ISTG | 06.

40.4K 553 37
                                    

Seperti sebelum-sebelumnya, Gabriel akan menyetubuhi Katia hingga wanita itu pingsan tak berdaya.

Kepergian Lolita beberapa hari ini membuat Gabriel akan tinggal lebih lama di apartemen Katia.

Pagi ini, Gabriel berangkat ke kantor dari apartemen istri mudanya.

Semua perlengkapan sudah di antar oleh salah satu orang kepercayaannya.

Ketika keluar dari kamar, ia mengendus aroma harum masakan. Seketika Gabriel menerka jika Katia lah yang tengah memasak di dapur.

Ia pergi menyusul aroma harum tersebut sampai di dapur.

Dari meja bar terliht Katia sedang menuangkan masakan dari wajan ke piring hidangan.

Katia membawanya keluar dari tempat masak, ke meja makan.

Gabriel sudah terlebih dahulu duduk, dan masih melihat pergerakan Katia.

Penampilan wanita itu yang selalu menunjukkan lekuk tubuhnya membuat Gabriel selalu bergairah.

Jika saja hari ini tidak ada meeting penting, Gabriel akan kembali menerkam Katia.

Katia semakin mendekat, bersama dua piring di tangannya.

"Sarapan sudah jadi, Tuan. Silahkan-"

"Maaf, saya tidak bisa makan masakan kamu. Biar saya sarapan di kantor saja."

Gabriel menyela perkataan Katia, seraya menuangkan air putih di gelas untuknya.

Mendapatkan penolakan dari Gabriel, Katoa terdiam sejenak.

Bohong jika ia tidak merasa kecil hati.

Namun ia menekan perasaannya, dan melanjutkan untuk duduk.

"Aku makan, ya." Katia tersenyum pada Gabriel

Pria itu hanya mengangguk singkat.

Katia makan dengan lahap. Padahal pagi ini ia masak menu spesial, mengira jika Gabriel mau makan masakan buatannya.

Gabriel yakin, masakan Katia pasti sangat nikmat.

Namun ia harus tidak memakannya, demi kelancaran hubungan pernikahannya dengan Lolita.

Kenapa?

Karena menurut Gabriel, jika ia merasakan masakan dari kedua istrinya, akan menjadi bahan perbandingan lagi di dalam hatinya.

Dan ia tidak mau akan hal itu.

Gabriel hanya ingin terus memuji masakan Lolita yang terbaik.

Hubungannya dengan Katia hanya sebatas menikah untuk memiliki anak. Tidak lebih.

Tidak ada pembahasan untuk menjadi pasangan suami istri seperti pada umumnya.

Serasa selesai, Gabriel berdiri untuk pergi.

"Tuan," panggil Katia.

Gabriel menoleh kembali saat baru dua langkah.

"Apa aku tidak boleh juga mengantarmu pergi bekerja?" tanya Katia.

Gabriel meneguk ludahnya, kemudian tersenyum tipis. "Boleh."

Katia bergegas melangkah ke arah Gabriel.

Mereka berjalan beriringan ke arah pintu keluar.

Gabriel menenteng jas mahalnya.

"Hati-hati di jalan."

Gabriel mengangguk dan berdehem menyahuti Katia.

"Um, oh, iya!"

Lagi-lagi langkah Gabriel terhenti saat Katia kembali ingin berbicara.

ISTRI SIMPANAN TUAN GABRIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang