Chapter 42 🎀

4 1 0
                                    

Happy reading
.
.
.


Malam ini acara pernikahan Vino dengan Lyora berjalan sangat lancar dan juga meriah tentunya, mengingat jika acara ini sangat mewah.

Sekarang semuanya tengah menikmati hidangan yang sudah tersaji, Vino dan Lyora sedang duduk berdua di pelaminan, kursi yang khusus di duduki oleh pengantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang semuanya tengah menikmati hidangan yang sudah tersaji, Vino dan Lyora sedang duduk berdua di pelaminan, kursi yang khusus di duduki oleh pengantin. Mereka berdua merasa sangat senang karena pernikahannya berjalan tanpa ada halangan apapun, mereka juga sedang melihat suasana acara pernikahannya.

Semua yang ada di acara ini memasang wajah senang, dan hati yang gembira tentunya. Beberapa ada yang mengobrol, berfoto, dan menyantap hidangan. Tapi berbeda dengan orang-orang yang tampak bahagia, Kenzo dan Vanezz sama sekali tidak ada raut bahagianya.

Kenzo memang sedari tadi sudah memasang wajah datarnya dari berangkat ke sini, dia hanya meminum sebuah soda yang tersaji di meja yang di tempatinya. Vanezz juga memasang wajah datarnya, pandangnya tidak luput dari dua orang yang sedang memakai baju pengantin dengan tangan terus bertautan. Hatinya terasa di timbun batu yang sangat besar, apalagi melihat wajah Vino yang sengat bahagia.

'gue muak, lebih baik gue keluar buat menuju ke taman.'

Vino memang sengaja menyewa sebuah gedung untuk acara pernikahannya, di belakang gedung ini ada sebuah taman yang sengaja dihias untuk dirinya dan Lyora tadi berfoto. Tapi setelah acara sesi foto selesai, tamannya menjadi sepi karena semua tamu undangan berada di dalam gedung ini.

Vanezz berjalan keluar setelah izin kepada keluarganya, Lean sempat mencegahnya karena takut Vanezz masuk angin. Melihat pakaian putrinya yang tidak terlalu tertutup, apalagi sekarang sudah malam, udara malam pasti sangat dingin. Karena itu Lean tidak mengijinkan Vanezz untuk ke sana, tapi Vanezz tetap keras kepala ingin pergi ke sana, akhirnya tidak ada pilihan lain selain Lean mengiyakan permintaan putrinya.

Dan disini lah Vanezz sekarang, duduk di kursi taman seorang diri sambil menikmati angin yang cukup dingin malam ini, tapi Vanezz tidak peduli.

"Gue sebenernya gak masalah tentang pernikahan ini, tapi kenapa hubungan kita harus renggang Vin? Mungkin beberapa diantaranya gue juga salah karena tidak bisa menghargai Lyora sebagai calon sepupu gue. Tapi kalo misalnya dia baik, dan sifatnya gak kayak gitu, gue pasti bisa terima dia dengan senang hati. Tapi dianya malah kayak gitu, siapa coba yang terima di gituin? Dan Lo nya juga yang terlalu percaya sama dia, dan gak mau dengerin penjelasan gue dulu, gue juga gak tau kenapa Lyora gak suka sama gue...salah gue apa coba? Padahal waktu kalian datang, gue nggak ada tuh nunjukin wajah marah ataupun gak suka. Cuma kaget, terus tiba-tiba bad mood. Tapi kayaknya Lo salah paham Vin, pasti Lo ngiranya gue gak suka sama kalian berdua." Gumam Vanezz yang terdengar lirih, dia ingin bercerita kepada seseorang tapi siapa?

"Jujur saja, gue pengen kita balik kayak dulu lagi. Walaupun hanya berbicara sebentar tanpa ada kata-kata yang menyinggung atau kasar. Gue kemarin bilang kayak gitu karena kecewa sama Lo Vino...gue minta maaf, walaupun Lo gak ada di samping gue karena gue sendirian disini. Tapi seenggaknya gue udah sedikit lega kerena bisa minta maaf, walau yang denger cuma gue sendiri."

Obsesi Kepada Teman Sekelas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang