Pergi!

67 6 3
                                    

Selalu menunggu spam vote dan komen kalian gais 😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selalu menunggu spam vote dan komen kalian gais 😚

Happy Reading

Duagh!

Duagh!

Duagh!

Lucas berkali-kali tersungkur jatuh ke lantai karena pukulan Kun yang kelewat brutal. Ia mengelus darah yang mengalir dari hidung dan pinggiran mulutnya. Tidak ada niatan sekalipun ia membalas pukulannya, karena ia harus menerima konsekuensinya. Hatinya lebih sakit mendengar suara tangisan Rara dari pada pukulan maut dari Kun.

"Sorry Bang, gue udah kelewatan sama adek Lo."

"Tapi demi Dewa, gue sayang banget sama dia. Gak ada satupun niat gue buat gak bertanggungjawab sama dia."

Kun berdiri kaku di atas Lucas yang masih terduduk di lantai rumah sakit. Kedua tangannya mengepal sampai bergetar, sumpah hatinya rasanya sakit. Ia merasa gagal menjadi kakak, ia benar-benar gagal. Hanya satu adik tapi tak mampu ia jaga sebaik mungkin. Mata Kun memerah, tak bisa dipungkiri pria dewasa itu menahan tangisnya.

"Gue gak mau tahu, bawa Rara sekarang. Buktiin tanggungjawab Lo!" Kun memejamkan matanya yang amat perih. Ia tidak mampu mendengar tangisan Rara bahkan gadis itu menjerit.

"GAK MAU!" seru Rara.

"JANGAN BANTAH QIAN RARA!" bentak Kun membalas.

Rara hanya bisa menangis sambil memandang lantai yang berbayang. Ia menggeleng sampai bergetar namun ibunya juga berpihak pada Kun.

"Ibu kecewa sama kamu, Rara. Jadi kamu harus terima konsekuensinya."

"J- jadi kalian ngusir aku beneran?" tanya Rara dengan kedua pundak yang terus menerus naik turun karena tangisnya yang tak kunjung reda.

"Maafin kakak ya Ra, kakak gak bisa bantuin kamu. Sifat keluarga kamu memang keras." Jennie berbisik sebelum ikut pergi meninggalkan Rara.

Sumpah Rara rasanya seperti jatuh tertimpa tangga. Perasaan kemarin ia baru saja merasakan kebahagian keluarga, dan kini kandas seketika.

Percuma juga menjerit-jerit seperti orang gila. Keluarga nya memang bengis dan tidak memiliki hati nurani jika sudah kecewa soal tindakannya. Rara juga bodoh, goblok. Betapa mudahnya ia menyerahkan keperawanannya pada Lucas. Entah seperti apa besok hari-hari yang ia jalani. Hati Rara rasanya seperti tertusuk luka dan masih mengalir darahnya.

"Rara, ayo pulang." Lucas mendekatinya dengan senyuman serta menahan perih akibat luka-luka yang ia terima dari hantaman Kun tadi.

Mr. Confident || Lucas 🦁🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang