11. Tindakan dan ancaman

6 1 0
                                    

Happy reading!! 


••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




~~~~~
Pagi hari terasa sejuk dengan suasana yang dingin di tambah matahari bersinar terang membuat suasana pagi hari terasa sejuk, daun-daun pohon berjatuhan di atas tanah membuat bertambah suasana begitu asri.

Angin berhembus dengan lembut, seolah angin juga ikut bernyanyi dengan nada lembut. Angin lembut berhembus menerpa wajah seorang gadis yang kini memandang seorang laki-laki yang tersenyum cerah kepadanya yang tengah duduk di atas jok motor milik lelaki itu.

"Ngapain kamu?" Tanya Senja bingung dengan keberadaan Langit yang kini bersandar pada motor nya.

Tangan Langit masih menyilang tak lupa senyuman yang tak luntur-luntur itu, Langit menatap Senja di depannya yang masih memasang wajah bingung.

"Gue kesini buat apa lagi sih Nja? Ya, buat antar permaisuri lah yang cantik ini," balasnya sambil menaik-naikkan alisnya seolah menggoda Senja.

Gadis itu memutar bola matanya "permaisuri apaan, orang gak mau." 

Menautkan kedua alisnya "kenapa gak mau? Anggap aja gue sebagai pacar halu Lo itu, gantung tas berjalan!" 

"Diem ya? Jangan ejek kesayangan ku! Awas ya!" Ancamnya mengepal tangan nya di udara.

Sontak saja itu hal yang menurutnya lucu, Langit dengan gemasnya merusak rambut Senja membuat sebagian rambutnya ikut berantakan.

Senja tak mengelak, dengan sabar nya membenarkan rambutnya kembali, sorot mata Senja mengarah ke motor besar Langit yang berwarna hitam itu dengan serius. Terlihat berbeda dari motor yang malam itu mereka pakai.

"Ini motor kamu udah benar?" Senja menunjuk motor milik lalaki itu, Langit menoleh pada motornya.

Lantas langit mengangguk mantap "iya, baru ambil di bengkel."

"Terus yang malam itu motor milik siapa? kok beda sama yang ini?" Alis Senja menukik.

Langit pun teringat sesuatu "ohhh, yang malam itu. Itu milik papah gue," ucap nya seraya cengengesan, Senja sudah memasang wajah masam.

Senja pun mengangguk mengerti, ia masih terdiam memandang suasana sekitarnya.

"Ayo! Nja, mau ngapain lagi sih? Naik buruan." 

Senja berjalan menghampiri Langit yang sudah siap dengan motornya, Senja pun di bantu naik oleh Langit duduk di belakang jok motor. 

NABASTALA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang