9. malam di bandung

4 1 0
                                    

Happy reading!!

Happy reading!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

L&S




~~~~
"Kenapa ya? Setiap gue liat Senja mukanya tuh lebam terus, apa jangan-jangan dia punya kekuatan sakti sampe kebal gituh padahal tuh cewek cantik anjir?" Celetuk Revan secara tiba-tiba membuat teman-temannya menoleh heran.

"Ngelawak Lo?" Tanya Kenaan datar.

"Heh! Lo gak tau apa pura-pura gak tau?! Senja kan suka di ganggu sama si Seyton." Naomi ikut menanggapi, netra nya melirik sinis.

"Ehh, sumpah gue nanya doang, kalo masalah itu mah gue tau. Tapi, dia kan cewek latihan seni bela diri dimana ya? Gue jadi curiga kalo Senja itu sebenernya Jackie Chan versi cewek," lanjut Revan semakin melantur.

Kenaan merasa menyesal telah berteman dengan orang yang modelan seperti ini, kalau tau begini mungkin lelaki itu tidak mau berteman dengan orang gila. Sudah hampir 10 menit mereka terus membahas soal gadis itu, setelah kepergian Langit beberapa menit lalu.

"Jaga lisan ente ya belek onta! Urus tuh pacar Lo yang udah nyerempet ke mana-mana, ngoleksi sampe 20 orang anjir!" Naomi rasa mentalnya tertekan menghadapi teman setannya ini.

"Heh! Lo salah ngitung nek lampir! 20, 20 apaan 20. 21 anjir! Lusa gue pacarin anak pak RT yang cantik itu loh. Tolong catet Naom, takut salah lagi Lo ngitung nya." Revan mengoleksi para ternak pacar nya takut salah ngitung.

Jendral yang mendengar nya menggeleng tak habis pikir tangannya reflek menabok pundak lelaki itu "benar-benar gak bisa ketolong lagi Lo Van. Kronis, udah stadium akhir jiwa ke fakboy-annya. Udah dapet sertifikat masuk VVIP ke neraka tanpa bayar." Arcel yang mendengar perkataan temannya merasa puas.

"Gitu bener Lo Jen!" Revan membalas menggeplak bahu temannya cukup keras.

Seketika Revan ingat sesuatu "Ehh ... Btw, si Arkan Napa gak muncul-muncul? Aneh gak sih?? Arkan udah Nerima orang baru gitu aja? Dia paling susah tuh Nerima orang baru, masih susah nerima kenyataan soal itu, wahh! Kalo terjadi kita selametan dehh ... Langka cuy!" Ujar Revan heboh. Keempatnya terdiam.

"Tapi ... Apa dia benar-benar udah ikhlasin? Gue masih khawatir sama tuh anak," sahut Arcel menanggapi.

"Gue belum tentu yakin, dia kadang suka nangis diam-diam. Karena, ya ... dia masih susah lupain semuanya."

Diam-diam Kenaan pergi dari sana tanpa sepengetahuan teman-temannya, meninggalkan temannya tengah berbincang soal Langit yang sampai sekarang masih di pertanyakan keadaannya.
°
°
°
"Ihh itu ada kucing!!"

Langit menoleh kala suara Senja mengalun jelas, Senja menghampiri kucing Oren yang berlari kearah mereka. Senyuman lebar terpatri indah di sudut bibirnya. Senja merasa senang kala melihat hewan lucu ini.

"Lo suka?" Tanya Langit menghampiri gadis itu yang tengah bermain dengan kucing nya, Senja mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya kepada kucing Oren itu.

NABASTALA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang