"Makan dulu Rara," ucap Kun seraya menghidangkan masakan untuk adiknya. Rara menoleh ke arah lain. Ia kesal karena kakaknya itu kelewat sibuk. Sudah orangtua sibuk, kakak juga sibuk.
"Ra, marah kah sama kakak?" tanya Kun.
"Banget!" Rara melipat kedua tangannya di dada.
Kun menghela napas panjang. "Maaf, kakak sibuk banget urusan organisasi akhir-akhir ini. Gimana kalau nanti kita jalan-jalan?" tawar Kun membujuk adik semata wayangnya.
"Serius?" Rara melotot, seketika ia lupa yang namanya marah.
Kun tertawa. "Serius, tapi kamu harus makan dulu."
Rara mengangguk. Ia kemudian makan dengan lahapnya membuat Kun tertawa pelan. Adiknya ini benar-benar manja dan selalu ingin diperhatikan. Itu semua karena orangtua mereka kelewat sibuk dan tidak pernah memperhatikan Rara.
Sesuai janjinya, Kun akan mengajak adiknya jalan-jalan sore ini. Ia sedang menunggu di ruang tamu sesekali menjawab chat yang masuk kedalam notifikasi.
"Kakak, ayooo!" seru Rara senang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hey, pake baju apa kamu? Nanti kamu kedinginan, juga jangan terbuka kayak gini lah." Kun menuntun Rara menuju ke kamar lagi.
"Halah, Kak! Ini tu style biasa jaman sekarang. Kak Kun jangan kuno deh."
Kun memegang kedua pundak adiknya. Menurutnya baju Rara tidak sopan dan terkesan mengumbar bentuk tubuh.
"Mau ganti baju, atau gak jadi jalan-jalan?" tanya Kun dengan pandangan serius.
Rara cemberut kesal, gadis itu kembali masuk ke kamarnya untuk mengganti baju.
"Huffttt, adik gue bahaya banget. Mana gue makin sibuk." Kun menepuk jidatnya.
Beberapa menit kemudian gadis SMA itu kembali menuju ke ruang tamu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kun menghela napas pelan. "Ra, pakai cardigan atau jaket ya. Jangan cuma kayak gitu."
"Iya Kak, ini aku bawa cardigan panjang." Rara menunjukkan cardigan yang ia bawa di lengannya.
