3. tajam

6 1 0
                                    

"ucapan manusia begitu menyakitkan"

~~~~~~
Bel pulang berbunyi nyaring, semua siswa bersorak gembira. Waktu yang Mereka tunggu-tunggu akhirnya terwujudkan.

"Ahh... akhirnya pulang juga. Dari tadi gue gak tahan, dia bau telur busuk." sindir Seylina seraya menatap remeh kearah Senja sedari tadi menundukkan kepalanya.

"DIA BAU BANGSAT!!"

"ANEH!"

"MISKIN!"

"HIDUP LAGI!! MATI AJA LO!"

Ribuan makian yang ia dapatkan dari mereka. Hatinya teriris bagai di tikam oleh pisau tajam, telinganya jelas mendengar makian tersebut. Ia pun segera membereskan barang-barangnya, namun Senja menunggu sekolah sepi terlebih dahulu.

Dirinya hanya butuh ketenangan,tanpa makian orang-orang yang ia dapatkan.

Sekolah semakin sepi, netranya tatap langit sore berwarna jingga, terlihat indah. bibirnya mengulas senyuman tipis, ia pun segera keluar dari kelasnya. terlihat lorong sekolah begitu sunyi dan mencekam tetapi dirinya tak takut sama sekali yang lebih takut itu berhadapan dengan manusia. 

Itu lebih menakutkan. Manusia itu seperti monster tanpa di sangka-sangka menerkam kita seolah kita adalah mangsa nya.

Tungkai nya di bawa berkeliling sekolah untuk menenangkan diri, ucapan serta makian mereka begitu terngiang-ngiang mengisi kepalanya membuat kepalanya berdengung nyeri.

Saat melewati ruangan musik, ruangan musik ini terpisah hanya di khususkan untuk anak-anak band di sekolah nya saja.

Kedua netranya menatap ruangan tersebut dengan tatapan kosong.

Di lain sisi mereka berlima sedang ribut-ribut nya di dalam, hanya karena salah satu dari mereka menulis lirik yang tidak nyambung.

"Aaa, sial lo gak becus anjing!" Maki Langit kepada salah satu dari mereka.

"Apa sih lo ilalang! Gue cuma bantu doang elah, harusnya lo bersyukur!"sahut orang itu tidak terima, yang bernama Revan Raselio pemuda dengan tingkah lakunya membuat orang-orang geram, Revan sering di sebut lambe turah,karena hal apa yang diketahui nya selalu jadi bahan gosip.

"Udah yang urus lirik itu gue, mending lo urus tuh drummer," ucap Langit malas berusaha mengusir Revan.

Revan pun dengan perasaan dongkol beranjak dari duduknya sambil melempar tatapan sinis kearah pemuda yang terduduk di hadapannya seraya memainkan pulpen.

"Apa lo liat-liat?!" Protes Langit kelewat sewot, sedangkan yang lain hanya menatap Mereka malas, karena kalau Langit dan Revan di satukan beuhh....... perang ketiga akan di mulai di tambah lagi dengan Arcel yang kerap di sebut kak Ros, alasannya suka marah-marah terkadang membuat mereka tunduk.

Langit menatap Arcel yang sibuk melatih gitarnya, Arcel yang fokus pun merasa ada yang menatap dirinya ia pun melirik kearah Langit yang terus menatapnya membuat laki-laki itu jengkel setengah mati.

"Apa sih lo liat-liat?!" Arcel merasa risih saat di tatap oleh Langit, Langit pun tertawa ketika melihat raut wajah Arcel.

"Sinting!" maki Arcel melirik Langit jengah.

Namun Langit urungkan ucapan Arcel,kembali memandang berusaha menggoda Arcel, yaa Langit sangat suka menggoda Arcel yang kesabarannya setipis tisu.

"Cel, lo tau gak apa bedanya langit dan bumi?" Tiba-tiba Langit bertanya dengan nada tengil.

Arcel memutar bola matanya malas, dengan gemas melempar kertas ke arah wajah Langit. Langit refleks memejamkan matanya saat kertas mendarat di wajahnya ulah Arcel.

NABASTALA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang