🍰 clueless

600 99 0
                                    

.

Butuh waktu beberapa saat bagi Rose untuk memahami situasi saat ini ketika tanpa sadar langkah kaki itu membawanya mundur sebelum beranjak pergi begitu saja.

Sementara itu Jeff yang melihat Rose pergi secara tiba-tiba langsung mengejarnya saat itu juga, "Roseanne!"

Hari ini betul-betul aneh. Rose tidak bisa mempercayai akan apa yang ia lihat barusan. Rasanya seperti mimpi, semuanya tidak nyata. Rose ingin cepat-cepat pulang lalu pergi tidur, berharap ia akan bangun setelahnya dan melihat semua hal yang terjadi hari ini hanyalah bagian dari mimpinya saja.

Namun sayangnya mimpi itu betul-betul nyata ketika Jeff berhasil menahan lengannya dan membawanya kembali pada realita.

"Roseanne, you ok?" tanya cowok itu khawatir.

Sejenak Rose memandangi wajah Jeff sebelum tiba-tiba menepis tangan cowok itu dan memasang ekspresi dingin.

"BULLSHIT!"

Jeff terkesiap mendengar makian yang Rose lontarkan tepat di hadapan wajahnya. Sejujurnya ia betul-betul paham akan apa yang tengah gadis ini rasakan. Maka dari itu yang bisa Jeff lakukan saat ini hanyalah diam dan membiarkan Rose meluapkan semuanya.

"Lo sebenarnya udah tau, kan?" tanya Rose, masih mencoba untuk tenang. "Selama ini lo bohong sama gue. Lo bilang gak tau waktu gue tanya siapa cewek itu. Lo selalu pura-pura gak tau apa-apa. Screw you, Jeff!"

"Hey, you need to calm down."

Sesaat Rose terdiam seperti baru saja menyadari sesuatu. "Am I really that clueless?"

"You're just emotional, come on." Jeff menggeleng pelan sebelum meraih pergelangan tangan Rose.

Namun lagi-lagi Rose menepisnya, "And you're just full of shit."

Rose sempat menabrak keras bahu Jeff ketika melewatinya lalu pergi lebih dulu menuju mobil Jeff yang terparkir di depan sana.

"Damn it," gerutu Jeff setelahnya.

Lima menit terasa sangat lama ketika Jeff dan Rose sama-sama tak membuka suara begitu keduanya sudah berada di malam mobil. Rose diam saja sambil memalingkan wajahnya ke jendela, sementara Jeff pun sama sekali tak berniat membuka obrolan.

Setidaknya keheningan yang cukup tegang itu masih bisa diselamatkan oleh suara NIKI dengan lagunya yang berjudul On The Drive Home.

"Gua minta maaf."

Jeff kalah.

"Roseanne, gua tau gua salah. Gak seharusnya gua boongin lu kayak gini." Jeff menoleh sekilas pada Rose, "You're right, I'm just full of shit."

Rose masih diam sementara Jeff mengetuk-ngetuk roda kemudi mencoba memikirkan kata-kata yang tepat untuk meyakinkan gadis itu.

"Was I really that blind?"

Jeff kembali menolehkan kepala mendengar gadis itu akhirnya buka suara. Namun kali ini Rose tak lagi memandangi jendela, melainkan menatap langsung cowok itu.

"Gue selama ini gak sadar kalau mereka berdua se-obvious itu. Pertama waktu Alesha bikin snap bareng cowok dan saat itu gue beneran gak tau kalau dia udah pacaran. Even dia gak ngasih tau gue ataupun yang lain siapa cowoknya."

Rose mencoba mengingat-ingat kembali runtutan peristiwa yang mungkin saja berkaitan dengan sikap anehnya Alesha dalam sebulan terakhir ini.

"Beberapa hari setelah itu Jaden sempat order cake di gue dan dia literally bilang notesnya tuh 'I love you'. And once again, Alesha kurang suka butterfat."

Jeff masih setia mendengarkan disela-sela mengemudi.

"Jeez! Kenapa gue baru sadar kalau tiap kali gue bahas Jaden, Alesha selalu keliatan gak  nyaman. Beberapa kali dia nunjukin kalau dia pura-pura jealous tuh mungkin emang beneran jealous karena gue ngomongin Jaden mulu."

"Don't forget, that confession."

"Told ya, mungkin gak sih kalau Jaden nolak mentah-mentah cookies bikinan gue tuh karena disuruh Alesha?" tanya Rose sarat akan sangkaan.

"Damn, lu nyadar gak kalau lu udah ada di tahap menuduh sohib sendiri? No offense ya," seru Jeff seraya mengangkat sebelah tangannya.

"Absolutely not. Gue cuma memikirkan kemungkinan terburuk aja," seru Rose dengan nada tersinggung.

Jeff hanya mencibir disertai gelak tawa.

"Oiya, gue baru ingat! Belakangan ini Alesha tuh mendadak jadi pendiem. Kalau gue sama yang lain lagi ngobrol dia jarang ikutan. Dan lo tau, gue baru sadar dia kayak gitu semenjak skandal gue yang confess ke Jaden di-spill di base sialan itu."

Rose mengambil jeda hanya untuk meneguk minumannya.

"Dan semuanya makin keliatan jelas waktu pertandingan basket, Alesha bilang dia berangkat bareng Sharon tapi anehnya di grup Sharon bilang dia gak pergi. Harusnya dari sana gue udah curiga apalagi Alesha sama sekali gak nimbrung waktu kita lagi bahas skandal foto Jaden ciuman sama cewek di mobil."

Jeff mengangguk-angguk mendengarkan sementara matanya masih fokus menatap ke depan.

"Menurut lo semuanya masuk akal gak?"

Jeff mengangkat alis. "Well, ya lumayan."

Rose tersenyum puas. Namun dalam hitungan detik saja awan mendung seakan datang dan membuat raut wajah gadis itu berubah kembali seperti di awal cerita. Hal itu rupanya tertangkap jelas oleh Jeff.

"Hey, what's wrong?"

Rose tiba-tiba menunduk, dan mendadak saja suara tangis terdengar setelahnya. "I'm a pathetic loser, aren't I?"

Semuanya semakin terasa membingungkan bagi Jeff. Gadis itu benar-benar tengah berada dalam mood swing. Karena jelas sekali beberapa saat yang lalu Jeff melihat Rose begitu bersemangat bercerita, namun hanya dalam waktu singkat saja Rose tiba-tiba sudah dalam keadaan menangis sesenggukan.

"Life goes on," ujar Jeff yang sempat terkekeh kecil seraya menepuk-nepuk kepala Rose dengan sebelah tangannya.

"Fuck off."

Jeff langsung tertawa.

Hal itu tak berselang lama karena tiba-tiba saja ponsel Rose bergetar. Begitu gadis itu mengeceknya, sesuatu yang tak pernah ia duga muncul di layar ponselnya.

Alesha is calling...

sweet rosieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang