Chapter 46 🎀

3 1 0
                                    

Happy reading preen
.
.


Pintu di dobrak dengan sangat keras membuat Vanezz terlonjak kaget tapi tidak dengan Ervan yang masih diam di tempat. Vanezz berbalik badan, menatap orang di depannya dengan tatapan tajam sambil bersedekap dada. Ervan ikut berbalik wajahnya sekarang benar-benar seperti ingin membunuh orang.

Pelaku yang mendobrak pintu berjalan sedikit dekat dengan Vanezz dan Ervan diikuti oleh beberapa orang di belakangnya, mereka saling melemparkan tatapan tajamnya.

"Aku tidak menyangka kau benar-benar datang Vanezz, ku pikir kamu tidak akan datang karena mungkin kamu tidak percaya."

"Jangan banyak bacot Lo jadi manusia, mana Revan? Gue sama Ervan sekarang udah datang jadi bebasin Revan sekarang!" Tuntut Vanezz, tangannya menunjuk wajah gadis di depannya yang menggunakan masker untuk menutupi wajahnya.

"Siapa Lo nyuruh gue?"

"LEPASIN ADEK GUE SEKARANG BAJINGAN!! LO GAK ADA HAK BUAT NYENTUH DIA!!."

Jujur saja, Vanezz jika tidak sedang menjaga image nya mungkin sudah loncat dari tempatnya karena tiba-tiba saja Ervan berteriak sangat kencang di sampingnya, bukan cuma Vanezz tapi semua yang ada diruangan ini juga kaget.

Gadis itu menggeram marah, "sekarang!!"

"Ap- hummpp! Hmpp!"

Bugh!!

Setelah gadis itu berteriak mulut Vanezz langsung saja dibekap dengan menggunakan sapu tangan yang pastinya sudah dikasih obat bius. Dan Ervan yang dari belakang dipukul dengan balok cukup kuat membuat kesadarannya mulai goyah.

"Cerewet sekali kalian berdua. Ikat mereka berdua, dia ikat saja dikursi dan dia ikat saja di tiang itu agar dia bisa melihat penyiksaan yang di alami dia!" Suruh nya pada bawahnya, mereka mengangguk patuh. Vanezz diikat di kursi dan Ervan diikat di tiang yang langsung berhadapan dengan Vanezz walaupun jarak keduanya sedikit berjauhan.

"Bagus! Habislah kalian berdua."

...

Dua mobil dan satu montor sudah berhenti di sebuah rumah yang  bersebelah dengan rumah terbengkalai yang di masuki oleh Vanezz dan Ervan, jaraknya lumayan berjauhan mungkin sekitar 5 rumah.

"Yakin Revan di sini?" Fika menatap rumah yang lumayan jauh dari pandangannya, rumah ini sedikit layak untuk dihuni. Ingat, hanya sedikit.

"Gue yakin seratus persen, jarak rumah ini sama yang ada disana memang berjauhan tapi yang pasti orang yang menculik Revan tidak mau berjauhan. Dan firasat gue mengatakan kalo Revan memang ada disini." Sahut Fara.

Posisinya mereka sedikit menjaga jarak dengan rumah yang menyekap Revan di dalamnya, mereka semua bersembunyi di balik pohon dan kendaraan mereka juga sedikit tersembunyi oleh semak-semak dan pohon yang menjulang tinggi.

Mereka menatap satu sama lain, lalu mengangguk. "Baiklah, gue sama Fahry yang bakal ngecek isi rumah itu." Ucap Fara

"Tapi kalian berdua harus berhati-hati, meskipun rumah itu terlihat sangat sepi dan tidak ada yang menjaganya, gue yakin rumah itu sudah dijaga dengan penjagaan yang sangat ketat." Ujar Adnan mengingatkan kepada dua temannya.

"hm gue tau, lagian gue juga gak bakal biarin Fara terluka."

Via dan Fika rolling eyes, tapi mereka juga tersenyum tipis mendengar ucapan Fahry barusan. "Yaudah, nanti kalo terjadi sesuatu Lo Fara, teriak sekencang-kencangnya biar kita semua dengar. Soalnya jarak kita sama rumah itu lumayan berjauhan."

"Iya Via, gue bakal ingat pesan Lo. Ayo Ry" Fahry mengangguk, mereka berdua meninggalkan para temannya di balik pohon. Tapi mereka pergi menuju rumah itu dengan mengendap endap di balik pepohonan dan semak-semak.

Obsesi Kepada Teman Sekelas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang