Bonus Chapter ~♡

14 1 0
                                    

Happy reading gess
.
.
.


Pagi ini Vanezz dan suaminya sedang bersantai di sofa, hari ini Ervan tidak berangkat ke kantornya karena istri cantiknya ini yang memintanya jadi Ervan menurut saja lagian Ervan punya tangan kanan kepercayaannya. Kepala Ervan ia taruh di paha Vanezz, sangat nyaman ditambah kepalanya yang selalu di usap lembut oleh sang istri.

Beberapa hari ini Ervan sedikit bingung karena Vanezz istri tercintanya ini selalu tidak mau makan, bahkan jika makan pun hanya sedikit. Tetapi hampir setiap pagi Vanezz selalu mual-mual. Ervan sudah mengajak Vanezz ke rumah sakit tetapi Vanezz malah menolaknya, dengan alasan mungkin dirinya cuma masuk angin.

Jadi yang bisa Ervan lakukan hanya bisa menurut jika dia memaksa takut Vanezz akan mendiaminya, kan gak mau dia tuh di diemin istri tersayangnya ini.

"Kemarin aku cerita sama bunda, dan bunda Ona kalau kamu akhir-akhir ini sering mual-mual. Terus kata mereka kamu hamil sayang." Ucap Ervan

"Eh? Iyakah? Kalau gitu kita coba cek ke dokter yuk, siapa tau aku emang beneran hamil. Pengen gendong anak yang lucu juga sih" balas Vanezz, dirinya sudah tersenyum lebar mengingat dia bisa menggendong anaknya, pasti sangat menggemaskan.

"Mau ke dokter sekarang?"

"Yaudah boleh deh, aku ganti baju dulu"

Ervan bangun dari rebahannya, Vanezz hendak berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Tetapi kedua pasutri ini terlonjak kaget mendengar pintu utama yang berada di rumah tamu terbuka dengan sangat keras mengakibatkan Ervan menatap tajam orang yang berani masuk ke rumahnya tanpa sopan, sedangkan Vanezz masih kaget dan terduduk di sebelah Ervan.

Tatapan tajam dari Ervan mulai berubah menjadi tatapan bingung, sementara Vanezz langsung menghampiri orang yang mendobrak pintu rumahnya dengan keras.

Itu Fara! Tetapi kenapa dia menangis?

"Astaga! Fara kenapa Lo nangis?! Fahry mana?! Anjir Lo kenapa Far? Yaampun" Vanezz langsung mendekap tubuh Fara yang bergetar hebat diiringi dengan tangisnya yang sesenggukan.

"V-vanezz.. hiks.. hiks.. hiks.. f-fahry hiks... Jahattt.. hiks.."

"Kenapa? Jangan nangis terus, kita duduk dulu."

Vanezz menuntun Fara menuju sofa yang diduduki oleh suaminya yang masih menunjukkan ekspresi bingungnya. Sesudah duduk Fara langsung mendekap kembali tubuh Vanezz dan menangis lagi, Vanezz hanya bisa mengelus punggung bergetar Fara. Ia akan membiarkan sahabatnya ini tenang dulu.

Masih setia memeluk Fara, Vanezz menoleh kearah Ervan menyuruhnya untuk mengambilkan air putih agar Fara bisa lebih tenang nantinya.

Sebenarnya Vanezz masih bingung dengan sahabatnya ini yang tiba-tiba nangis, apa yang dilakukan Fahry pada Fara?

"Sayang ini minumnya"

"Iya, taruh situ dulu. Kamu bisa kabarin sahabat aku nggak sayang? Buat datang kesini. Cuma sahabat aku aja, tapi kalo misal mereka kesini bawa pasangnya yaudah gapapa. Yang penting jangan sampai Fahry tau kalo istrinya ada disini, biar aku tanya sama Fara dulu apa yang sebenarnya terjadi" jelas Vanezz membuat Ervan mengangguk.

Setelah mengirim pesan di grup yang isinya hanya para sahabat Vanezz, Ervan kembali melihat kearah istrinya dimana dia masih memeluk Fara yang masih menangis, Ervan juga bingung sebenarnya sahabat istrinya ini kenapa?
Apa yang temannya ini lakukan sampai membuat istrinya menangis histeris.

Tak berselang lama kedua sahabat Vanezz datang dengan suami mereka tentunya. Via dan Fika langsung duduk di sebelah Fara dan Vanezz yang masih berpelukan, Ervan sudah duduk bersama ketiga temannya yang ada di sofa seberangnya.

Obsesi Kepada Teman Sekelas (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang