🍰 rose vs everyone

836 123 5
                                    

.

Seperti yang sudah diperkirakan, semua hal menjadi lebih buruk lagi di hari-hari berikutnya.

Beberapa anak kelas mulai menunjukkan kebenciannya terhadap Rose. Seperti Emma yang selalu memandang sinis tiap kali melihat Rose, Hanna yang seakan terang-terangan membicarakan Rose bersama teman-temannya, bahkan Jade yang selalu saja meluangkan waktunya untuk mengganggu Rose di setiap kesempatan.

Rupanya bukan hanya Rose yang menyadari hal itu, Alesha yang belakangan ini lebih pendiam pernah sekali menegur Hanna yang saat itu tengah menggosipkan Rose di kamar mandi.

Dan kali ini, Alesha kembali melakukan aksinya di saat jam pelajaran olahraga sedang berlangsung.

Hari ini kelas Rose sedang memainkan olahraga voli. Di tengah-tengah permainan, Jade yang sedang melakukan servis tiba-tiba saja melambungkan bolanya tepat ke kepala Rose seolah hal itu bagian dari kesengajaannya.

Surprisingly, itu bukanlah yang pertama.

"Watch your step, blonde!"

Rose mendengar Jade tertawa puas di belakangnya. Kalau saja tidak ada Mr. Will yang mengawasi, ingin sekali rasanya Rose membalas perbuatannya.

Namun rupanya hal itu segera terbalaskan ketika Alesha yang berada di tim lawan, entah sengaja atau tidak mengarahkan pukulan smash-nya tepat ke wajah Jade yang langsung membuat gadis itu terjungkal ke belakang.

"What is wrong with you?!" teriak Jade yang mukanya sudah merah sepenuhnya.

"Watch your step, red face!"

Rose hampir meledakkan tawa mendengar celetukan itu. Beruntung bagi Alesha karena saat itu Mr. Will sedang tidak memperhatikannya.

𐚁


Rose melangkah sendirian di kafetaria dengan kedua tangannya yang memegangi nampan berisi makanan. Ia melirik kanan-kiri mencari teman-temannya tepat ketika sebuah suara menerobos masuk ke indera pendengarannya.

"Looking for your boyfriend, blonde?"

Rose menoleh pada Jade yang tengah duduk di salah satu meja bersama teman-temannya. Gelak tawa memenuhi meja itu ketika Rose melewatinya.

Setelah menemukan teman-temannya, Rose langsung mendudukkan diri dengan wajah tertekuk.

"Rose--"

"Not now, El."

Rose mendengus kesal sebelum kemudian mulai menyantap makanannya.

"Jade Williams is son of a bitch, jangan pernah peduliin omongan dia," kata Sharon sempat melirik ke kumpulan itu.

Rose mendelik, "I did not."

"I don't like her," seru Eloise disertai dengusan. "Even pas pertama kali ketemu di kelas auranya udah jelek banget."

"Lu belum tau aja kelakuan temennya jauh lebih jelek daripada dia," ujar Joey.

"Siapa?"

"That Abby girl," sahut Chala. "Saran gua sih jangan pernah sekali-kali berurusan sama dia."

"Who is Abby?" tanya Rose.

"Abigail Smith, one of the girls yang suka dalam artian terobsesi sama Jeffryan. Makanya lo harus hati-hati, Rose. Gue rasa kali ini dia bersekongkol sama Jade," kata Sharon seraya menjulurkan selembar kertas pada Rose.

"What's this?"

"Jade's party. Tonight. Jangan bilang lu gak dapat undangan?" tanya Alesha ragu.

Rose menggeleng.

𐚁

"Stupid Jeffry!"

Rose tak henti-hentinya memaki Jeff yang menjadi penyebab utama kekacauan di hidupnya dalam sebulan terakhir ini.

Rose mendadak rindu kehidupan normalnya dimana masalah terbesarnya adalah kewalahan menghadapi pesanan keik yang menumpuk. Bukan seperti saat ini, ketika semua gadis berlomba-lomba memasukkan nama Rose ke dalam daftar musuh yang harus segera dimusnahkan.

Seakan semua penderitaan ini belum cukup, Rose masih harus bertemu dengan Jade Williams ketika gadis itu hendak pergi ke parkiran. Rose mencoba bersikap tidak peduli begitu melewati kumpulan itu, namun sepertinya Jade tidak akan pernah merasa puas untuk mempermalukan Rose.

"Watch out, blonde!"

Lemparan kaleng minuman Jade berhasil mengenai kepala Rose. Seperti biasa, semua teman-temannya mentertawakan aksi tersebut. Dan kali ini, Rose tidak akan tinggal diam. Gadis itu berbalik sebelum memungut kembali kaleng minuman tersebut dan balas melemparkannya pada Jade.

"What do you want?!" tandas Rose, menatap langsung Jade yang menyender pada mobil. "What is your problem, Jade?"

Jade memiringkan kepalanya disertai seringai lebar, "Guess what?"

"Just stop messing with me, ok?"

Abby yang duduk di sebelah kursi kemudi terdengar meledakkan tawa. Gadis berambut panjang ikal itu menoleh pada Rose melalui kaca sebelah, "Wah, looks like someone is cranky. Go tell your fucking boyfriend, pussy."

Rose kini terdiam sepenuhnya. Perkataan teman-temannya kembali terlintas di otaknya. Joey benar, Abigail Smith betul-betul menyebalkan.

Jade yang sudah masuk ke mobilnya sempat membuka kaca. "See you at my party, blonde. Ah, right. You are not invited," ujarnya dengan ekspresi menyesal yang dibuat-buat.

Rose sengaja memajukan diri ke depan kaca mobil. "Can you stop calling me blonde? It's annoying."

"Whatever." Jade memutar bola matanya sebelum kemudian menjalankan mobilnya pergi.

"You son of a bitch, Jade Williams!"

sweet rosieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang