ISTG | 12.

22.6K 480 41
                                    

Pagi pagi sekali, Katia sudah bangun bersama Gabriel.

Mereka sudah duduk bersama untuk melakukan sarapan. Di atas meja, sudah tertata dengan hidangan yang nikmat.

Penampilan keduanya juga tak kalah rapih, meski menggunakan pakaian terbilang santai.

Gabriel akan membawa Katia berkeliling daerah pantai, melihat tempat wisata yang ramai di kunjungi.

"Tunggu di sini, saya lupa membawa vitamin kamu."

Katia mengangguk membiarkan Gabriel kembali ke kamar.

Melihat punggung sang suami yang semakin menjauh, Katia tersenyum senang.

Selama di sini Gabriel begitu memperhatikannya. Katia merasa begitu di prioritaskan.

"Seperti ini kah, rasanya di sayangi oleh suami sendiri?" ujar Katia dengan lirih.

"Istri pertamanya pasti selalu merasakannya." Katia mengingat bagaimana Gabriel mencintai Lolita.

Pasti perlakuan pria itu lebih dari ini, sebagaimana memperlakukan istri yang paling di cintainya.

Tak lama kemudian, Gabriel kembali ke arah meja Katia.

Pria itu mendudukkan lagi tubuhnya di kursi sebelah sang istri.

"Ini, jangan lupa di minum." Gabriel meletakkan beberapa butir obat di atas piring kosong.

Katia mengangguk dan tersenyum.

"Kamu mau tambah makanan? Saya bisa ambilkan."

"Tidak, Tuan. Ini sudah banyak ... aku takut tidak bisa menghabiskannya."

Gabriel mengerti. "Yasudah. Habiskan selagi belum kenyang."

Mereka melanjutkan makan dengan hening. Sesekali Gabriel melirik ke arah Katia, yang menurutnya begitu menggemaskan ketika sedang mengunyah.

Bibir penuh yang terlihat kenyal, serasa ingin Gabriel ikut melahapnya.

Sadar di mana mereka saat ini, Gabriel hanya bisa menghela napas, membenarkan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.

"Tuan, boleh aku bertanya?"

Gabriel mengangguk mempersilahkan Katia.

"Apa istri Tuan tidak curiga, mengetahui Tuan pergi dalam waktu beberapa hari?"

Terdiam sejenak. Gabriel nampak enggan menjawab pertanyaan Katia.

"Oh! Maaf, aku lupa dengan peraturan itu. Aku tidak boleh bertanya tentang kehidupan Tuan, yah ...."

Katia tersengeh menampakkan deretan giginya. Ia merasa takut karena salah bertanya.

"Maaf Tuan."

"Istri saya sedang pergi. Jadi dia tidak tahu di mana keberadaan saya. Kamu tidak perlu khawatir. Saya bisa menghandle hubungan saya dan istri."

Katia mengangguk paham. Ia bersumpah dalam hati tidak akan lagi bertanya mengenai kehidupan Gabriel.

Yang barusan terjadi hanya rasa penasarannya saja. Dan mendengar balasan dari Gabriel, Katia semakin harus menyadarkan dirinya. Menyadarkan posisinya di antara mereka.

Sampai selesai makan, belum ada pembicaraan lagi di antara Gabriel dan Katia.

Lebih tepatnya Katia yang takut, jika kembali salah berbicara.

Gabriel menggandeng tangan Katia untuk kembali ke villa sebentar, untuk mengambil beberapa barang.

Saat hampir sampai di depan pintu pagar villa mereka, Katia tidak sengaja melihat siluet seorang wanita dari arah jalan lain.

ISTRI SIMPANAN TUAN GABRIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang