Chapter 40 🎀

6 1 0
                                    

Happy reading preen
.
.
.


Semua sedang berkumpul di Rooftop setalah pembelajaran Bu Nia, ini juga sedang jam istirahat karena itu mereka semua memutuskan untuk menuju ke Rooftop saja daripada di kantin, dan tidak lupa membawa makanan yang mereka beli. Bukan, lebih tepatnya mereka menitip ke adek kelas.

Vanezz juga sedang menyantap cemilan ringan di depannya ini, yang tidak lain adalah sebuah roti yang isinya full coklat dan itu sangat lumer isinya.

"Oh ya gue lupa mau bilang, sumpah kalian tau gak sih?" Tanya Fara, mulai nih gibahnya.

"Apa apa?" Via yang tadi lagi sibuk sama makanannya langsung menoleh dengan tatapan bergairah dengan ucapan Fara.

"Jadi tadi itu Vanezz debat sama si jalang bjir, gilaa! Sayangnya gue gak lihat kejadian awalnya"

Vanezz sendiri hanya memutar bola matanya malas, lagi malas bahas kejadian tadi tapi kenapa sahabatnya ini seneng banget? Heran, tapi yaudah lah suka-suka Fara aja.

Tapi beda dengan Fara yang terlihat senang karena menyebarkan berita ini, mereka semua tampak seperti merasa aneh. Via juga yang awalnya senang sekarang menjadi diam, Semuanya diam membuat Fara dan Vanezz bingung.

"Kalian kenapa? Ada ucapan Fara yang gak bener kah?" Ucap Vanezz hati-hati.

"Nggak ada yang salah sih. Emang tadi Lo sama Neneng kenapa? Coba cerita" ujar Fika

"Jadi gue itu berangkat pagi, kepagian malahan. Setelah dari parkiran gue dikelas sendirian karna Riska lagi di perpustakaan, terus tiba-tiba si jalang muncul terus mencengkram wajah gue dan marah-marah perkara Revan. Karna gue udah muak, yaudah gue tampar aja sekalian karna pas itu dia juga mau tampar gue" jelas Vanezz.

Semua kembali menghela nafas, Revan lagi yang jadi perkara.

"Emang dia ngomong apa sama Lo Nezz? Tentang Revan"

"Seperti yang kayak di surat dulu Nan, kenapa gue yang dapet senyumannya Revan, yang bisa deket sama Revan, intinya apapun yang Revan kasih ke gue dia selalu iri. Dan akhirnya marah-marah gajelas sama gue" jawab Vanezz pada pertanyaan Adnan.

"Emang gila sih, se-obsesi itu si Neneng sama Revan. Heran, perasaan Revan gak ngapa-ngapain deh tapi kenapa ada yang bisa se-obsesi itu sama Lo Van" kata Adnan yang sedang menghadap kearah Revan.

Revan menggeleng, jadi penyebab Vanezz terluka karena dia gitu? Semua ini terjadi karena dia? Kenapa dirinya yang selalu dijadikan persoalan tentang pertengkaran Neneng?

Revan tau kalo Neneng suka dengan dia, bahkan dirinya juga tau kalo Neneng obsesi padanya. Tapi jangan buat namanya sebagai alasan pertengkaran. Jika seperti ini terus Revan takut kalo Vanezz akan menjauhinya.

"Vanezz"

"Kenapa Van?"

"Jangan jauhin gue ya?"

Vanezz mengernyit heran, kenapa Revan ini tiba-tiba bilang kayak gini? Lagian buat apa dirinya jauhin Revan? Kan Vanezz sendiri yang minta buat jadi temennya. Vanezz bisa melihat tatapan Revan yang sedih dan takut?

"Lo kenapa Van? Dan kenapa gue harus jauhin Lo?"

"Nezz...selama ini Lo terluka karena gue, Lo punya masalah sama Neneng juga karna gue, bahkan nyawa Lo hampir hilang juga karna gue. Karena itu gue minta jangan jauhin gue..."  Jelas Revan dengan nada yang sedih.

Vanezz terkekeh rendah, dia sudah tau kalo suatu saat pasti Revan akan bilang kayak gini dan ternyata benar.

"Sejak kapan Lo bikin gue terluka? Revan dengerin gue. Ini semua bukan salah Lo tapi salah Neneng, dianya aja yang terlalu baperan. Sekarang gini deh, jangan terlalu pikirin masalah ini lagian gue juga gak mikirin masalah sepele kayak gini. Tentang Neneng yang katanya mau celakain gue lagi itu biar urusan gue aja, biar sekalian gue basmi juga tuh manusia" jelas Vanezz membuat Revan tersenyum manis kearahnya.

Obsesi Kepada Teman Sekelas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang