya, aku keluar bentar. Ada urusan mendadak." segera beranjak dari duduknya.
"Ehh?! Ja Lo mau kemana?" Tetapi panggilan itu tak ia gubris sama sekali.
Langit sedikit mengode lewat tatapan pada Naomi yang malah terdiam saja, Naomi pun mengerti dengan tatapan mata bak elang itu.
Di perjalanan Naomi berusaha untuk tak mendapatkan suara apapun, tatapan begitu tajam pada satu objek yang berjalan sendirian di depannya beberapa meter.
Naomi seakan sadar sesuatu, heran untuk apa Senja masuk kawasan itu. Langkah nya terhenti sejenak masih bergeming.
Saat di perbelokan Senja tak melihat sekeliling nya hingga suara berat mengalun di kedua telinga nya.
"Lo kesana?" Menghentikan langkahnya lantas membalikkan tubuhnya, terdapat seorang laki-laki yang bersandar di tembok dengan kedua tangannya masuk ke dalam saku.
"Ya? Siapa?"
Laki-laki itu mendekat, tatapan nya tak luput dari Senja "gak ada takutnya kah? Tempat sana angker."
"Bukan urusan mu." Ucapan laki-laki itu tak ia gubris sama sekali, memalingkan wajahnya. Lantas melanjutkan langkahnya meninggalkan laki-laki itu yang memandang dirinya penuh arti.
°
°
°
Di depan sana terlihat Seylina serta kedua kawannya yang selalu senantiasa berada di sampingnya tiap hari bagai permaisuri selalu di jaga, Senja terdiam menatap objek yang menyuruhnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NABASTALA [HIATUS]
Fiksi Remaja"kamu seperti Bumantara yang selalu ku pandang di bawah Nabastala yang sama. Dengan seribu Aksara yang ku tulis di atas kertas-kertas dengan penuh makna." Askara Senja Nirmala, kehidupannya selalu di perlakukan tidak baik. Berkali-kali ia selalu men...