.
Ternyata semuanya belum berubah. Melihat orang tuanya yang sedang mengobrol di ruang makan membuat Rose kembali berpikir; sebenarnya apa yang membuat keduanya memutuskan untuk berpisah?
Dari sekian banyak hari yang Rose lalui bersama mami, rasanya baru kali ini ia melihat wanita itu tertawa lepas. Dan Rose tidak bisa untuk tak memuji penampilan mami yang cukup berbeda dari hari-hari biasanya--dalam artian baik yang mana Rose berani bertaruh semua itu ada hubungannya dengan kedatangan dad hari ini.
"Stop acting like children!" Rose menginterupsi keduanya setelah beradu argumen mengenai sereal apa yang lebih enak.
Tentu saja!
"Liat sendiri, kan? Si Roseanne tuh demen banget ceramahin gue. Dia selalu kayak gitu seolah-olah di rumah ini cuma gue yang melakukan kesalahan. Sebenarnya yang jadi emaknya tuh siapa sih?!" Mami melipat kedua tangannya di dada seraya mengadu kepada dad yang hanya tertawa.
"I told you, dia sangat mirip seperti kamu," seru dad masih tertawa.
"Mana ada orang kelakuannya aja mirip si Lindsay Lohan di film Freaky Friday." Mami berdecih, "Liat aja bentar lagi kata-kata keramatnya keluar."
Rose menggebrak meja kesal. Sebut saja maminya mengalami nasib baik kali ini karena telinga Rose baru saja menangkap suara klakson mobil dari luar rumah.
Rose langsung bangkit dan beranjak pergi dari sana sebelum berujar, "MAM, PLEASE GROW UP!!!!!!"
Mami melipat tangannya, "Told ya."
Di depan rumah Rose melihat Jeff baru saja keluar dari mobil. Cowok itu terlihat berbeda dengan balutan kemeja dan celana panjang serta rambutnya yang ditata rapi yang entah sejak kapan berhasil membuat Rose mengulas senyum tipis.
"What a great night," Jeff tersenyum manis di depan Rose. Dan entah apa maksudnya tiba-tiba saja cowok itu meraih tangan Rose lalu kemudian mengecupnya singkat, "Ms. Lambert."
Di satu sisi Rose ingin marah karena tindakan cowok itu yang super tidak keren. Dia pikir dia siapa? Jack Dawson?! Namun di sisi lain... Rose ingin pingsan saat ini juga.
Dan untuk menutupi perasaan itu, Rose menarik kembali tangannya sebelum menginjak kaki Jeff cukup keras. Tentu saja Jeff yang tak memperkirakan hal itu terkejut setengah mati.
"What's wrong with you?!"
"What's wrong with you!" ulang Rose geram lalu balik badan dan melangkah masuk ke dalam rumah.
Jeff mengerutkan keningnya. "Ini gua udah boleh masuk apa belum?"
Melihat tak ada tanda-tanda kembalinya Rose, Jeff cukup yakin bahwa ia sudah mendapat izin untuk masuk ke dalam rumah gadis itu.
"Jeffryan Hadi, welcome!" Dad langsung berdiri dan menyambut Jeff yang baru sampai di ruang makan.
Jeff baru saja akan mengulurkan tangannya ketika Dad menarik tubuhnya dan memeluknya erat. Awalnya Jeff menikmati sambutan yang cukup hangat itu, namun lama-kelamaan Jeff merasa ini semakin menyesakkan.
Sebisa mungkin Jeff melepaskan pelukannya tanpa berniat membuat pria itu tersinggung. Rasanya betul-betul sesak, Jeff sama sekali tidak berbohong.
"Dad, stop. You're hurting him," gumam Rose.
Baru setelah itu Dad melepas pelukannya. "Hahahaha, saya minta maaf. Saya sangat suka peluk orang. Kamu tidak apa-apa, Jeffrey? Muka kamu pecat--maksud saya pucat."
Jeff menggeleng cepat seraya tersenyum. Dalam hati ia bersyukur tidak sampai melihat neneknya yang sudah meninggal.
"Wow, um.. Nice to meet you, Mr. Lambert." Jeff menjabat tangan Dad hanya sebagai formalitas.
"Please, call me bro."
Jeff tersedak. Ia melirik kecil Rose sebelum kembali berujar, "Aight, Mr. Bro."
Sesaat kemudian gelak tawa memenuhi ruangan itu. Jeff yang begitu yakin jika hal itu ditujukan padanya hanya menggaruk tengkuknya salah tingkah.
"I like him," Dad tertawa seraya menunjuk Jeff yang masih tersipu-sipu.
"Jeff, ayo duduk. Jangan malu-malu ya anggap aja kita lagi dinner bertiga," Mami melirik Rose sesaat. "Yang itu gak diajak soalnya gak suka medium rare steak."
"Gross," Rose memutar bola matanya.
Dan pukul tujuh tepat, Jeff gabung ke dalam acara makan malam keluarga Lambert. Di atas meja penuh dengan makanan yang sebagian dimasak langsung oleh Dad. Dan Jeff cukup terkesan dengan cita rasanya yang tak kalah dengan restoran bintang lima.
Jeff lupa memberitahu sesuatu yang cukup penting; bahwa Gideon Lambert memang betul-betul mirip Ryan Reynolds.
Sungguh konyol ketika Jeff merasa dirinya tengah diundang ke acara makan malam Ryan Reynolds yang asli hingga membuatnya gugup setengah mati. Jeff benar-benar telah dibuat terkesan oleh pria itu. Meski pengucapan bahasa Indonesianya cukup membingungkan, Jeff tetap menikmati momen-momen mengobrol dengannya.
Seperti ketika Dad menampilkan aksi lelucon--sesuatu yang Jeff harap tidak ingin dirinya dilibatkan--di tengah-tengah menyantap makanan.
"Knock-knock!"
Jeff meneguk ludah, "Who's there?"
"Atch."
"Atch who?"
"Bless you!!!" seru Dad yang kemudian tertawa terbahak-bahak diikuti semua orang termasuk Rose.
Siapapun bawa Jeff pergi dari sini.
Namun Dad kembali melakukan aksinya itu dengan penuh semangat, "Knock-knock!"
"Who's there?"
"Hawaii."
Jeff tersenyum getir, ia sudah bisa menebak arah permainan ini. "Hawaii who?"
"I'm fine. Hawaii you?"
Sekali lagi, semua orang tertawa. Mau tidak mau Jeff pun ikut tertawa untuk menghormati pria itu.
"Okay, how about this." Jeff memperbaiki posisi duduknya, bersiap membalas dendam, "Knock-knock!"
Dad saling tatap dengan Mami dan Rose seakan meragukan aksi pemuda itu, "Who's there?"
"Dishes."
"Dishes who?" Dad terlihat hampir tertawa.
"Dishes the police, open up!"
Hening selama beberapa saat sebelum gelak tawa kembali memenuhi meja makan. Jeff yang sebelumnya cemas seketika menghela napas lega dan ikut tertawa.
"I told you, I like this boy." Dad berkata pada mami yang mengangguk-angguk setuju.
Rose yang duduk di sebelah Jeff diam-diam melirik cowok itu. Ia tersenyum selama beberapa saat sebelum kembali pada makanan di depannya.
"Okay okay, terima kasih. Saya senang kita bisa menikmati obrolan seru ini. Dan selain itu, saya juga ingin melakukan bersulang untuk Jeffrey karena sudah menjadi tamu kita semua pada hari malam ini." Dad mengangkat gelasnya, "To Jeffryan Hadi."
Rose menatap Jeff sebelum ikut mengangkat gelasnya dan berseru, "To Jeffryan Hadi."
Hal yang sama terjadi pada Jeff. Tatapannya tanpa sengaja bertemu dengan Rose yang sudah menatapnya lebih dulu. Jeff tak bisa untuk tak menyunggingkan senyum tipis sebelum berujar, "To Jeffryan Hadi... aka myself."
Lalu keempat orang itu bersulang.
"Everyone, I would like to make a toast to the girl I fell in love with." Jeff berdiri sembari mengangkat gelasnya, membuat seluruh atensi langsung berpindah kepadanya. "To Roseanne Claire Lambert."
Mendengar itu Rose langsung mengangkat wajah, Jeff balas menatapnya sesaat sebelum kembali pada semua orang. Sementara Rose masih diam ketika semua orang kini bersulang untuknya.
Dan kalimat Jeff malam itu berhasil memenuhi kepalanya bahkan hingga hari-hari selanjutnya.
BENTAR LAGI TAMAT BROOO
![](https://img.wattpad.com/cover/328327210-288-k354539.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
sweet rosie
Fiksi Remaja౨ৎ・゚ jaerosé lokal au. semua berawal dari 'skandal' yang membuat roseanne claire berurusan langsung dengan dua cowok famous di sekolahnya. . deukitae, 2023