kelulusan (2)

2.4K 94 2
                                    

Seminggu lagi adalah hari dimana ata dan sahabatnya akan merayakan hari kelulusan mereka. Saat ini Ara sedang bekerja part time di caffe Amora yang dimana caffe itu adalah tempat ia bekerja dari dia jaman SMP. Ia bekerja keras supaya bisa membeli baju yang akan ia pakai di hari kelulusannya nanti.

Ia tidak menyangka bisa lulus sekolah dengan hasil kerja kerasnya sendiri, ia tidak pernah di biayai oleh ayahnya sejak ia SMP.

Berbeda dengan anak anak yang lain, di saat teman sebaya nya sedang bermain sedangkan dia harus bekerja untuk memenuhi semua kebutuhannya

Disisi lain saat ini Roni beserta teman temannya sedang berada di kantin kampus mereka.

"Lo gimana Ron sama flo, udah putus?" Tanya Paul

"Udah dari lama, masa Lo gak tau sih"ucap Roni

"Terus sekarang Lo udah punya cewek lagi atau gimana?" Tanya bang nayl

"Belum bang, males gue pacaran pengen langsung nikah aja"ucap Roni

"Wedehhh, udah gak sabar dia"ejek varro

"Emang Lo pengen nikah muda? Kalo nanti istri Lo larang buat jadi geng motor lagi gimana?" Tanya Dimas

"Ya enggak lah, gue cari yang emang ngedukung gue buat tetap jadi geng motor" jawab Roni

"Tapi emang ada ya yang mau sama Lo"ucap varro

"Ya adalah orang gue ganteng gini, cuma emang gue aja yang nolak kalo ada cewek yang confest ke gue"ucap Roni

"Enak ya jadi orang ganteng"ujar Dimas

Karena sudah jam 6 sore akhirnya Ara pun pulang. Saat sampai di rumah ternyata ayah dan kedua kakaknya sedang bercanda dan tertawa di ruang tamu

"Assalamualaikum ayah Kaka "sapa Ara

"Dari mana saja kamu? Sudah malam begini baru pulang"ujar ayah

"Ara dari caffe yah, habis kerja"jawab Ara

"Ohiya, ayah mau gak Minggu depan datang ke acara lulusan aku, ada undangan kok untuk orang tua"ucap Ara

"Saya sibuk" ucap ayah

"Sebentar aja yah, gak lama kok"ucap Ara

"Walaupun sebentar saya gak akan datang kesana karena saya bukan orang tua kamu"ucap ayah

"Terus nanti aku sama siapa ayah?" Tanya Ara

"Kamu bisa ajak bi Inah untuk temani kamu" ucap ayah

Ara tak lagi menjawab ucapan ayahnya bagaimana pun dia bicara, tetap saja ayah nya itu akan menolak

Ia langsung memasuki kamarnya ia tidak punya tenaga lagi untuk berdebat dengan ayah nya.

Seminggu kemudian

Hari yang di tunggu-tunggu telah tiba, dimana mereka akan mengadakan acara kelulusan mereka.

Semuanya datang menggunakan kebaya dan laki laki menggunakan kemeja batik.

Semua nya datang di dampingi dengan orang tua masing-masing tapi tidak dengan Ara, ia hanya datang seorang diri

"Ara, Lo datang sama siapa" tanya kalian sahabat Ara

"Gue sendiri kal, ayah lagi sibuk jadi gak bisa datang" ucap Ara

"Terus nanti yang nemenin Lo naik ke panggung siapa?" Tanya Aliya, juga sahabat Ara

"Ya gue sendiri, gapapa kok" ucap Ara

"Gimana kalo mama gue yang nemenin Lo naik? Gapapa kan ma?" Tanya kaluna pada mamanya

Ara memang sudah dekat dengan orang tua dari kedua teman nya, ia sudah di menganggap anak oleh orang tua sahabatnya.

"Gapapa nak, nanti mama temenin ya Ara, gapapa kok" ucap mama kaluna

"Gausah ma, takut ngerepotin nanti Ara sendiri aja, kan mama juga harus nemenin kaluna" ucap Ara tidak enak

"Nanti kaluna bisa di temenin papanya, gapapa kan nak kalo papa yang nemenin kamu"tanya mama kaluna

"Gapapa ma, nanti mama nemenin Ara aja" ucap kaluna

"Udah Ara gak ada penolakan lagi ya, nanti mama yang nemenin" ucap mama kaluna

Ara sangat bersyukur bisa mengenal kaluna dan Aliya yang sangat menyayangi bak saudara sendiri.

"Makasih ya ma, makasih kaluna. Maaf kalo Ara ngerepotin" ucap Ara yang hanya di jawab senyuman oleh kaluna dan mamanya

Acara pun di mulai, setiap siswa dan siswi di panggil dan naik ke atas panggung untuk dipapaikan medali dan di sertai dengan orang tua.

Ara sempat meneteskan air matanya saat melihat siswa yang lain naik dengan di temani oleh ayah dan ibunya sedangkan ia tidak ada yang menemaninya. Untung saja ada ibu kaluna yang berbaik hati mau menemani dirinya nanti.

"Makasih ya ma tadi udah mau nemenin Ara, aku seneng banget berasa punya orang tua" ucap Ara

"Sama sama nak, kamu kan emang udah mama anggap anak sendiri jadi jangan sungkan ya" ucap mama kaluna

Acara pun selesai kini semuanya kembali ke rumah masing-masing. Saat Ara sampai di rumah ia melihat ayahnya yang sedang bersantai seorang diri

Ternyata ayahnya itu hanya berbohong bahwa tidak bisa menemaninya, memang faktanya bahwa ayahnya memang tidak mau

Ia hanya melewati ayahnya tanpa melihat dan berbicara kepada ayahnya, hingga ayahnya memanggil namanya.

"Sudah pulang kamu?" Tanya ayah

"Iya yah, aku ke kamar ya ayah aku capek" ucap Ara

"Kamu duduk dulu di sini saya mau bicara" ucap ayah

Ara pun menurut ia duduk di sofa kosong tepat di hadapan ayahnya

"Ada apa yah?" Tanya Ara

"Karena kamu sudah lulus jadi ayah mau jodohkan kamu dengan anak teman saya. Saya sudah tidak mau mengurus kamu lagi" ucap ayah

"Tapi yah, Ara kan masih mudah banget gak mungkin Ara nikah sekarang" ucap Ara

"Kenapa tidak? Kamu bisa menjadi ibu rumah tangga nantinya. Dan perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, saya juga gak sudih mau biayai kamu fasilitas untuk tinggal disini" ucap ayah

"Tapi yah, Ara gak kenal sama cowok yang mau ayah jodohin sama aku. Aku gak mau yah" ucap Ara

"Sudah, saya tidak mau menerima penolakan lagi, besok atau lusa kita ketemu sama keluarga dari calon suami kamu"ucap ayah langsung meninggal Ara seorang diri

Ara merasa hancur mendengar apa yang di sampaikan oleh ayahnya. Ia tidak kenal sama sekali dengan lelaki yang akan di jodohkan dengannya.

Entah lelaki itu baik atau tidak, ia sudah tidak mau menderita lagi sudah cukup penderitaan nya selama ini, saat ia sudah menjadi seorang istri nanti ia tidak tau akan di perlakukan seperti apa oleh suaminya.

'kenapa harus Ara ya Allah, selama ini Ara sudah menderita. Kenapa Ara harus mengalami ini lagi, tolong biarin ara bahagia ya Allah' batin Ara



Little girls suffering Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang